5 Pembelaan menteri usai dimarahi Jokowi karena ekspor RI kalah dari Malaysia dkk
Presiden Jokowi kesal bahwa ekspor Indonesia masih kalah dengan negara tetangga. Dia menyebut ekspor Indonesia pada 2017 mencapai USD 145 miliar masih kalah dengan Thailand yang mencapai USD 231 miliar, Malaysia USD 184 miliar dan Vietnam yang mencapai USD 160 miliar. Menurutnya, ada yang salah dengan kebijakan ekspor.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat kerja bersama Kementerian Perdagangan di Istana Negara, Rabu (31/1). Dalam rapat tersebut, Presiden Jokowi kesal bahwa ekspor Indonesia masih kalah dengan negara tetangga.
Dia menyebut ekspor Indonesia pada 2017 mencapai USD 145 miliar masih kalah dengan Thailand yang mencapai USD 231 miliar, Malaysia USD 184 miliar dan Vietnam yang mencapai USD 160 miliar. Menurutnya, ada yang salah dengan kebijakan ekspor dalam negeri.
-
Apa yang terjadi di Bukber Kabinet Jokowi? Bukber Kabinet Jokowi Tak Dihadiri Semua Menteri 01 & 03, Sri Mulyani: Sangat Terbatas
-
Mengapa Jokowi menganggap kantor FIFA di Jakarta sebagai babak baru sepak bola Indonesia? Jokowi mengatakan, keberadaan kantor tetap FIFA Asia-hub ini merupakan babak baru persepakbolaan Indonesia.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Kapan Pasar Jongke diresmikan oleh Presiden Jokowi? Pada Sabtu (27/7), Presiden Jokowi meresmikan Pasar Jongke yang berada di Laweyan, Kota Surakarta.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
"Negara sebesar ini kalah dengan Thailand. Dengan resources dan SDM yang sangat besar, kita kalah. Ini ada yang keliru dan harus ada yang diubah," kata Presiden Jokowi.
Menurut presiden, ini semua tanggung jawab Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan ekspor Indonesia. Menurutnya, ada kekeliruan yang harus dibenahi sehingga ekspor Indonesia tidak kalah dengan negara-negara tetangga yang jumlah penduduk dan sumber dayanya masih di bawah Indonesia.
Presiden Jokowi juga menyebut Indonesia terlalu monoton dan mengurus pasar tradisional saja dan tidak mau membuka pasar baru.
"Kita tidak lihat Pakistan yang penduduknya 270 juta dibiarkan dan tidak diurus. Bangladesh misalnya penduduknya tidak kecil, 160 juta ini pasar besar meski sudah surplus tapi angkanya terlalu kecil. Afrika tidak pernah kita tengok, bahkan ada expo di sana kita tidak ikut. Kesalahan seperti ini yang rutin dan tidak pernah diperbaiki," ungkap presiden.
Usai Presiden Jokowi menyemprot kinerja ekspor Indonesia, para menteri pun mengeluarkan pembelaannya. Memang tidak sedikit pekerjaan rumah yang harus dilakukan demi menggenjot ekspor RI. Berikut merdeka.com akan merangkum pembelaan tersebut.
Pemerintah dan pengusaha belum selaras
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai belum tingginya ekspor Indonesia saat ini karena belum selarasnya upaya kementerian dan pengusaha. Pihak terkait bekerja sendiri-sendiri sehingga peningkatan daya saing produk RI tak maksimal.
"Dan terus terang memang dibandingkan negara negara ASEAN, Indonesia masih belum bisa bekerja menjadi one incorporated ekspor," jelasnya.
Menteri Sri Mulyani pun berharap, ke depan sinergi semua pihak dalam mendorong ekspor dapat membuahkan hasil yang maksimal. "Semuanya kerja keras, semua kerja sangat sibuk. Luar biasa banyak tapi hasilnya lebih kecil karena kerja masing-masing. Itu artinya kita kerja tidak mencapai tujuan. Inilah yang disebut kelemahan koordinasi dan sinergi."
Hasil pertanian sudah ada diekspor, selanjutnya rempah
Menteri Pertanian Amran Sulaiman berjanji akan terus mendorong ekspor untuk meningkatkan kinerja Indonesia. Bahkan, dia mengaku telah mengekspor bawang merah hingga ke enam negara, di antaranya Timor Leste, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei.
"Strateginya kita dorong ekspor. Ekspor bawang, kan sekarang sudah ekspor ke 6 negara," katanya di Hotel Borobudur, Jakarta.
Lanjutnya, Kementan juga akan mengekspor jagung ke negara Malaysia. Sebab negara tetangga tersebut membutuhkan sekitar 3 juta ton jagung. Dalam jangka panjang Kementan akan mengembalikan kejayaan rempah-rempah agar dapat di ekspor.
"Karena ini komoditas ekspor, selain sawit, kopi, ini pala, cengkeh kita dorong kembali kebangkitan itu. Indonesia dulu, jaya karena rempah-rempah," jelasnya.
Indonesia belum mengemas potensi ekspor dengan baik
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengakui bahwa Presiden Joko Widodo sedikit kesal melihat ekspor Indonesia yang masih kalah dengan negara tetangga, seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam.
"Presiden agak ngomel juga ekspor kita tidak bagus dan kalah dengan negara lain," kata Menteri Luhut.
Menurutnya, Indonesia masih belum mampu mengelola potensinya dengan baik. Hal ini yang menjadi alasan ekspor masih rendah. "Karena Indonesia tidak mengemas potensi dengan baik. Indonesia juga tidak tahu apa yang dijual," ujarnya.
Nilai ekspor sebetulnya sudah lewati target
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan kinerja ekspor Indonesia pada 2017 mencapai USD 168,7 miliar, meningkat 19,8 persen dibanding tahun sebelumnya. Angka ini juga melampaui target yang ditetapkan sebelumnya 5,6 persen.
Peningkatan ekspor ini didukung oleh kenaikan ekspor nonmigas sebesar 15,8 persen yoy dan ekspor Migas sebesar 20,1 persen. Menurutnya, pihaknya telah melakukan strategi peningkatan ekspor dan juga melakukan reorientasi tugas para pejabat perwakilan perdagangan di luar negeri.
"Bukan hanya sebagai goverment agen tapi juga bisnis agen dan marketing agen," kata Menteri Enggar.
Negara tujuan ekspor melakukan proteksionisme
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengatakan, dinamika perdagangan luar negeri cenderung proteksionis sehingga menjadi sulit untuk melakukan negosiasi ekspor. Selain itu, negara-negara tujuan ekspor RI tersebut mengalihkan impor mereka dari negara yang sudah bebas bea.
"Vietnam begitu agresif Malaysia begitu luar biasa dengan Thailand dan sekarang nyusul Kamboja itu mereka membuka diri. Sedangkan kita sudah hampir 10 tahun baru satu Chili, kendala ini lah yang harus kita tembus," kata Mendag Enggar.
Indonesia sendiri sudah hampir 10 tahun tidak ada perjanjian perdagangan. Untuk itu Presiden Jokowi memerintahkan membuka pasar baru dengan berbagai perjanjian-perjanjian perdagangan, seperti Free Trade Agreements (FTA) agar meningkatkan ekspor Indonesia.
Â
(mdk/bim)