Sosok Panglima TNI Termuda, Dilantik saat Usianya Baru 29 Tahun
Indonesia pernah memiliki seorang Panglima TNI termuda yang menjabat saat masih berusia 19 tahun, ia adalah Jenderal besar TNI (Anumerta) Raden Soedirman.
Indonesia pernah memiliki seorang Panglima TNI termuda yang menjabat saat masih berusia 19 tahun, ia adalah Jenderal besar TNI (Anumerta) Raden Soedirman.
Sosok Panglima TNI Termuda, Dilantik saat Usianya Baru 29 Tahun
Dalam waktu dekat, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono akan pensiun dan diganti oleh Kasad Agus Subiyanto.
Sejauh ini, jabatan Panglima TNI seringkali diisi perwira tinggi TNI yang sudah berusia lanjut.
Namun, saat Indonesia baru merdeka, ada seorang Panglima TNI yang masih berusia sangat muda. Saat dia diberi amanat untuk memegang tampuk kepemimpinan tertinggi TNI masih berusia 29 tahun.
Panglima tersebut bahkan mendapatkan pangkat bintang 5 dan sampai sekarang namanya masih dikenang sebagai seorang pahlawan nasional berkat perjuangannya. Simak ulasannya sebagai berikut.
Jenderal Soedirman Panglima TNI Termuda Indonesia
Jenderal Besar TNI (Anumerta) Raden Soedirman adalah seorang Panglima TNI pertama Indonesia. Ia lahir di Purbalingga pada 24 Januari 1916 dan dilantik sebagai Panglima besar TKR (Tentara Keamanan Rakyat) pada 12 November 1945.
Dari data tersebut, mengatakan bahwa Jenderal Soedirman sudah menjabat sebagai Panglima sejak usia 29 tahun. Hal itu menobatkan dirinya sebagai Panglima termuda Indonesia.
Selain itu, Jenderal Soedirman adalah salah satu di antara tiga tentara yang mendapatkan bintang 5. Namanya kini digunakan dalam berbagai jalan di Indonesia untuk mengabadikan jasa-jasanya sebagai pahlawan bangsa.
Jenderal Soedirman wafat pada 29 Januari 1950 saat usianya baru menginjak 34 tahun karena mengidap penyakit TBC. Dia pensiun kemudian pindah ke Magelang. Jenderal Soedirman dimakamkan di taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.
Perang Gerilya Jenderal Soedirman
Jenderal Soedirman memiliki peran besar dalam perjuangan kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Meskipun ia sempat mengalami sakit yang kemudian menyebabkan kematian, ia pernah berjuang sekuat tenaga saat Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta.
Jenderal Soedirman bersama dengan kelompok kecil tentara serta dokter pribadinya melakukan perjalanan ke arah selatan dan melakukan perlawanan gerilya selama tujuh bulan.
Jenderal Soedirman berhasil kabur dan mendirikan sebuah markas di dekat Gunung Lawu. Dari tempat tersebut, Jenderal Soedirman mampu mengomandoi kegiatan militer yang ada di Pulau Jawa, termasuk Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta.