Merawat Orang dengan Demensia Perlu Dilakukan Bersama-sama dan Berdampingan
Perawatan pada seseorang dengan demensia oleh keluarga memerlukan kerjasama dan tidak bertumpu pada satu orang.
Merawat orang dengan demensia, khususnya penyakit Alzheimer, bukanlah tugas yang mudah. Kondisi ini membutuhkan perhatian khusus dan kerja sama dari seluruh anggota keluarga. Dilansir dari Antara, dokter spesialis saraf Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Mahar Mardjono, dr. Asnelia Devicaesaria, Sp.N Subsp.NGD(K), menegaskan pentingnya berbagi tanggung jawab dalam merawat pasien demensia.
Menurutnya, "Bukan dibebankan kepada satu orang saja atau orang yang tinggal serumah. Harus bergantian."
-
Siapa yang berperan penting dalam mengatasi demensia? Selain dukungan dari masyarakat dan organisasi non-pemerintah, pemerintah memiliki peran vital dalam mengatasi lonjakan kasus demensia.
-
Apa itu Demensia? Demensia adalah gangguan kognitif yang memengaruhi ingatan, pemikiran, dan kemampuan pengambilan keputusan individu.
-
Apa itu demensia? Demensia, termasuk Alzheimer, adalah penyakit yang tidak hanya mempengaruhi penderitanya, tetapi juga membawa dampak signifikan bagi keluarga, komunitas, dan sistem kesehatan.
-
Bagaimana cara mencegah Demensia? Penelitian telah menunjukkan bahwa mempertahankan gaya hidup aktif secara fisik, mengonsumsi makanan sehat, terlibat dalam kegiatan sosial, dan menghindari perilaku yang membahayakan kesehatan seperti merokok, kurang tidur, minum alkohol secara berlebihan dapat menurunkan risiko demensia.
-
Bagaimana cara mencegah demensia? 'Seiring meningkatnya kesadaran publik atas demensia dan Alzheimer, semakin penting pula untuk menyadari bahwa semua orang bisa berperan aktif dalam mencegah orang terdekat kita untuk terkena demensia Alzheimer,' kata DY Suharya, Pendiri ALZI.
Demensia, khususnya Alzheimer, adalah gangguan degeneratif otak yang merusak fungsi kognitif seseorang secara bertahap. Gejalanya bisa dimulai sejak 20 tahun sebelum munculnya tanda-tanda yang jelas. Orang dengan Alzheimer mengalami kehilangan memori progresif, gangguan eksekutif seperti kesulitan mengelola uang, gangguan atensi yang membuat mereka bingung akan waktu, tempat, atau orang, serta perubahan perilaku. Semua ini menjadikan perawatan yang terus-menerus dan intensif sangat penting.
Namun, peran sebagai caregiver atau perawat bagi orang dengan demensia, jika tidak dikelola dengan baik, dapat menjadi beban berat bagi seorang individu. Terlebih jika tanggung jawab tersebut hanya dibebankan kepada satu anggota keluarga saja. Oleh karena itu, penting bagi keluarga untuk bersama-sama merawat orang dengan demensia, saling berbagi tugas, dan mendukung satu sama lain dalam menjaga keseimbangan fisik serta mental.
Asnelia memberikan contoh situasi umum di mana anak yang tinggal serumah dengan orang tua penderita demensia biasanya akan mengemban tugas sebagai perawat utama. Namun, ia menekankan bahwa anak lain yang tinggal berjauhan tetap dapat berkontribusi.
Ketika anak yang tidak tinggal serumah datang berkunjung, mereka bisa mengambil alih tugas merawat sementara untuk memberi kesempatan bagi saudaranya yang lain beristirahat. Dukungan tersebut juga dapat berbentuk bantuan finansial atau bahkan sekadar berkomunikasi rutin melalui telepon atau panggilan video.
"Dengan rajin berkomunikasi, orang dengan demensia tidak mudah melupakan anak yang tinggal berjauhan," ungkap Asnelia.
Keterlibatan seluruh anggota keluarga tidak hanya memberikan ruang istirahat bagi perawat utama, tetapi juga menjaga hubungan emosional dengan pasien. Salah satu tantangan terbesar dalam merawat penderita demensia adalah ketika orang tua tidak lagi mengenali anak-anaknya.
Hal ini sering kali disalahartikan sebagai tanda bahwa mereka tidak lagi menyayangi keluarga. Asnelia mengingatkan bahwa walaupun orang dengan demensia tidak lagi mengenali orang-orang di sekitarnya, perasaan kasih sayang mereka tetap ada. Penting bagi keluarga untuk memahami hal ini dan tidak merasa ditolak atau terluka secara emosional.
Selain pembagian tugas, perawatan orang dengan demensia juga membutuhkan pemahaman tentang perubahan perilaku dan kondisi fisik pasien. Alzheimer memengaruhi kemampuan seseorang untuk merawat dirinya sendiri, sehingga memerlukan pendampingan untuk aktivitas harian seperti makan, mandi, atau berpakaian. Dalam beberapa kasus, gejala seperti bingung, cemas, dan kehilangan orientasi bisa memicu situasi yang menantang bagi perawat.
Oleh karena itu, penting bagi keluarga yang merawat penderita demensia untuk mendapatkan dukungan tidak hanya dari sesama anggota keluarga, tetapi juga dari tenaga medis dan ahli saraf. Pemeriksaan oleh dokter spesialis saraf diperlukan untuk menentukan diagnosis demensia, dan keluarga perlu berkonsultasi secara rutin untuk memastikan perawatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Merawat orang dengan demensia bukanlah tugas satu orang. Ini adalah upaya bersama yang membutuhkan kerjasama, pengertian, dan dukungan dari seluruh keluarga. Dengan berbagi tugas, memberi ruang istirahat bagi perawat utama, serta menjaga komunikasi, keluarga dapat memastikan bahwa orang yang mereka cintai mendapatkan perawatan terbaik yang mereka butuhkan.