Ternyata Ini Rumah Sakit Pribumi Pertama di Indonesia, Begini Penampakannya

Indonesia mulai membangun peradabannya pada awal abad ke-20. 

Pada tahun 1923, berdirilah sebuah rumah sakit pribumi pertama di Indonesia yang bernama PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem). Rumah sakit ini berdiri pertama kali di Kampung Jagang, Yogyakarta yang sekarang menjadi milik Persyarikatan Muhammadiyah.

Pendiri PKO adalah K.H. Sudja’ yang didukung oleh K.H. Ahmad Dahlan.

Saat hendak didirikan, ide pendirian PKO tersebut bahkan sempat ditertawakan oleh orang-orang.

Namun, pendirinya, K.H. SUdja’ tetap teguh berjuang mendirikan rumah sakit tersebut. Simak ulasannya sebagai berikut.

Berdirinya Rumah Sakit Pribumi Tertua

Mengutip dari laman umy.ac.id PKO yang kini lebih dikenal sebagai PKU Muhammadiyah berdiri dalam sebuah rapat pimpinan pengurus Muhammadiyah di Yogyakarta.

Saat itu, K.H. Ahmad Dahlan menanyakan apakah ada sebuah bangunan yang perlu dibangun. Pertanyaan itu dijawab oleh K.H. Sudja’ bahwa Muhammadiyah perlu membangun rumah sakit.

Usulan itu sempat ditertawakan oleh orang yang berada di lokasi. Namun, K.H. Ahmad Dahlan ternyata serius menanggapi usulan tersebut. Ia kemudian melahirkan tiga gagasan penting yaitu mendirikan rumah sakit, rumah miskin, dan panti asuhan.

Rumah sakit PKO kemudian berdiri pada tanggal 15 Februari 1923 yang berlokasi di Kampung Jagang, Notoprajan, No 72, Yogyakarta. Tujuan pendirian rumah sakit ini adalah untuk menyediakan pelayanan kesehatan bagi kaum dhuafa.

Perkembangan PKO

Melansir dari laman rspkujogja.com, Rrmah sakit yang awalnya bernama PKO kemudian berubah menjadi PKU (Pembina Kesejahteraan Umat). Pada tahun 1928, rumah sakit PKU pindah lokasi ke Jalan Ngabean No 12. Pada 1936, pindah lagi ke Jalan K.H. Ahmad Dahlan No 20 Yogyakarta.

Hingga saat ini, PKU rumah sakit milik pribumi pertama itu berubah nama menjadi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan masih melayani pasien yang berobat.

Salah satu prinsip yang dipakai oleh Muhammadiyah dalam membangun dan mengembangkan rumah sakit itu adalah dengan menggunakan spirit dari Surat Al-Ma’un. Spirit itulah yang juga menginspirasi K.H. Ahmad Dahlan.