5 ketidaksiapan Bandara Halim tampung penerbangan komersial
Mulai dari landasan pacu, sampai penuh akibat sekolah terbang. Bisa menyusul nasib buruk Halim sang pahlawan.
Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta, dinamai berdasarkan sosok pahlawan nasional Indonesia yang terkenal, karena gugur ketika menjalankan misi udara berbahaya.
Menukil buku "Bakti TNI Angkatan Udara 1946-2003" (2003), disebutkan bahwa Halim adalah calon pamong praja asal Sampang, Madura, kelahiran 18 November 1922. Di tengah sekolah, dia justru banting setir jadi tentara Belanda, sampai akhirnya ikut serta memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
-
Siapa Halimah Agustina Kamil? Halimah Agustina Kamil, Sorot Elegan dalam Lingkaran Keluarga Cendana, Mantan Istri Putra Ketiga Soeharto, Bambang Trihatmodjo.
-
Kapan Lukman Hakim meninggal? Lukman Hakim meninggal di Bonn pada 20 Agustus 1966.
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
-
Siapa Bapak Harto? Saat itu ada Bapak Harto, ayah dari Gilga Sahid.
-
Kapan Hamzah Haz terpilih menjadi Wakil Presiden? Pada hari Kamis, 26 Juli 2001, Hamzah terpilih sebagai Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia.
-
Di mana Harun Kabir ditembak? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia. Sekitar pukul 04.00 WIB subuh, satu pleton pasukan Belanda tiba-tiba mengepung kediamannya di wilayah pelosok Cianjur.
Pria yang 42 kali mengikuti misi pengeboman saat magang di Royal Air Force (AU Inggris) pada Perang Dunia II ini, balik ke Indonesia ketika mendengar negara muda itu butuh pilot berpengalaman.
Sekembalinya ke Tanah Air, dia mendapat tugas menyelundupkan senjata dari Thailand ditemani Iswahyudi. Di Negeri Gajah Putih, Halim dipaksa belajar mengendarai pesawat tempur jenis Avro Anson dalam waktu lima hari saja, lantas membawanya pulang muatan penuh senjata dan mesiu buat pemerintah dalam melawan Belanda.
Nahas, pada 14 Desember 1947, pesawat yang dikemudikan Halim dan Iswahyudi kandas, menewaskan keduanya, diduga karena terjadi badai di Selat Malaka.
Kini, 66 tahun berselang dari kecelakaan tragis itu, Bandara Halim Perdanakusuma yang mewarisi nama sang pahlawan melakoni misi tak kalah berbahaya.
Sejak 2011, kepadatan Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, sudah sulit ditangani. Penumpang angkutan udara tumbuh 19 persen saban tahun. Bandara nomor satu di Indonesia itu melayani pergerakan 64 pesawat setiap jam. Akibatnya delay dan pesawat yang harus berputar di udara mengantre turun jadi pemandangan sehari-hari.
Kementerian Perhubungan lantas merancang pemindahan sebagian sebagian penerbangan ke Halim Perdanakusuma. Ditargetkan, mulai 10 Januari 2014, lima persen jadwal penerbangan 9 maskapai yang biasa dijalankan dari Soekarno-Hatta, mulai dialihkan ke bandara di kawasan Cilitan, Jakarta Timur itu.
Citilink, Garuda, Carlstar, Sky Aviation, AirAsia, Jatayu, Lion/Batik Air, Tigerair Mandala, dan Sriwijaya Air akan menambah sesak gerai maskapai di Halim Perdanakusuma. Belum lagi masih ada pemain lama di sana seperti Pelita Air atau Susi Air, ditambah belasan perusahaan pesawat carteran yang rutin mangkal.
Masalahnya, bandara yang mulai dibangun semasa Hindia Belanda pada 1925 ini, mulanya didesain sebagai pangkalan militer. Landas pacu cuma satu, sepanjang 3 kilometer. Luas apron (lahan parkir pesawat) juga terbatas, paling mentok bisa menampung 13 pesawat jenis Boeing 737-400 dalam satu waktu.
Ketika bekas fasilitas kesehatan militer ini dipugar dan diresmikan Presiden Soeharto pada 10 Januari 1974, pemerintah membayangkan bahwa bandara Halim hanya akan melayani kepentingan tentara, tamu negara, serta penerbangan pribadi. Baru-baru ini saja tugasnya bertambah untuk melayani jamaah haji.
Alhasil, selepas pemerintah bertitah supaya penerbangan komersial sebagian pindah ke Cililitan, PT Angkasa Pura II kena getahnya.
BUMN pengelola terminal penumpang di Halim Perdanakusuma, terpaksa bersiasat supaya kepentingan militer sebagai pemilik lahan hingga para pemilik jet pribadi, tidak dianaktirikan. TNI AU sudah wanti-wanti supaya dapat slot waktu tertentu memakai bandara itu buat kepentingan mereka.
Direksi AP II lantas menggelontorkan Rp 6,8 miliar buat merenovasi terminal dan loket pembelian tiket, rampung bulan ini. Harapannya, bisa muncul ruang lebih longgar bagi potensi lonjakan penumpang ketika kebijakan itu dijalankan.
Namun, dari pantauan merdeka.com, Kamis (5/12), dan hasil wawancara dengan petinggi Angkasa Pura II, masih banyak persoalan mendera, bukan cuma perkara infrastruktur. Bandara ini bisa-bisa kandas, mengikuti jejak Halim sang pahlawan, karena memaksakan diri melayani pengalihan penerbangan komersial dari Cengkareng.
Berikut ini rangkuman lima masalah utama yang menunjukkan belum mantabnya Bandara Halim menampung penerbangan komersial:
Sekolah penerbangan belum pindah
General Manager Halim Perdanakusuma Iwan Khrishadianto mengaku pusing lantaran bandara yang dia kelola kini disesaki sekolah penerbangan. Jumlahnya ada tujuh, dan jika digabung, mereka punya puluhan unit pesawat latih.
Masalahnya, sekolah calon pilot itu makan apron, sampai sekitar dua slot. Kondisi ini dipastikan bakal mengganggu ketika penerbangan komersial berjalan di bandara milik TNI AU itu.
"Memang kemarin kita dari AP II mengusulkan ke Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub, supaya flying school dipindahkan, atau tidak melaksanakan home base di Halim," ujarnya.
Cuma, Ditjen Penerbangan Udara (DJU) sampai rapat persiapan komersialisasi Halim Perdanakusuma, pekan lalu, belum bisa memutuskan skema pemindahan sekolah-sekolah tersebut.?
Ada usulan agar pesawat latih semuanya dialihkan ke Curug, Bogor, Jawa Barat. Namun ide ini baru wacana. Alhasil, sampai Januari, ada kemungkinan puluhan pesawat latih masih menyesaki apron Halim Perdanakusuma.
"DJU belum bisa memutuskan kapan dilaksanakan pemindahan, akan dipindahkan ke mana, belum tahu," kata Iwan.
Topik Pilihan: bandara | bandara soetta
Landasan pacu baru satu
Landasan pacu baru ada satu. Fakta ini menjadi alasan lain, mengapa pemindahan penerbangan komersial betul-betul membebani Halim Perdanakusuma.
Direktur Keuangan Angkasa Pura II Laurencius Manurung mengatakan, ketika 10 Januari tahun depan, maskapai komersial masuk, bandara militer ini akan menerima 36 flight setiap hari, atau 3 flight saban jam.
Itu pun sudah berkompromi dengan TNI AU, supaya tentara masih dapat waktu sendiri memakai Halim Perdanakusuma.
Alhasil, pemilik jet pribadi jadi korban, karena landasan pacu yang hanya satu dipakai berebutan. Sang General Manager Angkasa Pura II untuk Halim, Iwan Khrishadianto, mengatakan jadwal terbang pesawat pribadi (unscheduled) akan dikurangi. Sebelum ada pemindahan ini, sehari AP II melayani 40 flight penerbangan pribadi.
"Oleh karena itu, dari kapasitas runway kita punya 12 kali penggunaan runway dalam satu jam. Untuk pesawat charter, dialokasikan 20 persen, masih bisa masuk di situ," kata Iwan.
Topik Pilihan: bandara | bandara soetta
Parkir terbatas
Iwan menuturkan, lahan parkir buat kendaraan pribadi di Halim sangat terbatas. Dari pantauan merdeka.com, di hari biasa saja, tinggal tersedia sedikit tempat bagi mobil maupun sepeda motor.
Total mobil yang bisa ditampung sekarang baru 500 unit. Angkasa Pura II memperkirakan, mulai awal tahun depan, jumlah itu bakal membesar.
Iwan mengaku akan memperbesar lahan parkir, dengan pengutamaan kendaraan roda empat. "Bisa kita buat jadi muat 700 unit (mobil). Nanti kita pindahkan parkir motor," ungkapnya.
Jalan di area dalam bandara juga berpotensi macet. Humas Angkasa Pura II Dion mengatakan, selain kendaraan pribadi, bus Damri dan dua perusahaan taksi sudah mengurus izin supaya boleh mengambil penumpang dari Halim ketika komersialisasi dilaksanakan.
"Jadi yang boleh ambil penumpang yang pakai stiker anggota. Kalau taksi dari luar, cuma boleh menurunkan penumpang," paparnya.
Topik Pilihan: bandara | bandara soetta
Satu jam cuma 3 flight
Pemindahan sebagian penerbangan dari Cengkareng ke Halim dianggap tidak signifikan. Dengan segala keterbatasan, Halim baru bisa melayani 3 flight per jam, alias mengangkut maksimal 600 penumpang.
Sudah dirancang skenario, agar sampai pukul 21.00 WIB (jam tutup bandara Halim), bisa dilakukan 36 flight, itupun sambil menyelipkan pesawat TNI AU dan jet pribadi.
Iwan Khrishadianto mengakui, tidak semua maskapai asal Cengkareng gembira melihat terbatasnya jumlah penerbangan di Halim.?
"Memang sempat ada ucapan, kalau hanya dengan 2 flight sehari harus memindahkan personel, terus peralatan ke Halim, menurut perhitungan maskapai akan rugi," ungkapnya.
Namun, sampai pertemuan terakhir antara Angkasa Pura II, TNI AU, Dirjen Perhubungan Udara, dengan perusahaan maskapai penerbangan, tidak ada maskapai yang mundur dari rencana pemindahan ini. "Belum ada maskapai yang mau mundur," kata Iwan.
Topik Pilihan: bandara | bandara soetta
Daya tampung penumpang terbatas
Terminal penumpang di Halim Perdanakusuma selama ini cuma punya satu gerbang keberangkatan (gate). Alhasil, Angkasa Pura II terpaksa menambah gate, agar komersialisasi tahun depan mulus dilaksanakan.
Dalam kondisi saat ini, diperkirakan 500 penumpang bisa dilayani setiap jam. Tapi dalam kondisi paling padat, Iwan, sang general manager AP II buat Halim, menilai jumlahnya dapat digenjot sampai 600 orang.
Namun itu baru 5 persen pemindahan dari Cengkareng. Padahal, ada target, kalau bisa jumlah flight yang dialihkan ke Halim ditingkatkan sampai 10 persen.
Bulan lalu, Menteri Perhubungan E.E Mangindaan membantah kalau pihaknya sekadar membagi beban Soekarno-Hatta ke Halim. Pemerintah, katanya, telah menghitung daya tampung penumpang yang bisa dilayani pangkalan udara militer tersebut.
"Kita sudah ada perhitungannya. Banyak space yang kita hitung," kata Mangindaan.
Mangindaan percaya, pemugaran AP II yang menelan dana Rp 6,8 miliar bisa mengatasi persoalan itu. "Terminal penumpang (Halim) tidak akan seperti dulu lagi," tandasnya.
Topik Pilihan: bandara | bandara soetta
Baca juga:
Bandara Halim dipaksakan jadi penampungan penerbangan komersial
Pengelola Halim masih pusing 'gusur' sekolah penerbangan
Bandara Halim Perdanakusuma hilangkan loket pembelian tiket
Kerugian membayangi kepindahan 9 maskapai ke Bandara Halim
Agar jet TNI, pesawat pribadi dan komersil tak bentrok di Halim