Wakil Ketua DPRD Aniaya Petugas SPBU, Marah Karena Tak Dapat Pertalite Hanya Pertamax
Usman Sadik diduga menganiaya petugas SPBU di wilayah setempat bernama Rudiarianto (25). Kasi Humas Polres Luwu Timur, Ipda Ahmad Wira membenarkan laporan tersebut dan kini ditindak lanjuti Satuan Reserse Kriminal Polres Luwu Timur.
Wakil Ketua DPRD Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Usman Sadik dilaporkan ke Polisi atas tuduhan penganiayaan, pada Kamis (5/5). Aksinya terekam kamera pengawas atau CCTV dan viral di sejumlah paltform media sosial.
Usman Sadik diduga menganiaya petugas SPBU di wilayah setempat bernama Rudiarianto (25). Kasi Humas Polres Luwu Timur, Ipda Ahmad Wira membenarkan laporan tersebut dan kini ditindak lanjuti Satuan Reserse Kriminal Polres Luwu Timur.
-
Kapan PDRI dibentuk? Walaupun secara resmi radiogram Presiden Soekarno belum diterima, tanggal 22 Desember 1948, sesuai dengan konsep yang telah disiapkan, dalam rapat tersebut diputuskan untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), dengan susunan sebagai berikut:
-
Apa jabatan Purwanto di DPRD DKI Jakarta? Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Purwanto meninggal dunia pada Selasa (5/12) pukul 20.05 WIB.
-
Apa yang dibahas dalam rapat pimpinan sementara DPRD Provinsi DKI Jakarta? "Pembahasan dan penetapan usulan nama Calon Penjabat Gubernur DKI Jakarta dari masing-masing Partai Politik DPRD Provinsi DKI Jakarta," demikian informasi tersebut.
-
Kapan Gita KDI dilantik menjadi anggota DPR? Gita KDI dilantik menjadi anggota DPR dari Fraksi Kebangkitan Bangsa pada 2011 lalu.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Kapan PDRI dibentuk di Sumatera Barat? Mengutip situs esi.kemdikbud.go.id, pemerintah darurat ini berhasil berdiri pada 22 Desember 1948 di Halaban, sebuah daerah di Lima Puluh Kota.
Pemukulan terjadi karena Usman merasa kecewa, tidak bisa mengisi bahan bakar Pertalite dan hanya tersedia Pertamax. Penganiayaan juga dilakukan oleh sang sopir yang menyusul Usman.
Simak ulasan dan videonya berikut ini, seperti dihimpun dari berbagai sumber, Senin (9/5).
Arogan Karena Tidak Dapat Pertalite
Kasi Humas Polres Luwu Timur, Ipda Ahmad Wira menjelaskan kronologi kejadian itu bermula saat Wakil Ketua DPRD Luwu Timur, Sulsel, Usman Sadik mendatangi salah satu SPBU yang berada di wilayah Wasuponda. Usman bersama sopirnya mengendarai mobil minibus berpelat merah.
©2022 Merdeka.com
Usman Sadik mendadak naik pitam saat operator SPBU menyampaikan bahwa BBM jenis pertalite sedang habis. Usman yang tak terima bahkan mengancam akan menutup SPBU tersebut.
Pengawas SPBU, Rudiarianto yang mendengar keributan lantas mendekati. Ia menjelaskan bahwa SPBU masih baru dan stok pertalite memang sedang habis.
"Karena adanya ribut-ribut, Rudiarianto selaku pengawas SPBU mendatangi terlapor. Dia menjelaskan, kalau BBM pertalite belum tersedia. Karena SPBUnya itu masih baru," papar Ipda Ahmad kepada wartawan, Jumat (6/5).
“Awalnya oknum Wakil Ketua DPRD Lutim inisial US itu datang menggunakan mobil warna hitam berplat merah dan meminta agar segera diisikan BBM emergency jenis Pertalite. Namun karena belum tersedia, akhirnya operator kami memberikan penjelasan. Bukannya terima, si oknum Wakil Ketua DPRD itu tersebut justru memaki dan memarahi operator kami. Melihat terjadi cekcok, sebagai pengawas saya hampiri untuk meredam sekaligus memberikan penjelasan lebih detail,” terang Rudi kepada awak media.
Menampar Petugas SPBU
©2022 Merdeka.com
Tak terima dengan penjelasan Rudiarianto, Usman Sadik pun segera melayangkan tamparan ke petugas SPBU tersebut.
“Saya sudah kembali jelaskan bahwa ini Pertamina baru. jadi untuk sementara waktu belum tersedia karena sedang diurus izinnya. Tapi si oknum Wakil Ketua DPRD itu tidak terima, malah ia mencoba memukul saya dengan cara menampar, namun untungnya saya berhasil menghindar," ungkap Rudi.
Akibat insiden tersebut, Rudiarianto sempat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit setempat. Usai menerima perawatan, petugas SPBU itu segera mendatangi Polres Luwu Timur untuk melaporkan Umar Sadik dan sopirnya dengan membawa bukti rekaman CCTV.
"Kami akan menindaklanjuti semua aduan atau laporan masyarakat. Baik pelapor dan terlapor, akan segera dimintai keterangan," tandasnya.
Sopir Wakil DPRD Ikut Menganiaya
©2022 Merdeka.com
Selain mencoba memukul, anggota DPRD itu juga melontarkan kata-kata yang tak pantas. Bahkan seakan memamerkan kedudukannya.
"Selain memukul, si oknum anggota DPRD itu juga melontarkan kata-kata yang tidak pantas dan juga dengan arogan mengatakan bahwa, 'Kau tidak tahu saya?', dan mencoba kembali menampar saya,"sambung Rudi.
Tak berselang lama, sopir Usman Sadik pun keluar dari mobil dan ikut menganiaya Rudiarianto.
"Korban mengaku ditampar, tapi tak kena. Kemudian, korban ditendang dan dipukul beberapa kali oleh sopirnya, tetapi hanya kena satu kali pukulan," jelas Ipda Ahmad Wira.
"Tiba-tiba muncul sopirnya langsung memukul saya yang mengenai lengan kiri atas dan juga menendang kaki saya,” imbuh Rudi.
Kasus Penganiayaan Masih Dalam Proses
©2022 Merdeka.com
Ipda Ahmad Wira membenarkan ihwal laporan polisi yang dilayangkan oleh Pengawas SPBU Rudiarianto. Ia menjelaskan bahwa laporan tersebut kini masih ditindaklanjuti oleh Satuan Reserse Kriminal Polres Luwu Timur.
"Benar, semalam korban ini telah membuat laporan pengaduan. Untuk terlapor sendiri, bernama Usman Sadik," kata Wira kepada wartawan, Jumat (6/5/2022).
Sementara itu Politisi PAN Umar Sadik yang berusaha dikonfirmasi tak menggubris telepon dan pesan singkat yang dilayangkan oleh Liputan6.com ke nomor telepon pribadinya.
Aksi Penganiayaan Wakil Ketua DPRD
Viralnya video diduga penganiayaan yang dilakukan oleh oknum anggota DPRD Lutim, Sulsel, Kamis (5/5) yang terekam kamera pengawas.
Berikut videonya.
(mdk/kur)View this post on Instagram