Tajir Melintir, Begini Cerita Asal Mulanya Umuh Muchtar Eks Manager Persib Bandung Jadi Juragan Tanah
Dikenal sebagai Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar ternyata sukses jadi juragan tanah. Begini kisahnya.
Dikenal sebagai Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar ternyata sukses jadi juragan tanah. Begini kisahnya.
Tajir Melintir, Begini Cerita Asal Mulanya Umuh Muchtar Eks Manager Persib Bandung Jadi Juragan Tanah
Umuh Muchtar menjadi tokoh penting di Persib Bandung.
Selain sebagai Manajer, pria yang akrab disapa Wak Haji tersebut kini menjabat sebagai Komisaris di PT Persib Bandung Bermartabat (PBB).
Meski dikenal sebagai pengurus Persib, Umuh Muchtar ternyata memiliki latar belakang pekerjaan yang jauh dari dunia sepak bola.
- AHY Bicara Kasus Pemalsuan Akta Tanah Dago Elos Bandung Dilakukan Muller Bersaudara, Kerugian Rp3,6 Triliun
- Dikenal Tajir Melintir, Bos Persib Bandung Umuh Muchtar Berbagi Rezeki ke Tukang Becak
- Dikenal Tajir Melintir, Bos Jalan Tol Jusuf Hamka Tahun Baru Jalan-jalan ke Kota Hujan Pulangnya Bawa Opak
- Jadi Tersangka, Begini Modus Jubir Timnas AMIN Indra Charismiadji Diduga Gelapkan Pajak Rp1,1 M
Bahkan ia pernah bekerja sebagai karyawan swasta hingga banting setir sebagai tuan tanah.
Kisahnya tersebut yang membawa Umuh kini menjadi salah satu orang 'tajir' di Jawa Barat.
Seperti apa kisah seorang Umuh Muchtar? Melansir dari kanal YouTube Krisna Euy, Selasa (18/6) berikut informasi selengkapnya.
Bekerja di Perusahaan Belanda
Kepopuleran Umuh Muchtar tak lain karena berkat perannya sebagai pengurus di Persib Bandung.Meski lama berkecimpung di dunia sepak bola, Umuh ternyata memulai karier pekerjaan sebagai seorang karyawan di perusahaan Belanda PT Philips.
"Saya bekerja di salah satu perusahaan Belanda, PT Philips. Perusahaan Belanda itu namanya Philips Ralin di Bandung. Pabrik TV, radio. Di situ saya di salah satu bagian pendistribusian bahan-bahan yang akan diproduksi gudang," ungkap Umuh kepada konten kreator Krisna Euy.
Karienya sebagai karyawan di perusahaan Belanda itu berakhir pada 1985 karena perusahaan tempatnya bekerja mengalami gulung tikar.
Namun ia memiliki modal lebih karena usaha jual beli tanah sejak masih bekerja di Philips.
"Akhirnya di tahun 1982 itu bangkrut. 1985 ditutup. Saya tidak tahu mengapa beku dan tidak laku."
"Tapi saya selama bekerja mengkavlingkan tanah," tambahnya.
Juragan Tanah Sukses
Umuh mengaku bahwa usahanya itu bermula dari orang tuanya yang memasrahkan uang ganti proyek kepada dirinya.
Karena kegigihan dan kejeliannya melihat kesempatan, ia pun mulai mengembangkan tanahnya untuk dijadikan kavling.
"Awalnya punya orang tua tahun 1973 itu tanahnya kena proyek kali. Saya berangkat Haji menunaikan ibadah haji."
"Kemudian uang penggadaian, saya 7 bersaudara kakak saya yang paling gede laki, paling akhir pun laki-laki. Tapi orang tua menitipkan uang di saya, terus sisanya kan ada jalan itu saya kavlingkan. Terus akhirnya tetangga ada yang jual 1-2 hektare saya beli. Seperti ngejual kacang goreng," lanjutnya.
Umuh paham bahwa pada saat itu tidak banyak orang yang melakukan bisnis tanah. Ia pun langsung membuat kavling setiap usai melakukan transaksi dengan penjual.
"Itu di tahun 1978an. Tahun 78 memang tidak ada yang jual tanah atau dikavlingkan. Karena orang lain bisa saja mengkavlingkan tapi bayarnya nanti. Kalo saya tidak, begitu ada yang jual, bayar lalu di kavlingkan," ucapnya.
Sampai saat ini pun usahanya terus bertahan. Selain usaha tanah, Umuh mengaku melebarkan bisnisnya di beberapa bidang.
Bahkan ia sempat bekerja sama dengan sebuah pabrik di bidang percetakan.