5 'Dosa' penyebab harga barang kerap naik saat Ramadan
Kenaikan harga pangan menjelang Ramadan dan hari-hari besar keagamaan lain hanya terjadi di Indonesia.
Direktur Eksekutif Institute for Development Economics and Finance, Enny Sri Hartati merasa aneh dengan kenaikan harga kebutuhan pokok yang selalu terjadi jelang Ramadan dan Lebaran di Indonesia.
Enny menilai, kenaikan harga pangan menjelang Ramadan dan hari-hari besar keagamaan lain hanya terjadi di Indonesia. "Di semua negara ada hari keagamaan juga. Malah di negara lain, setiap mau Natal, ada sale (diskon). Tapi anehnya di Malaysia, Brunei Darussalam, yang mayoritas Muslim tidak mengalami gejolak harga pangan seperti di Indonesia," katanya.
Presiden Jokowi sendiri heran akan fenomena naiknya harga pangan saat Ramadan. Seharusnya, saat Lebaran kecukupan stok pangan lebih meningkat ketimbang hari biasa.
"Saya membayangkan kalau di negara lain kalau Natal justru jor-joran diskon, kita malah terbalik mau Idul Fitri malah semua naik dan saya yakin itu mampu kita lakukan," ujarnya.
Menurutnya, akibat melambungnya harga pangan saat Lebaran hanya akan menambah penderitaan rakyat kecil saja, terutama petani lokal. "Rakyat kecil, petani, buruh tani. Karena 80 persen petani kita konsumen beras, meskipun petani. Mungkin itu yang bisa saya sampaikan," jelas dia.
Untuk itu, dirinya menegaskan harus ada perubahan setiap tahunnya dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok. "Tempat lain bisa kenapa kita nggak. Ini malah cepat-cepatan naik. Ini yang harus dilakukan perubahan. Dan saya yakin mampu kita lakukan, asal terkonsep, terlaksana, dan implementasi di lapangan diikuti," ungkapnya.
Presiden Jokowi juga mengatakan kenaikan harga menjelang Idul Fitri masih menjadi kebiasaan yang setiap tahun terjadi. "Harga-harga naik menjelang Idul Fitri. Memang demand juga naik, tapi kalau suplai dikendalikan, digerojok suplai, saya kira tidak terjadi seperti ini," katanya.
Berikut merdeka.com akan merangkum sejumlah 'dosa' yang mengakibatkan kenaikan harga saat Ramadan.
-
Apa yang terjadi dengan harga kambing kurban di Bandung menjelang Iduladha? Untuk harga sendiri, terjadi kenaikan di wilayah Kabupaten Bandung, berkisar Rp300-Rp500 ribu per ekornya. Kini seekor kambing dijual mulai dari Rp2.500.000 sampai Rp6.500.000.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Dimana aktivitas jual beli yang meningkat menjelang Ramadan? Menjelang Ramadan, aktivitas jual beli di Pasar Tanah Abang mulai mengalami peningkatan.
-
Kenapa harga kambing kurban di Bandung naik menjelang Iduladha? Kenaikan ini terjadi seiring meningkatnya permintaan pasar. Didin mengaku penjualan online cukup membantu dirinya dalam menjalankan usaha.
-
Apa yang meningkat di Pasar Tanah Abang menjelang Ramadan? Menjelang Ramadan, aktivitas jual beli di Pasar Tanah Abang mulai mengalami peningkatan.
-
Di mana penjual kambing kurban di Bandung yang mengalami kenaikan harga? Kini banyak penjual hewan kurban yang mulai menaikkan harga seperti penjual kambing di Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Kesalahan struktur pasar
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengungkap penyebab selalu naiknya harga pangan menjelang hari besar seperti Lebaran di Tanah Air. Menurut Darmin, hal ini terjadi karena kesalahan struktur pasar.
"Ini wajah struktur perdagangan kita. Dari dulu pasar induk cuma satu, enggak bisa begitu terus. Selain itu pasat induk juga isinya ritel semua," ujar Darmin di Kantor Kemenko Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta.
Menurut Darmin, hal ini akan dibenahi dalam jangka panjang. Struktur pasar harus diperbaiki seperti dengan membentuk pasar pengumpul bahan pangan di setiap kota dan kabupaten.
"Ada pengumpul di tiap kota kabupaten. Semua ini ditata lagi, memang ini persoalan. Mau lebaran begini terus naik harga. Kita siapkan lagi dan ini solusi jangka panjang," katanya.
Panjangnya rantai distribusi
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan pemerintah membentuk tim guna memutus rantai pasok yang selama ini menjadi akar dari permasalahan bergejolaknya harga. Langkah ini dalam rangka pengamanan penyediaan, distribusi dan pemasaran pangan strategis.
Tim ini terdiri dari berbagai pihak terkait, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), dan beberapa pejabat dari masing-masing kementerian.
Dia menambahkan, masing-masing pihak memiliki tugas dan tanggungjawabnya masing-masing. Sehingga pemerintah bisa memberikan jaminan pasar dan harga laik bagi petani, juga pelaku usaha dan pedagang ikut menikmati keuntungan pada tingkat wajar.
"Kementerian Pertanian bertanggungjawab dalam penyediaan pasokan pangan melalui peningkatan produksi dan peningkatan kapasitas petani, kelompok tani dan gabungan kelompok tani," imbuhnya.
Permainan harga tengkulak
Menteri Perdagangan, Thomas Trikarsih Lembong melakukan inspeksi mendadak atau sidak harga kebutuhan pokok ke sejumlah pasar di Jakarta. Pasar Rawamangun dan Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, menjadi pasar tujuan sidaknya.
"Harga cabai, bawang sekarang berapa bu?. Kenapa mengalami kenaikan? Apa karena pasokan kurang atau bagaimana?," kata Lembong ke salah satu pedagang cabai.
Pedagang yang mendapat pertanyaan dari lulusan Harvard University ini langsung memberi respons. Menurut pedagang, kenaikan harga cabai terjadi lantaran tengkulaknya juga menaikkan harga. Hal ini berbuntut pada kenaikan cabai di pedagang, sebab jika tidak, pedagang tidak akan mendapat untung.
"Ya dari tengkulaknya memang sudah naik, ya kita mau enggak mau ya naik. Kalau enggak dinaikkan ya kita yang rugi dong," kata Ani salah satu pedagang.
Mahalnya ongkos transportasi
Kepala Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU), Syarkawi Rauf mengatakan pemerintah perlu menyederhanakan rantai distribusi untuk menekan harga barang. Rantai distribusi yang panjang membuat pedagang di kalangan menengah dan atas memainkan harga.
"Kedua, pemerintah perlu memberikan insentif terhadap transportasi untuk distribusi sehingga harga di end user tidak terlalu mahal. Kemudian bantu transportasinya, saya kira tinggal ini harus diintensifkan subsidi transportasi kapal ternak bisa jauh lebih efektif. Kemudian, berikan insentif segala bentuk retribusi, baik yang dipungut oleh pemerintah secara resmi maupun misalnya di pasar-pasar itu kan ada pemain-pemain informal juga," jelasnya.
Kesalahan data dan perencanaan pemerintah
Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Daniel Johan menilai fenomena naiknya harga pangan di bulan Ramadan adalah hal yang biasa. Namun hal tersebut menjadi tidak normal jika kenaikan harga sangat tinggi.
Menurutnya, jika ada lonjakan harga tinggi, maka ada kesalahan antara data milik pemerintah atau perencanaan yang salah. Meski begitu, dirinya tidak bisa memastikan kenaikan berbagai harga pangan saat ini apakah dikarenakan kesalahan data atau kekeliruan perencanaan.
Sehingga, dia mengimbau agar pemerintah bisa melakukan pembenahan data sehingga bisa melakukan perencanaan yang baik. "Seharusnya kita bisa surplus seperti Vietnam, tapi kenapa kita masih harus impor. Sehingga pemerintah harus memikirkan kebijakan apa yang harus diambil supaya tepat," imbuhnya.