Reaksi Keras Muhammadiyah Laskar FPI Tewas Ditembak Polisi, Tuntut Jokowi Lakukan Ini
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Busyro Muqoddas, menuntut Presiden Joko Widodo untuk tegas mengungkap peristiwa penembakan 6 laskar FPI.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Busyro Muqoddas, menuntut Presiden Joko Widodo untuk segera membentuk tim independen guna mengungkap peristiwa yang menewaskan 6 anggota laskar Front Pembela Islam (FPI).
Hal tersebut, disampaikan dalam konferensi pers virtual yang dibagikan oleh Instagram resmi @tvmuhammadiyah, pada Selasa (9/12) kemarin. Dalam video yang dibagikan, Busyro mendesak Presiden selaku pemegang wewenang tertinggi, untuk tidak mengambil sikap yang minimalis atau formalistik.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Siapa yang meminta tanda tangan Presiden Jokowi? Pasangan artis Vino G Bastian dan Marsha Timothy kerap disebut sebagai orang tua idaman. Pasalnya demi impian sang anak, Jizzy Pearl Bastian, pasangan orang tua ini rela melakukan segala cara.
Melainkan, meminta Presiden untuk bersikap tegas dalam mengkaji masalah ini secara objektif berdasarkan fakta yang ada. Berikut informasi selengkapnya:
Peristiwa Penembakan
Kasus penembakan yang menewaskan 6 anggota laskar FPI menjadi sorotan berbagai pihak. Insiden penembakan itu disebut terjadi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 50 pada Senin (7/12) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB.
Polisi menembak mati enam orang yang melakukan pengawalan terhadap pimpinan FPI Muhammad Rizieq Syihab. Polisi menyebut, penembakan dilakukan setelah polisi diserang saat melakukan penyelidikan pengerahan massa saat pemeriksaan Rizieq terkait kasus kerumunan di Petamburan.
FPI Bantah Ada Baku Tembak
Sementara itu, Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman, membantah terjadi penyerangan oleh anggota laskar FPI kepada anggota polisi di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 pada Senin (7/12) dini hari. Munarman menjelaskan kronologi dari sisi FPI. Ketika itu, rombongan mobil yang membawa pimpinan FPI Rizieq Shihab tengah dikawal dengan empat mobil oleh anggota laskar FPI. Rombongan disebut diikuti sejak keluar dari Sentul.
Munarman mengatakan, pihak penguntit tidak bisa diidentifikasi karena tidak mengenakan seragam. Mereka berusaha menyetop rombongan Rizieq. Laskar yang mengawal pun bereaksi. Munarman membantah laskar FPI menyerang dengan senjata api. Ia mengatakan, hal itu merupakan fitnah yang disampaikan kepolisian. Menurutnya, anggota laskar tidak pernah dibekali senjata api atau senjata tajam.
"Para pengawal tentu saya bereaksi untuk melindungi IB HRS (Habib Rizieq Syihab) itu reaksi normal karena memang bertugas untuk mengawal. Reaksi normal. Kalau betul, coba itu dicek senpinya, nomor register senpinya, pelurunya itu tercatat. Cek saja, silakan dicek, pasti bukan punya kami. Karena kami tidak punya akses terhadap senpi dan tidak mungkin membeli dari pasar gelap. Jadi bohong, bohong sama sekali," kata Munarman.
Lebih lanjut, Munarman menduga jika anggota laskar itu dibunuh di tempat lain. Ia mengatakan, di lokasi di jalan tol itu tidak ada jenazah laskar yang disebut polisi ditembak di tempat.
"Kalau sejak awal tembak menembak berarti dia tewasnya di tempat. Semalam saya sendiri sampai jam 3 sudah ngecek dengan teman-teman di lapangan tidak ada jenazah di situ, tidak ada keramaian di situ, yang ada justru petugas aparat setempat yang ada di lokasi yang diperkirakan pintu tol Karawang Timur," kata Munarman.
Setelah itu, salah satu laskar, kata Munarman, mengirimkan pesan suara rintihan dari anggota yang ditembak. Kemudian, telepon genggam enam orang laskar itu tidak bisa dihubungi.
"Kita sudah cari dari pagi siang sebelum pengumuman dari pihak polda kita sudah cari kemana-kemana. Ke RS kita cari, ke kantor polisi kita cari karena kita anggapnya itu orang hilang," kata dia.
Saat ini, 6 jenazah anggota laskar FPI itu dikatakan berada di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Menurut Munarman, identitas korban itu adalah Fais, Ambon, Andi, Reza, Lutfi dan Khadafi.
Keterangan Versi Polisi
Sementara itu, pihak Polisi mengungkapkan jika sebelum peristiwa penembakan terhadap 6 anggota FPI, terlebih dahulu terjadi bentrok antara anggota Polda Metro Jaya dan pengikut pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Syihab di Jalan Tol Jakarta-Cikampek Kilometer 50 pada Senin (7/12) dini hari.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran menjelaskan kronologi kejadian bentrok tersebut. Dia mengatakan, kejadian itu berawal ketika anggota Polda Metro Jaya menelusuri kabar pihak mengkoordinir massa Rizieq sekitar pukul pukul 00.30 WIB di Jalan Tol Jakarta Cikampek, KM 50.
Menurut dia, informasi pengerahan massa itu didapat polisi dari pelbagai sumber termasuk pesan di grup percakapan WhatsApp. Namun saat itu terjadi penyerangan terhadap enam anggota Polda Metro Jaya yang menelusuri informasi tersebut.
Fadil menuturkan, polisi kemudian bertemu dengan salah satu kendaraan di ruas jalan tol. Ketika anggota Polda Metro Jaya membuntuti, mobil itu mempepet dan melakukan penyerangan menggunakan senjata api dan senjata tajam. Kepolisian pun melepaskan tembakan. Enam orang meninggal dunia lokasi kejadian. Sementara empat orang lainnya kabur.
"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang kemudian melakukan tegas dan terukur sehingga terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS yang berjumlah 10 orang ada enam orang yang meninggal dunia," ungkap Fadil.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Mengecam Penembakan Hingga Tewas
Tewasnya 6 anggota laskar FPI itu pun menuai beragam sorotan dan pertanyaan dari publik. Sebab, dari kedua belah pihak yang terlibat memberikan keterangan yang berbeda. Terlepas dari benar atau salah, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Busyro Muqoddas tetap menyesalkan terjadinya peristiwa yang mengakibatkan tewasnya 6 laskar FPI.
"Untuk pertama-tama Pimpinan Pusat Muhammadiyah, tidak hanya menyesalkan namun mengutuk terjadinya kekerasan apalagi jika itu dilakukan oleh aparat yang punya kuasa. Demikianpun juga apabila itu dilakukan oleh pihak-pihak lain," kata Busyro, dalam konferensi pers virtual, dilansir dari Instagram @tvmuhammadiyah.
Instagram/@tvmuhammadiyah ©2020 Merdeka.com
Menurutnya, peristiwa ini perlu dijadikan sebagai koreksi fundamental bagi negara. Sebab, menurutnya negara memiliki kewajiban untuk melindungi rakyatnya sesuai yang tertulis dalam UUD 1945.
"Oleh karena itulah terhadap peristiwa ini, kami menghimbau, memberikan rasa keprihatinan untuk bagaimana peristiwa ini menjadi bahan koreksi yang fundamental, koreksi total untuk kesekian kalinya terutama bagi negara," tambahnya.
Meminta Polisi Mengungkap Peristiwa Ini dengan Jujur
Instagram/@tvmuhammadiyah ©2020 Merdeka.com
Lebih lanjut, Busyro meminta kepada pihak kepolisian untuk menunjukkan kejujuran dan profesionalitasnya dalam mengungkap kasus ini.
"Oleh karena itu diminta dengan sangat peristiwa ini menjadi pelajaran untuk yang kesekian kalinya, jangan sampai kemudian terulang atau diulang lagi. Tentu kepada aparat kepolisian kita meminta dan kita tuntut untuk menunjukkan kejujuran dan profesionalitasnya," ungkapnya.
Tuntutan Kepada Presiden Joko Widodo
Tak hanya itu, Busyro juga menuntut Presiden Joko Widodo selalu Pimpinan tertinggi dari TNI dan Polri, untuk membentuk tim independen yang melibatkan berbagai pihak dan lapisan masyarakat dalam mengungkap peristiwa tersebut.
Instagram/@tvmuhammadiyah ©2020 Merdeka.com
"Dan untuk presiden selaku Panglima tertinggi TNI dan Polri, juga kami mendesak terhadap peristiwa ini bukan saja diambil sikap yang minimalis atau formalistik. Tapi, dibentuk satu tim yaitu tim independen yang terdiri dari sejumlah pihak. Ada lembaga negara misal komnas HAM ada lembaga yang lain yang terkait dengan persoalan yang sudah terjadi, dan unsur masyarakat yang memiliki kompetensi dan track record untuk menelaah mengkaji masalah ini secara objektif berdasarka fakta tidak ada yang disembunyikan," kata Busyro.
Menurutnya, dibentuknya tim independen merupakan hal yang sagat penting di situasi saat ini. Sebab, dengan melibatkan berbagai pihak diharapkan akan ada proses penyelidikan yang balance dan tidak sepihak.
"Tim independen ini penting, karena kita hidup di negara yang menganut sisi demokrasi yang mengandung moralitas demokrasi yang dijiwai oleh Pancasila dan komitmen rakyat yang begitu kuat moralitasnya, itu menuntut ada proses yang balance yang tidak sepihak proses yang menunjukkan keterbukaan, kejujuran, dan akuntabilitas. Oleh karena itu pimpinan pusat Muhammadiyah sangat mendesak dibentuknya tim independen tersebut," pungkasnya.