5 Pembelaan pemerintah saat angka kemiskinan naik
"Penduduk miskin sekarang pada taraf yang susah untuk diturunkan drastis," ujar Kepala BPS, Suryamin.
Jelang lengser, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai akan semakin sulit menurunkan jumlah penduduk miskin di Indonesia. Ini terlihat dari jumlah penduduk miskin sekitar empat tahun terakhir relatif stagnan.
"Kalau kita lihat sejak 2010 terjadi penurunan jumlah orang miskin tapi tidak drastis. Penduduk miskin sekarang pada taraf yang susah untuk diturunkan drastis kecuali ada perlakukan khusus," kata Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia berdasarkan daftar Forbes? Di posisi pertama daftar orang terkaya Indonesia masih ditempati oleh Prajogo Pangestu dengan nilai kekayaan USD67,4 miliar.
-
Kapan KEK Singhasari diresmikan? KEK Singhasari berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, wilayah ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak 27 September 2019.
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia berdasarkan Forbes? Prajogo Pangestu masih menjadi orang terkaya di Indonesia versi Forbes.
Otoritas penyedia data statistik itu menghitung, berdasarkan kemampuan masyarakat memenuhi belanja pangan dan non-pangan, jumlah penduduk miskin hingga Maret lalu sebesar 28,2 juta orang atau 11,25 persen dari total populasi penduduk Indonesia.
Melebarnya angka kemiskinan ini tentu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah. Direktur Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati, berpendapat tingginya angka kemiskinan di Indonesia dikarenakan pertumbuhan ekonomi yang tidak merata. Ini secara langsung berdampak pada penyerapan tenaga kerja.
"Kalau pertumbuhan ekonomi lebih digerakkan lebih tepat tentu bisa menampung tenaga kerja yang lebih banyak," ujarnya saat dihubungi merdeka.com.
Dia memprediksi kemiskinan sulit hilang dari Indonesia karena pemerintah justru lalai memperhatikan pembangunan sektor penyerap tenaga kerja terbesar. "Pertanian yang mencakup perikanan, kehutanan, hortikultura kan kualitas bagus di Indonesia tapi ya karena pertumbuhan ekonominya jadi kemiskinan semakin bertambah," jelas dia.
Menghadapi fakta ini pemerintah membela diri. Apa saja pembelaannya? Berikut merdeka.com mencoba merangkumnya.
Kemiskinan meningkat karena pertumbuhan ekonomi melambat
Menteri Koordinator Perekonomian, Chairul Tanjung angkat bicara soal data terbaru tingkat kemiskinan yang dirilis Badan Pusat Statistik, kemarin. CT, sapaan akrabnya, mengkambinghitamkan melambatnya pertumbuhan ekonomi sebagai penyebab melebarnya tingkat kemiskinan.
"Kalau pertumbuhan ekonomi kita tidak tinggi dan kualitasnya juga tidak masuk kepada sektor yang memberikan keberpihakan kepada masyarakat miskin ya memang begini hasilnya," ujarnya.
Ke depan, dia berjanji bahwa pemerintah akan mendorong anggaran pada program pengentasan kemiskinan. "Jadi memang harus inklusif proses pembangunannya secara keseluruhan," tuturnya.
Penurunan kemiskinan baru terjadi tahun depan
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memprediksi tingkat kemiskinan pada 2015 berkisar pada angka 9 sampai 10 persen atau menurun dibandingkan tahun 2014. BPS melansir tingkat kemiskinan per Maret sebesar 11, 25 persen dari total populasi atau setara 28,2 juta orang.
"Target 2015 khususnya tingkat pengangguran terbuka 7,5 persen, kemiskinan 9 persen 10 persen," ujar kepala Bappenas, Armida Alisjahbana.
Program tak berjalan maksimal, pemerintah angkat tangan
Pemerintah angkat tangan mengejar angka kemiskinan 9-10 persen sesuai target tahun ini. Salah satunya karena masih banyak program pengentasan kemiskinan tidak berjalan maksimal.
"Target 10 persen memang berat. Pengentasan kemiskinan memang tidak bisa cepat," ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional /Kepala Bappenas Armida Alisjahbana.
Armida mengatakan, jika hanya mengandalkan program perlindungan sosial, tidak membawa masyarakat miskin keluar dari jurang kemiskinan. Di sisi lain, sejumlah program pembangunan infrastruktur pemerintah tidak berjalan baik.
"Infrastruktur kan penyerap tenaga kerja paling efektif di pedesaan. Namun, kita tahu berbagai program ini belum 100 persen," tuturnya.
Indonesia belakangan kerap dilanda bencana
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengatakan, di akhir 2013 dan awal 2014, Indonesia mengalami banyak bencana. Yakni dari bencana longsor, banjir, gempa bumi, puting beliung dan gunung meletus, sehingga bantuan juga harus diberikan kepada korban bencana.
"Akhirnya itu semua kan masif, berpengaruh sehingga ada pertambahan rakyat miskin sekitar 100 ribuan," ujarnya.
Kemiskinan sudah jadi masalah sejak ribuan tahun
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ?menuturkan kemiskinan sudah ada sejak dimulainya peradaban manusia ribuan tahun silam. Sejak berlangsungnya perang dingin, banyak negara-negara yang berlomba-lomba meningkatkan sosialisme atau model pembangunan dari masyarakat tradisional menjadi konsumen terbesar. Masing-masing model itu memperlihatkan kekuatan dan kelemahannya. Terutama setelah berakhirnya perang dunia kedua.
Pengentasan kemiskinan sangat diperlukan bagi setiap negara untuk mengurangi kesenjangan antara orang kaya dan miskin. Terlebih, setelah hantaman krisis ekonomi yang melanda dunia beberapa tahun terakhir.
"Saya berpendapat bahwa standar hidup harus diubah," ujarnya.
(mdk/bim)