5 Cerita fantastis Mentan Amran soal terwujudnya swasembada pangan di era Jokowi
"Di 2017, ekspor USD 623,9 juta atau setara dengan Rp 8,5 triliun. Ke depan diharapkan mampu bertambah secara signifikan baik dari nilai maupun volume ekspor," ujar Menteri Amran.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, kebijakan Kementan untuk mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia di 2045 sedikit demi sedikit telah dapat dibuktikan. Hal tersebut terbukti dengan capaian ekspor sub sektor peternakan di Indonesia cukup fantastis.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pencapaian nilai ekspor komoditas sub sektor peternakan tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 14,85 persen dibandingkan tahun 2016. Nilai ekspor USD 623,9 juta atau setara dengan Rp 8,5 triliun yang telah diraih pada 2017.
-
Bagaimana Kementan mewujudkan swasembada pangan? Upaya tersebut salah satunya akan diwujudkan melalui program food estate maupun solusi cepat yang dijalankan Kementan berupa pompanisasi dan optimalisasi lahan.
-
Kapan Amran Sulaiman dilantik menjadi Menteri Pertanian? Pelantikan dilakukan di Istana Negara Jakarta, pada Rabu (25/10) pukul 09.00 WIB.
-
Mengapa Mentan Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya swasembada pangan bagi Indonesia? “Kondisi dunia sekarang sedang menghadapi krisis pangan. Bahkan sudah ada negara yang kelaparan dan beberapa negera menyetop ekspor karena perubahan cuaca. Jadi mau tidak mau kita harus menuju swasembada dan harus berdiri di kaki sendiri. Kenapa? Karena Indonesia bisa mengoptimalkan potensi tersebut,” ujar Amran dalam rapat koordinasi Akselerasi Peningkatan Luas Tanam dan Produksi Padi dan Jagung dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten se-Indonesia, Senin (30/10).
-
Di mana Kementan mendukung petani untuk mewujudkan swasembada? Mentan mengatakan, Kabupaten Konawe adalah satu di antata sekian banyak daerah yang harus didorong untuk menjadi daerah penghasil pangan nasional. Dia mengatakan Konawe memiliki lahan yang subur dan air yang cukup. "Konawe harus jadi penghasil pangan terbesar di Indonesia. Mengapa demikian, sebab konawe adalah penopang pangan Sulawesi Tenggara dan bisa memenuhi kebutuhan kita karena memberi suplay ke provinsi lain yang membutuhkan," katanya.
-
Apa yang Pak Menteri Amran sumbangkan untuk yatim piatu? Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman berkomitmen akan memberikan gaji dan tunjangannya ke yatim piatu.
-
Bagaimana cara Mentan Amran Sulaiman mendorong percepatan tanam di Kabupaten Sigi? Percepatan tanam tersebut dengan menggunakan alat mesin pertanian modern."Pak Mentan mendorong untuk dipercepat penanaman kembali. Setelah panen langsung dilakukan olah tanah menggunakan traktor, mekanisasi pertanian modern sehingga mempercepat penanaman kembali," tuturnya.
"Di 2017, ekspor USD 623,9 juta atau setara dengan Rp 8,5 triliun. Ke depan diharapkan mampu bertambah secara signifikan baik dari nilai maupun volume ekspor," ujar Menteri Amran saat memberi sambutan pada acara pembukaan Indo Livestock 2018 Expo dan Forum Tahun 2018 di Jakarta, Rabu (4/7).
Pada 2017 kontribusi volume ekspor sub sektor peternakan terbesar pada kelompok hasil ternak sebesar 64,07 persen, dengan negara tujuan ekspor terbanyak adalah Hongkong (23,10 persen) dan China (21,96 persen). "Saat ini produk peternakan Indonesia sudah mampu menembus lebih dari 110 negara," jelas Menteri Amran.
Menteri Amran mengatakan, peluang perluasan pasar untuk komoditas peternakan di pasar global masih sangat terbuka luas. Adanya permintaan dari negara di daerah Timur Tengah dan negara lain di kawasan Asia sangat berpotensi untuk dilakukan penjajakan.
"Keunggulan halal dari kita juga dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk ekspor produk peternakan ke wilayah tersebut dan negara muslim lainnya," jelas.
Mentan Amran mengklaim telah melakukan ekspor banyak bahan pangan. Ini juga sebagai bukti mulai terwujudnya swasembada di Tanah Air. Berikut rinciannya:
Ekspor telur
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman membantah tingginya harga telur dan daging ayam beberapa waktu lalu terjadi karena kurangnya produksi. Menurutnya kenaikan harga terjadi karena rantai pasok yang terlalu panjang di Indonesia. Bahkan, Indonesia sendiri katanya telah mengekspor telur dan daging ayam.
"Bagaimana produksi kurang kalau kita sudah ekspor. Ini soal rantai pasoknya. Kita kan sudah sepakat kemarin harga telur Rp 18 ribu (per Kg) kan. Di ujung itu Rp 30 ribu (per Kg). Artinya, ada kenaikan 60 persen, harusnya 20 persen saja," papar dia di Jakarta, Senin (23/7).
"Tinggal sekarang cara mengendalikannya. Kalau harga naik sedikit maka ekspornya kami turunkan jumlahnya. Atau stok yang ada kami keluarin," jelasnya.
Amran menyebut, ekspor selama ini telah telah dilakukan, salah satunya ke Jepang. "Kita tau ayam dan telur pertama dalam sejarah kita ekspor, dalam tahun ini dan berhasil tembus ke Jepang, ini harus kita syukuri, dulu kita impor sekarang sudah bisa ekspor," ujar Amran Sulaiman di Toko Tani Indonesia Center (TTIC), Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Amran menegaskan bahwa tidak hanya ayam dan telur saja yang berhasil diekspor, namun Indonesia saat ini sudah lebih mampu mengeskpor lebih banyak bahan pangan.
Ekspor jagung
Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan Indonesia bisa ekspor 500 ribu ton jagung pada tahun ini.
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengatakan, selama ini Indonesia selalu menjadi negara langganan pengimpor jagung. Pada 2015, impor jagung tercatat mencapai 3,6 juta ton. Namun, mulai 2017, Indonesia sudah tidak lagi mengimpor jagung. Sebagai gantinya, pada tahun ini justru Indonesia mengekspor jagung, salah satunya ke Filipina sebanyak 100 ribu ton.
"Jagung kita sudah ekspor. (Dulu impor) 3,6 juta, Rp 10 triliun. Sekarang sudah ekspor, target tahun ini 500 ribu ton (ekspor)," ujar dia di Kantor Kementan, Jakarta, Jumat (3/8).
Bakal ekspor gula dan sapi
Selain jagung, Indonesia kata Menteri Amran telah mengekspor komoditas lain, seperti ayam, telur, dan domba. Untuk ayam dan telur dikirim ke Jepang, sedangkan domba ke Malaysia.
"Telur kita sudah ekspor dengan ayam ke beberapa negara, dalam sejarah Indonesia pertama tembus ke Jepang. Kemudian domba kita sudah ekspor ke Malaysia 60 ribu rencana, tapi siap menerima 600 ribu ekor per tahun. Kita menggantikan posisi Australia untuk Jepang," jelas dia.
Kemudian, Indonesia juga telah mengekspor bawang merah ke sejumlah negara di ASEAN. Ke depan, kata Amran, rencananya indonesia juga akan mengekspor bawang putih, gula dan sapi.
"Kiriman bawang merah kita sudah ekspor ke Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam. Dulu kita impor bawang dari Thailand. Sekarang serangan balik dari Indonesia. Insya Allah doakan kita ekspor bawang putih, kemudian nanti kita kejar lagi gula, dan sapi," tandas dia.
Ekspor domba ke Malaysia
Kabar gembira buat Indonesia, khususnya peternak asal Jawa Timur. Sebab, perusahaan peternakan asal Malaysia resmi memesan 60 ribu ekor domba perbulan dari para peternak binaan PT Inkopmar Cahaya Buana (ICB).
Launching perdana ekspor domba ke Malaysia itu dilakukan oleh Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman di Kandang Karantina Tandes, Surabaya, Kamis (28/6). Secara simbolis, memberangkatkan puluhan ribu ekor domba milik peternak asal Jawa Timur itu dengan pecah kendi di depan kandang ternak.
"Ini adalah kerja sama yang luar biasa, di mana dulu kita hanya mengekspor 200 ekor, sekarang, hari ini 2.500. Naik 1000 persen," kata Amran di sela meninjau domba-domba siap ekspor di Kandang Karantina Tandes.
Kemudian, lanjutnya, pihak Malaysia memesan puluhan ribu ekor domba perbulan. "Ini luar biasa, ini potensi, untuk pertama kita kirim 5 ribu ekor. Ini potensi. Kita harus gunakan semaksimal mungkin dan meningkatkan kesejahteraan petani kita, kenapa? harganya naik 50-100 persen," paparnya.
Populasi sapi naik 4 juta
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebut bahwa Upaya Khusus (Upsus) Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab) telah meningkatkan populasi sapi di Indonesia. Menurut dia, populasi sapi di Indonesia saat ini telah mencapai 16,8 juta ekor.
Amran mengatakan, jika sebelumnya peningkatan populasi sapi hanya 200 ribu ekor per tahun, dengan adanya Upsus Siwab, penambahan populasinya mencapai lebih dari 1 juta ekor per tahun.
"Hasilnya adalah boleh cek melalui BPS. Dulu populasi hanya 13 juta ekor. Itu selama 72 tahun Indonesia merdeka. Hanya tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK, hari ini total 16,8 juta ekor. Hampir 4 juta ekor (kenaikan). Artinya produksi sapi hari ini dengan inseminasi buatan itu 1 juta lebih per tahun. Dulu hanya 200 ribu ekor. Artinya naik 500 persen," ujar dia di Kantor Kementan, Jakarta, Jumat (3/8/2018).
Selain itu, Upsus Siwab ini juga terbukti meningkatkan bobot sapi hingga 2 kali lipat dibandingkan sapi tanpa melalui program tersebut. "Tapi kalau membandingkan bobot, dulu sapi lokal itu separuh bobotnya dari pada sekarang. Limosin, Belgian Blue itu bobotnya 2 ton. 2 kali lipat," kata dia.
(mdk/idr)