Prosesi Pernikahan Adat Jawa Beserta Makna di Tiap Ritualnya, Bisa Jadi Referensi
Prosesi pernikahan adat Jawa beserta maknanya di setiap ritual.
Indonesia dikenal memiliki beragam jenis budaya. Dalam proses pernikahan sekali pun juga ada berbagai macam budaya dan upacara adat. Salah satu upacara adat yang banyak digunakan adalah pernikahan adat Jawa. Rangkaian prosesi adat yang sudah diturunkan secara turun temurun ini memiliki beragam makna di balik setiap prosesinya.
Rangkaian prosesi adat Jawa ini juga umumnya dilakukan secara urut mengikuti rangkaian tata caranya. Rangkaian tata cara upacara pernikahan adat Jawa terbagi menjadi dua prosesi besar yaitu prosesi hajatan dan prosesi panggih. Kedua prosesi ini masing-masing memiliki sub-prosesi yang berisikan rangkaian ritual adat dengan penuh makna.
-
Apa yang dimaksud dengan tradisi "piring terbang" di pernikahan adat Jawa? Dalam acara resepsi pernikahan adat Jawa, ada sebuah tradisi yang dikenal dengan istilah “piring terbang”.
-
Bagaimana cara pelaksanaan tradisi "piring terbang" di pernikahan adat Jawa? Seluruh hidangan tidak diberikan pada tamu secara sekaligus. Namun, memiliki urutan tertentu. Beberapa daerah membaginya dengan hidangan pembuka dan makanan berat. Tujuannya adalah agar para tamu bisa menikmati hidangan satu per satu.
-
Bagaimana tradisi Jawa mempengaruhi pernikahan anak kedua dan ketiga? Pernikahan antara anak kedua dan anak ketiga juga melibatkan peninggalan budaya dan tradisi Jawa yang kaya. Mulai dari prosesi adat pernikahan hingga pesta pernikahan yang meriah, semua memiliki nuansa yang khusus dan makin memperkaya pernikahan ini dengan nilai-nilai tradisional.
-
Bagaimana cara menentukan hari baik pernikahan menurut tradisi Jawa? Pemilihan hari pernikahan berdasarkan weton atau kalender Jawa sangat penting. Hari yang dipilih harus dianggap baik agar pernikahan berjalan lancar dan pasangan mendapatkan keberuntungan. Ahli nujum atau sesepuh biasanya dilibatkan dalam menentukan hari baik ini.
-
Apa arti dari Kembar Mayang dalam pernikahan adat Jawa? Kembar Mayang adalah simbol hiasan pernikahan yang memiliki arti filosofis dalam adat Jawa. Kembar Mayang terbuat dari bahan-bahan seperti bunga, daun, dan kain, yang disusun secara simetris untuk menggambarkan kesetaraan dan keselarasan antara dua insan yang akan menikah.
-
Apa yang dianggap sebagai bukti keperjakaan secara tradisional? Keperjakaan dan keperawanan telah lama menjadi konstruksi sosial dan budaya yang memengaruhi pandangan masyarakat terhadap kesehatan seksual. Namun, apakah benar ada cara ilmiah untuk membuktikan keperjakaan seorang pria? Mari kita eksplorasi lebih dalam tentang mitos dan realitas seputar hal ini. Mitos Seputar Keperjakaan Laki-Laki, Apakah Bisa Dibuktikan Secara Ilmiah? Apa Itu Keperjakaan? Sebelum membahas mitos seputar keperjakaan, kita perlu memahami apa itu keperjakaan. Keperjakaan bukanlah kondisi medis, melainkan suatu konsep sosial dan budaya. Seorang pria dianggap perjaka jika ia belum pernah melakukan hubungan seksual.
Bagi sebagian masyarakat tentu sudah tidak asing dengan rangkaian prosesi adat Jawa. Namun ada pula yang masih belum mengerti ataupun asing dengan setiap runtutan prosesinya.
Melansir dari laman bridestory, Jumat (15/7), berikut prosesi pernikahan adat Jawa beserta maknanya di setiap ritual.
Prosesi Hajatan
Prosesi hajatan sebagai prosesi persiapan dalam menyambut hari pernikahan. Biasanya prosesi hajatan dilangsungkan dengan harapan calon pengantin dan seluruh keluarga besar dijauhkan dari segala halangan. Selain itu juga bertujuan agar seluruh acara berjalan dengan lancar.
Adapun prosesi hajatan adalah sebagai berikut:
1. Pasang Tarub dan Tratag
Tarub merupakan hiasan dari daun kelapa muda atau janur. Sedangkan, tratag adalah dekorasi tenda. Pemasangan tarub dan tratag ini menandakan keluarga tengah mengadakan acara hajatan mantu. Selain itu juga terdapat janur kuning melengkung sebagai pengharapan kemakmuran dan berkah bagi kedua mempelai. Di mana seperti meminta cahaya kepada Yang Maha Kuasa. Biasanya tarub dan tratag akan dipanjang sebagai hiasan pintu masuk.
2. Kembar Mayang
Kembar mayang merupakan ornamen yang dibentuk dari rangkaian akar, batang, daun, bunga dan buah. Biasanya daun-daun beraneka ragam ini akan ditekuk ke sebuah batang pisang. Sehingga nantinya akan menyerupai bentuk gunung, keris, belalang, burung, cambuk hingga payung. Kembar mayang juga dipercaya mampu memberikan motivasi dan kebijaksanaan bagi kedua mempelai untuk menjalami kehidupan baru dalam berumah tangga.
3. Pasang Tuwuhan
Tuwuhan yang memiliki arti tumbuh-tumbuhan ini diletakkan di tempat siraman. Kalian juga bisa menambahkan buah-buahan seperti setandan pisang di masing-masing sisi. Hal ini dilakukan sebagai harapan agar sang pengantin kelak bisa cepat mendapat buah hati.
4. Siraman
Secara harafiah, siraman memiliki arti mandi dengan air. Pada ritual ini, nantinya ada tujuh orang yang akan menyiramkan air ke sang pengantin. Kemudian sang ayah mempelai wanita akan menyelesaikan ritual yang dilambangkan sebagai pembersihan diri sebelum nantinya menjalankan ritual selanjutnya yang lebih sakral. Selain itu, sang ayah juga akan menggendong mempelai wanita menuju kamar pengantinnya.
5. Adol dawet
Kedua orang tua kemudian akan menyelenggarakan acara menjual dawet sebagai hidangan kepada para tamu undangan. Akan tetapi, penjualan dawet ini tidak dibayar dengan uang biasa. Melainkan menggunakan kreweng atau pecahan tembikar dari tanah liat. Di mana sebagai tanda pokok kehidupan berasal dari bumi. Pada ritual ini, sang ibu akan melayani para pembeli, semnetara sang ayah akan memayungi sang ibu. Arti dari ritual adol dawet ini adalah untuk memberikan contoh kepada anak-anaknya di kemudian hari bahwa mereka harus saling bergotong royong dalam membina rumah tangga.
Selain ke lima ritual di atas, terdapat bebrapa rangkaian prosesi hajatan selanjutnya yang dilakukan. Berikut daftarnya:
6. Potong tumpeng
7. Dulangan pungkasan
8. Tanam rambut dan lepas ayam
9. Midodareni
Prosesi Puncak
Di hari berikutnya akan memasuki prosesi puncak. Prosesi ini marupakan inti acara dari keseluruhan rangkaian yang dijalankan. Pada prosesi puncak inilah kedua mempelai pengantin akan melangsungkan ucapara pernikahan dan resepsi pernikahan. Tentu saja terdapat berbagai macam ritual yang bertujuan untuk kebahagiaan hidup baru dalam menjalami rumah tangga barunya.
1. Upacara Pernikahan
Upacara ini berlangsung saat kedua mempelai bersumpah di hadapan penghulu, orang tua, wali dan para tamu undangan untuk meresmikan pernikahan secara keagamaan.
2. Upacara Panggih
Upacara panggih atau temu manten adalah ritual bertemunya mempelai pengantin dalam bahasa Jawa. Di mana kedua pengantin yang sudah resmi menikah ini akhirnya bertemu sebagai sepasang suami dan istri. Pada proses ini terdapat beberapa ritual berupa:
©2019 Merdeka.com/Pixabay
a. Balangan gantal
Dalam proses ini, kedua pasangan pengantin akan saling melempar gantal atau sirih yang diikat oleh benang putih. Pengantin pria melemparkan gantal ke dada pengantin wanita sebagai tanda Ia sudah mengambil hati sang kekasih. Sedangkan, pengantin wanita akan menujukan gantal ke lutut sang pria sebagai tanda bakti kepada suami.
b. Ngidak tagan atau nincak endog
Ini merupakan ritual menginjak sebutir telur ayam mentah oleh mempelai pria. Ritual ini dilaksanakan sebagai harapan akan mendapatkan keturunan karena keduanya telah bersatu. Sang istri selanjutnya akan membasuh kaki suaminya sebagai tanda kasih sayangnya.
c. Sinduran
Pada ritual ini, kedua mempelai akan dibalut oleh kain sindur sembari diantar menuju pelaminan oleh ayah sang mempelai wanita. Kain sindur berwarna merah dan putih diharapkan akan memberikan keberanian bagi kedua pengantin. Dengan tujuan agar keduanya menjalani pernikahan dengan semangat dan penuh gairah.
d. Bobot timbang
Setelah kedua pengantin duduk di kursi pelaminan, akan dilangsungkan ritual menimbang anak sendiri dan anak menantu oleh ayah pengantin wanita. Ritual ini dilakukan dengan cara memangku kedua mempelai. Ibu pengantin kemudian akan naik ke atas panggung untuk menanyakan kepada sang ayah siapa yang lebih berat di antara kedua mempelai. Sang ayah kemudian akan menjawab jika keduanya sama beratnya. Hal ini diharapkan agar kedua anak mengetahui jika tidak ada perbedaan kasih sayang untuk mereka.
e. Minum rujak degan
Rujak degan secara harfiah adalah minuman yang terbuat dari serutan kelapa muda. Tradisi minum air kelapa ini dilakukan secara bergilir dalam satu gelas untuk satu keluarga. Mulai dari sang bapak untuk diteruskan kepada sang ibu hingga diberikan kepada kedua pasang pengantin. Air kelapa ini dilambangkan sebagai air suci yang mampu membersihkan rohani seluruh anggota keluarga.
f. Kacar kucur
Ritual ini dilakukan oleh pengantin pria yang mengucurkan uang logam beserta kebutuhan pokok berupa beras dan biji-bijian kepada sang istri. Hal ini sebagai simbol bahwa Ia akan bertanggung jawab dalam memberikan nafkah kepada keluarga.
g. Dulangan
Ritual ini sesuai dengan namanya yang berarti saling menyuapi. Di mana kedua mempelai saling menyuapi sebanyak tiga kali. Hal ini sebagai simbol bahwa kedua pasangan akan selalu menolong satu sama lain dan saling memadu kasih hingga tua.
h. Sungkeman
Seluruh prosesi upacara pernikahan adat Jawa kemudian akan diakhiri dengan acara sungkeman. Ritual ini dilakukan dengan berlutut di depan kedua orang tua masing-masing mempelai. Tujuannya adalah sebagai bentuk penghormatan karena sudah membesarkan mereka hingga akhirnya dapat menjalani kehidupan baru bersama pasangan.