Profil & 'Dosa-dosa' Mossad, Dinas Rahasia Intelijen Israel yang Gagal Deteksi Serangan Pejuang Palestina
Para pejuang Palestina berhasil menyerang Israel. Akibatnya, ratusan tentara dan warga Israel tewas.
Keberhasilan para pejuang Palestina menyerang Israel dinilai menjadi sebuah bukti kegagalan Mossad.
Profil & 'Dosa-dosa' Mossad, Dinas Rahasia Intelijen Israel yang Gagal Deteksi Serangan Pejuang Palestina
Serangan para pejuang Hamas, Palestina, ke Israel sukses membuat negara bintang daud itu kalang kabut.
Selain ribuan roket diluncurkan ke wilayah Israel, para pejuang Palestina merangsek masuk ke wilayah Israel melalui darat dan udara, Sabtu (7/10/2023).
Mereka berhasil menerobos pagar kawat dan tembok tinggi yang dibangun Israel di dekat Gaza. Akibatnya, ratusan tentara dan warga Israel tewas.
- Pertanyaan Polos Gadis Kecil Palestina Dibom Israel: Paman Apakah ini Nyata atau Mimpi?
- Ini Tampang 2 Pengkhianat Jadi Mata-mata Israel yang Dihukum Mati Pejuang Palestina
- VIDEO: Israel Akui Intel Mossad 'Kalah', Hamas Palestina Sukses Masuk Pemukiman Tembakan 5.000 Rudal
- VIDEO: Israel Akui Intel Mossad 'Kalah', Hamas Palestina Sukses Masuk Pemukiman Tembakan 5.000 Rudal
Mossad, dinas rahasia intelijen Israel pun dinilai gagal mendeteksi serangan para pejuang Hamas, Palestina. Ini disebut-sebut sebagai salah satu kegagalan terbesar dari Mossad.
Lantas bagaimana profil Mossad, dinas rahasia intelijen Israel yang saat ini dipimpin oleh David Barnea itu?
Mossad adalah salah satu entitas utama dalam Komunitas Intelijen Israel, bersama dengan Aman (intelijen militer) dan Shin Bet (keamanan internal).
Lembaga ini bertanggung jawab untuk intelijen, misi penyamaran, dan kontra teroris.
Dilansir dari website resmi Mossad, mossad.gov.il, Mossad didirikan segera setelah berdirinya negara Israel. Saat itu
Perdana Menteri Israel David Ben Gurion mengakui bahwa kerangka kerja nasional harus ditetapkan untuk badan intelijen yang sudah beroperasi sebelum berdirinya negara tersebut.
Saat itu dibentuk tiga kerangka kerja terpisah yakni; Badan intelijen militer (kemudian IDI), badan keamanan dalam negeri (kemudian ISA), dan badan intelijen yang beroperasi di luar negeri (kemudian Mossad).
Rencana ini dilaksanakan secara bertahap. Pada tanggal 30 Juni 1948, Markas Besar Layanan Informasi Haganah, Shai, dibubarkan, dan badan intelijen Negara Israel didirikan.
Pada Juli 1949, Reuven Shiloah, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Israel dan pejabat senior di departemen politik, mengusulkan pembentukan lembaga pusat untuk mengoordinasikan kegiatan intelijen.
Ben Gurion menyetujui proposal tersebut, dan pada 13 Desember 1949, dia mengumumkan pembentukan badan tersebut di bawah Reuven Shiloah. Tanggal ini tercatat dalam sejarah sebagai tanggal berdirinya Mossad yang kemudian menjadi Institut Intelijen dan Operasi Khusus.
Entitas ini, yang dikenal sebagai Reshut, adalah badan utama Mossad pada tahun-tahun awalnya, dan kemudian menjadi Divisi Tzomet, yang mengkhususkan diri dalam perekrutan dan penanganan agen.
Tanggungjawab Mossad
Mossad berupaya mewujudkan tujuannya dengan mengumpulkan informasi menggunakan metode seperti perekrutan dan penanganan sumber (HUMINT), pengumpulan dari sumber komunikasi (SIGINT), aktivitas dunia maya, dan operasi di seluruh dunia.
Mossad bekerja sama dengan semua badan keamanan dan intelijen Israel, dan telah mengembangkan hubungan intelijen dengan badan intelijen lainnya selama bertahun-tahun, sebagaimana lazim di dunia intelijen.
Kantor Pusat dan 'Dosa-dosa' Mossad
Mossad berkantor pusat di Tel Aviv. Pada 1980-an, personilnya diperkirakan berjumlah 1500–2000 orang.
Secara tradisional, direkturnya dirahasiakan, tetapi pada Maret 1996, pemerintah Israel mengumumkan pada publik MayJen Danny Yatom sebagai direktur menggantikan Shabtai Shavit yang dipecat awal 1996.
Dilansir dari berbagai sumber, sepanjang 1970-an, Mossad membunuh anggota PLO yang terlibat peristiwa September Hitam yang menewaskan sejumlah atlet Israel pada Olimpiade di München, Jerman.
Mossad juga menghancurkan kantor PLO di Tunis, Tunisia pada April 1988, dan membunuh salah satu pejabat pentingnya Abu Jihad.
Pada Maret 1990, agen Mossad membunuh seorang ilmuwan Kanada, Gerald Bull, yang merancang senjata super untuk Irak. Ia dibunuh di apartemennya di Brussel, Belgia. Pembunuhan ini sukses menghentikan proyek pembuatan senjata itu.
Meski begitu, dinas intelijen yang dinilai menjadi salah satu paling sukses di dunia juga pernah beberapa kali melakukan kesalahan besar.
Mereka pernah membunuh orang secara tidak sengaja yaitu, Ahmed Bouchiki di Lillehammer Norwegia pada tahun 1973 yang dikira Ali Hassan Salameh, salah seorang aktivis Palestina yang memimpin Gerakan September Hitam dan menculik serta membunuh kontingen Olimpiade Israel di München pada tahun 1972.
Selain itu, yang paling fatal dan memalukan ialah kegagalannya mencegah pembunuhan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin.
Para agennya kecolongan saat warga Yahudi Ortodoks, Yigal Amir membawa senjata dan menembak Rabin. Hal ini memaksa pemerintahan Israel memecat direktur Mossad, Shabtai Shavit dan digantikan Danny Yatom.