Waspada Gelombang Tiga, Ini Himbauan Pemerintah Jelang dan saat Libur Nataru
Gelombang tiga Covid-19 perlu diwaspadai menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Untuk itu, Pemerintah sudah sejak lama mengimbau masyarakat untuk mengurangi mobilitas terutama menjelang dan saat libur Nataru.
Gelombang tiga Covid-19 perlu diwaspadai menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Untuk itu, pemerintah sudah sejak lama mengimbau masyarakat untuk mengurangi mobilitas terutama menjelang dan saat libur Nataru. Hal ini dilakukan demi mencegah terjadinya lonjakan kasus atau ancaman gelombang ketiga.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, juga turut mengingatkan warga agar mewaspadai penyebaran Covid-19 menjelang libur Natal dan pergantian tahun 2021. Imbauan itu disampaikan Riza berkaca dari dua tahun terakhir potensi penyebaran Covid-19 menjelang akhir tahun mengalami peningkatan.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
"Sekalipun DKI Jakarta sudah mendapatkan PPKM Level 1 dan pelonggaran-pelonggaran bahkan sudah dibuka semakin luas di banyak unit kegiatan. Mudah-mudahan para unit kegiatan dapat menyesuaikan, sesuai dengan aturan yang ada," kata Riza kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Rabu (24/11).
Riza pun mengimbau warga Jakarta agar tetap menerapkan protokol kesehatan dan mengurangi mobilitas di luar rumah. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa dirinya mendukung keputusan pemerintah pusat menerapkan PPKM level 3 di seluruh daerah saat libur Nataru.
Seperti diketahui, Pemerintah pusat memutuskan untuk menerapkan PPKM Level 3 terhadap seluruh daerah di Tanah Air pada 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022.
Keputusan itu sejalan dengan upaya Pemerintah dalam mempertahankan kasus positif Covid-19 serendah mungkin dengan penurunan kasus yang konsisten. Melansir dari laman kemenkes.go.id, upaya-upaya penanggulangan pandemi di Indonesia sendiri dikelompokkan ke dalam lima pilar utama, di antaranya:
1. Deteksi, dilakukan melalui penguatan testing, tracing, karantina atau isolasi. Deteksi juga dilakukan melalui surveilans untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dan surveilans genomic untuk mengawasi varian baru serta pengawasan di pintu masuk negara.
2. Manajemen klinis dilakukan tatalaksana kasus sesuai perkembangan ilmu pengetahuan termasuk potensi obat baru dan persiapan kapasitas rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain.
3. Perubahan perilaku dilakukan melalui penguatan protokol kesehatan berbasis teknologi informasi PeduliLindungi.
4. Peningkatan cakupan vaksinasi yang terus digencarkan.
5. Penguatan sistem kesehatan untuk menjaga keberlangsungan pelayanan kesehatan esensial dan memenuhi standar protokol kesehatan.
Situasi pandemi yang sudah mulai membaik ini tentu harus dipertahankan. Laju kasus harus terus ditekan. Hal itu bisa dilakukan salah satunya dengan memastikan mobilitas tidak meningkat secara tajam saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) berlangsung. Tak lupa masyarakat juga diimbau harus semakin disiplin menerapkan protokol kesehatan.
(mdk/kur)