Viral Cerita Perjuangan Pengamen, Dibaca Tak Terasa Air Mata Menetes
Pengguna media sosial tengah dibuat haru dengan kisah viral perjuangan seorang pengamen.
Baru-baru ini publik dibuat terharu dengan kisah yang tengah viral di media sosial khususnya di Facebook. Seperti diketahui, masih banyak sekali oknum-oknum nakal yang mengamen meski keadaan ekonomi mereka tidak sulit.
Namun rupanya, sebagian dari mereka memang terpaksa mengamen karena terhimpit ekonomi. Seperti yang terjadi pada salah satu pengamen ini. Tanpa kepalsuan dan mengambil keuntungan, kisah viral pengamen ini sukses membuat siapa saja dibuat terharu.
-
Di mana foto viral tersebut diambil? Foto-foto tersebut menunjukkan penghinaan terang-terangan terhadap Islam dan warganet meminta pihak berwenang Arab Saudi untuk mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Israel.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Mengapa foto viral tersebut memicu kemarahan netizen? "Kata itu tertulis di bendera Arab Saudi dan teroris Israel telah menantang kehormatan seluruh umat Islam," tulis seorang pengguna media sosial.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Apa yang membuat foto para tahanan dalam kasus Vina viral? Polisi buka suara terkait foto lebam para terpidana dalam kasus pembunuhan Vina dan Rizki yang viral di media sosial.
-
Kenapa foto Komeng di masa muda viral? Hal ini karena penampilannya yang dinilai tampan dan gayanya yang keren.
Bertemu Seorang Pengamen
Melansir dari akun Facebook Nur Faizah, pemilik akun menceritakan kisah yang baru saja dialaminya. Kisah ini melibatkan seorang pengamen yang menggendong anaknya.
Facebook @Nur Faizah 2020 Merdeka.com
"Tapi aku harus cerita, agar kisahnya sampai. Agar banyak yang mendoakannya. Tadi siang Aku baru selesai membeli teng-teng wijen kesukaan mama ku saat sosok nya berdiri di depan mini market sambil mengecrek botol berisi kerikil," tulis pemilik akun Facebook Nur Faizah.
Sempat Meremehkan
Nur Faizah mengaku sempat meremehkan si pengamen tersebut. Bukan tanpa alasan, sebab selama ini banyak sekali pemberitaan mengenai kepalsuan kemiskinan para pengemis maupun pengamen di Indonesia.
"Akutu sering underestimate pengamen, pengemis yang bawa anak. Karena banyaaaak bgt pemberitaan soal kepalsuan kemiskinan mereka. Kalo liat pengamen bawa anak, otakku auto nyinyir dan julid," ungkapnya.
Hati Tergerak untuk Membantu
Namun berbeda dengan pengamen ini. Nur Faizah mengaku tergerak hatinya untuk bertemu dan membantu si ibu pengamen. Dengan ikhlas dan tulus, pemilik akun Facebook itu memberikan keranjang kosong untuk si ibu isi dengan keperluan sehari-harinya.
"Tapi ga tau kenapa, tadi liat si ibu ada yang gelitik-gelitik di dalam hati dan akhirnya menggerakkan diri buat manggil si ibu masuk ke minimarket. 'Bu, ini keranjang kosong boleh ibu isi kebutuhan ibu dan anaknya. Gratis.' Kataku sambil menyodorkan keranjang belanja kosong," paparnya.
Hanya Mengambil Sedikit Kebutuhan
Siapa sangka, pengamen yang menggendong anaknya itu hanya mengambil barang kebutuhan sedikit saja. Awalnya bahkan, si ibu hanya mengambil dua kaleng susu kental manis. Melihat hal tersebut Nur Faizah kemudian juga membelikan beras dan sarden sebagai tambahan.
Tidak hanya itu, pemilik akun Facebook juga menawarkan camilan ke anak si ibu. Si kecil kemudian meminta dibelikan susu milo cair. Namun, penolakan dari ibu langsung di dapatkan. Kata si ibu, lebih baik membelikan mereka susu bubuk daripada susu cair kotak.
Facebook @Nur Faizah 2020 Merdeka.com
"Dan ia menceritakan bahwa saat ikut mengamen, ia sering membelikan susu milo di tukang es pinggir jalan untuk Rizki sebagai hadiah. Sebungkus susu milo dicairkan dengan air yang banyak agar bisa diminum berdua. Meski encer dan tidak enak, mereka minum milo encer itu dengan nikmat. Bu rima takut kalau Rizki nyobain milo kotak, ia akan keenakan dan ga mau lagi minum milo encer sedangkan ia tak akan pernah punya cukup uang untuk membeli lagi milo kotak untuk rizki," katanya menjelaskan apa yang diucapkan si ibu.
Tidak Mengambil Keuntungan
Meski begitu, Bu Rima (pengamen) tidak mengambil keuntungan yang diperolehnya. Dia menolak untuk dibelikan minyak, gula pasir dan lain-lain karena di rumahnya stok masih tersedia. Mengejutkannya, dia justru meminta dibelikan kerupuk mentah.
"Kalo boleh saya beli krupuk mentah aja bu. Supaya kalo lagi ngga ada lauk, masih bisa makan nasinya pake krupuk kata Bu Rima saat itu,"kata pengamen itu.
Tidak hanya Bu Rima saja, Rizki juga melakukan hal yang sama kepada Nur Faizah. Saat ditawari es krim, nugget dan camilan lainnya, Rizki justru menolaknya dengan senyum riang.
"Ga usah, alhamdulillah," kata Rizki.
Sering Kontrol ke Rumah Sakit
Rizki, anak berusia 7 tahun itu rupanya tidak mampu berjalan. Menurut Bu Risma, tulang punggung sang anak bengkok dan itu sebabnya Bu Risma terus menggendong Rizki. Lebih lanjut, Bu Risma mengatakan mereka sudah cukup sering kontrol ke rumah sakit. Paling tidak seminggu sekali Ru Risma memeriksakan kondisi Rizki ke dokter ortopedi di RSCM.
"Bu rima setiap Selasa, berangkat sejak sebelum subuh agar bisa tiba di rscm sebelum siang dan antrean mengular. Klender-rscm memang bukan jarak yang sangat jauh bila ditempuh dengan kendaraan. Tapi jika sedang tidak mendapat tumpangan angkot gratis, bu rima harus berjalan kaki ke rscm! Sambil menggendong rizki," jelasnya.
"Kalo lagi ga boleh numpang angkot, alhamdulillah jadi bisa jalan sambil ngamen buat beli makan rizki di rumah sakit," kata Bu Rima menambahkan.
Suami Sudah Meninggal Dunia
Saat ditanya mengenai pekerjaan sang suami, Bu Risma mengungkapkan jika suaminya telah meninggal dunia. Saat suaminya meninggal, Rizki masih berusia 4 tahun. Tak ayal, kini Bu Risma lah yang menjadi tulang punggung bagi sang anak dan ibunya.
Facebook @Nur Faizah 2020 Merdeka.com
Sudah meninggal waktu rizki umur 4 tahun. Ketiban mesin waktu di pabrik, ancur semua badannya ungkap Bu Risma dengan mata sayu nya.