5 Kemarahan pegawai Merpati pada manajemen dan Dahlan Iskan
Masalah lilitan utang dan lambannya penyelamatan Merpati membuat kondisi internal perusahaan menjadi tidak sehat.
Masa depan maskapai penerbangan nasional Merpati Nusantara Airlines semakin tidak jelas. Janji pemerintah menyelamatkan maskapai ini dari lilitan sebesar Rp 7,3 triliun belum juga direalisasikan. Padahal, rapat koordinasi penyelamatan Merpati sudah dilakukan sejak tahun lalu.
Pemerintah dan jajaran direksi Merpati hanya disibukkan dengan beragam skema penyelamatan yang tak kunjung dieksekusi. Yang lebih parah, sejak bulan lalu Merpati sudah berhenti mengudara untuk sementara waktu. Kementerian Perhubungan sempat mengancam jika hingga bulan ini maskapai Merpati tak kunjung sehat, maka izin terbang maskapai akan dicabut.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.
-
Apa yang diresmikan oleh Etihad Airways di Bali? Pendaratan ini menandai peluncuran layanan reguler antara Abu Dhabi dengan Bali.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Siapa yang terlibat dalam penerbangan "Kartini Flight"? Semangat apresiasi tersebut direpresentasikan dengan kehadiran pilot, dan awak kabin yang seluruhnya perempuan pada penerbangan khusus 'Kartini Flight' yaitu penerbangan IP204 rute Jakarta-Surabaya pukul 10.45 WIB dan penerbangan IP205 rute Surabaya-Jakarta pada Minggu 21 April ini.
-
Kapan Sultan Iskandar Muda berkuasa? Ia berkuasa dari tahun 1607 sampai 1636.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
Masalah lilitan utang yang sangat besar dan lambannya upaya penyelamatan Merpati membuat kondisi internal perusahaan menjadi tidak sehat. Karyawan juga merasakan dampak dari kondisi maskapai penerbangan yang tak kunjung sembuh dari sakitnya. Mereka lantas membanding-bandingkan kondisi saat ini dengan kondisi saat Merpati masih dipimpin Sardjono Jhony sebagai direktur utama.
Captain Ivan Paltak Siregar menyebut kesejahteraan pegawai Merpati berada di era kejayaan saat dipimpin Jhony. "Perbaikan kesejahteraan semenjak Jhony waktu itu banyak gaji naik di atas rata rata rata maskapai lain. Lewat satu tahun 2011 saya masih di sana. Di situ bisa dibilang rakyat Merpati sejahtera," tegas Ivan di Jakarta, kemarin.
Merpati pun banyak ditinggal karyawannya, termasuk para pilot yang memilih angkat kaki dari maskapai penerbangan perintis tersebut. Alasannya jelas, sudah 4 bulan mereka tidak digaji. Ada sekitar 100 pilot yang hengkang dari maskapai pelat merah tersebut. Ivan Siregar menyebut, setiap hari ada saja pilot yang keluar dari Merpati. Dia memakluminya mengingat mereka sudah tidak kuat bertahan tanpa bayaran.
"50 orang resign dulu kan, dan per hari ada saja yang keluar. Mungkin hampir 100 (pilot yang keluar). Ini karena setiap hari ada pengurangan dan pindah ke tempat lain," katanya.
Karyawan semakin geram dengan kondisi Merpati. Tidak hanya kesal dengan manajemen saja, tapi juga mengarah ke Menteri BUMN Dahlan Iskan yang dianggap cuek terhadap nasib maskapai penerbangan perintis ini. Merdeka.com mencatat beberapa kemarahan karyawan Merpati. Berikut paparannya.
Tolak anak Suharso Monoarfa
Forum Pegawai Merpati (FPM) menolak pengangkatan diam-diam Andika Monoarfa sebagai direktur niaga PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) pada 3 Februari lalu. Andika adalah anak politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang juga mantan Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa.
"Ini mengangkat Executive Vice President Commercial tanpa sepengetahuan kita," ujar Ketua FPM Sudiyarto, di Jakarta, Jumat (28/2).
Menurutnya, pengangkatan Andika Monoarfa sebagai direktur niaga ini harusnya dilakukan secara transparan. Banyak pegawai menyangsikan kredibilitas mantan kekasih penyanyi jazz Andien itu.
"Kita kan enggak tahu gimana latar belakangnya, apalagi dengar-dengar dia dulu pernah menggelapkan uang Rp 2 miliar saat jadi manager artis itu," jelasnya.
Dirut pilihan Dahlan bermasalah
Tidak semua direktur utama Merpati bermasalah dan kontroversial. Hanya dua direktur utama yang menurut mereka bermasalah. Keduanya merupakan pilihan Dahlan yakni Rudi Setyopurnomo dan Asep Eka Nugraha.
"Hanya Dirut tertentu saja yang kontroversial. Kalau bisa penuhi hak normatif karyawan, semua berjalan baik ya adem-adem saja," ujar Ketua Forum Pegawai Merpati Sudiyarto kepada merdeka.com, Jumat (31/1).
Dia menceritakan, kondisi buruk dialami Merpati di era kepemimpinan Rudi Setyopurnomo. Kinerja perusahaan jeblok, utang menumpuk, dan kondisi internal tidak kondusif. Rudy beberapa kali bersinggungan dengan karyawannya. Karyawan punya cap sendiri terhadap Rudy yang dikenal sebagai orang yang sukses menutup perusahaan maskapai penerbangan.
"Di zaman Pak Rudi, utang avtur ke Pertamina melonjak jadi Rp 10 miliar. Padahal waktu dirut sebelumnya cuma Rp 11 miliar. Di era Pak Rudi malah sudah dapat suntikan modal dari Penyertaan Modal Negara, tapi tetap kinerja tidak bagus," jelas Sudiyarto.
Hal serupa juga terjadi di era kepemimpinan Asep Eka Nugraha yang baru enam bulan duduk sebagai bos perusahaan maskapai pelat merah ini. Dalam pandangan karyawan, lantaran latar belakang Asep yang dulu pernah menjabat sebagai direktur operasional, Asep kurang mahir ketika harus menjadi direktur utama. Dia dinilai tidak bisa mengambil keputusan-keputusan dan kebijakan yang tidak populis. Dalam penilaian karyawan, Asep disebut sebagai safety player.
"Pak Asep mungkin bisa dibilang yang paling hancur lebur, direktur paling hancur yg dimiliki Merpati. Makanya kami mengajukan ke Menteri BUMN untuk diganti dengan diretur yang pernah pimpin Merpati yaitu Pak Jhony," katanya.
Dianggap seperti gembel oleh Dahlan Iskan
Sudah jatuh tertimpa tangga. Penderitaan pegawai Merpati terus bertambah. Setelah tak digaji sejak empat bulan lalu, mereka juga tidak bisa mencairkan dana jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek).
Ivan Paltak Siregar, pilot Merpati, mengaku pihaknya sudah mendatangi Menteri BUMN Dahlan Iskan berharap jalan keluar. Sayang, Dahlan dinilainya bersikap tak acuh.
"Kita ke Pak Dahlan dan kita dianggap kaya gembel aja, tidak ada tempat buat kita. Ini kan perusahaan pemerintah dan masa dia diam aja," ucap Ivan di Jakarta, Senin (1/4).
Ini membuat Ivan menyesal bergabung dengan Merpati. Padahal, banyak maskapai yang menawarkan dirinya untuk bergabung dahulu.
"Dulu saya banyak piihan engga Merpati saja. Tapi ketika saya bicara sama istri katanya pilih BUMN saja karena terjamin dan lebih pasti. Tapi sekarang kita enggak nyangka BUMN bisa seperti ini."
Dulu digaji Rp 30 juta, sekarang tak digaji 4 bulan
Sudah empat bulan lebih gaji karyawan Merpati Nusantara Airlines (MNA) tidak dibayarkan. Kondisi ini membuat karyawan tidak nyaman. Mereka lantas membanding-bandingkan kondisi saat ini dengan kondisi saat Merpati masih dipimpin Sardjono Jhony sebagai direktur utama.
Salah satu Pilot Merpati, Captain Ivan Paltak Siregar menyebut kesejahteraan pegawai Merpati berada di era kejayaan saat dipimpin Jhony. Indikatornya bisa terlihat dari gaji. Ivan menyebut, gaji pilot senior melebihi Rp 30 juta.
"Dulu zaman Pak Jhony itu ada kenaikan gaji 25 persen. Pilot itu rata-rata kalau senior Rp 30 juta kalau junior di atas Rp 10 juta. Itu zaman Jhony dari Rp 30 juta naik lagi 25 persen," ucap Ivan saat konferensi pers di Jakarta, Senin (1/4).
Dengan bangga Ivan menyebutkan, saat itu gaji pilot Merpati jauh di atas gaji pilot swasta. Namun, kondisi berbalik 180 derajat setelah Merpati dipimpin Rudy Setyopurnomo. Gaji pegawai mulai diturunkan dan terjadi gonjang ganjing dalam tubuh maskapai perintis tersebut.
"Perbaikan kesejahteraan semenjak Jhony waktu itu banyak gaji naik di atas rata rata rata maskapai lain. Lewat satu tahun 2011 saya masih di sana. Di situ bisa dibilang rakyat Merpati sejahtera," tegasnya.
Manajemen dituding gelapkan dana jaminan hari tua
Dua pilot PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) berencana melaporkan manajemen Merpati ke Bareskrim Polri atas dugaan penggelapan iuran dana Jamsostek dan gaji pilot. Dua pilot tersebut bernama Captain Ivan Paltak Siregar dan CoPilot Kalma Noveka Wikanto.
Penasehat Hukum Ruben Siregar mengatakan, sejak Januari 2013 pilot Merpati mengalami keterlambatan pembayaran gaji dan dibayar dengan cara mencicil. Tanpa pemberitahuan sebelumnya, mulai Desember 2013 gaji pilot Merpati tidak dibayar.
Yang lebih parah, manajemen dituding menggelapkan dan jamsostek karyawan. "Dari data yang didapat, kuat dugaan pihak manajemen juga menggelapkan iuran Jamsostek selama 3 tahun terakhir. Padahal setiap bulannya gaji pilot Merpati selalu dipotong 2 persen dari gaji pokok," ucap Ruben saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (1/4/2014).
Di tempat yang sama, Captain Ivan Paltak mengaku mengetahui bahwa iuran BPJS Ketenagakerjaan (Jamsostek) tidak dibayar oleh manajemen ketika dia ingin mencairkan dana itu. Ivan dan beberapa karyawan yang masih bertahan meski tidak digaji, ingin menggunakan Dana Jaminan Hari Tua (JHT) tersebut. Sayangnya impian itu pupus.
"Kita tidak digaji dari Desember dan kita survive pakai tabungan sehingga bulan keempat habis ingin mencairkan JHT. Tapi ternyata tidak bisa cair karena sejak Januari 2013 silam tidak dibayar," jelasnya.
Tunggakan dana iuran dana JHT ke BPJS Ketenagakerjaan disebut mencapai Rp 71 miliar. Jumlah itu merupakan dana dari pegawai Merpati yang mencapai 1.350 orang. Ivan tidak terima jika gaji rutin dipotong untuk jaminan hari tua namun tidak bisa diambil.
"Awalnya dipotong dan kita percaya kita harapkan perusahaan pemerintah membayar dan kita anggap normal normal saja. Sekarang tidak dibayar dan kita bertanya ternyata Merpati tidak menyetor," tegasnya.
(mdk/noe)