Adaptasi dan Digitalisasi Kunci Tetap Produktif Selama Pandemi
Pandemi Covid-19 telah membuat banyak usaha pelaku ekonomi kreatif terhenti. Meski demikian, masih ada juga yang mampu bertahan dan terus berkarya. Syaratnya, mereka mau beradaptasi dan bersedia melakukan transformasi digital.
Pandemi Covid-19 telah membuat banyak usaha pelaku ekonomi kreatif terhenti. Meski demikian, masih ada juga yang mampu bertahan dan terus berkarya. Syaratnya, mereka mau beradaptasi dan bersedia melakukan transformasi digital.
Sutradara film Hanung Bramantyo sudah membuktikannya. Diceritakan Hanung, kebanyakan aktivitas pekerja seni terhenti seketika. Padahal, kata Hanung, saat pandemi mulai ramai diperbincangkan pada Maret lalu, Hanung tengah menjalankan tiga produksi film. Film dengan judul 'Tersanjung' (gala premier), 'Surga Tak Dirindukan 3' dan 'Ibunda'.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Bagaimana menurut Anang, Ganjar memimpin industri kreatif? “Dibutuhkan orang yang kuat untuk bisa meng-lead itu semua dengan baik. Dan itu disampaikan dengan lugas banget, disampaikan dengan tepat banget. Memang beliau sangat menguasai creative industy harus ke mana untuk ke depannya,” Anang Hermasyah
-
Bagaimana Sulawesi Utara bisa menggerakkan ekonomi kreatif? Keberhasilan itu, lanjut politukus PDIP ini, karena pihaknya berhasil menjaga harga-harga kebutuhan tetap stabil dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi ."Kemarin juga kita mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat bahwa Sulut bisa menggerakkan ekonomi kreatif yang ada. Jadi bulan Agustus ini pengakuan dari pemerintah pusat bahwa apa yang kita kerjakan selama ini berdampak sangat positif bagi pembangunan Sulut."
-
Siapa yang menilai Ganjar paham industri kreatif? Anang yang merupakan anggota relawan ExtravaGanjar menilai yang disampaikan Ganjar sangat pas dengan aspirasi pelaku industri kreatif Indonesia.
-
Apa yang diajarkan kepada para pelaku ekonomi kreatif di Kutai Timur? Puluhan wanita sebagai pelaku ekonomi kreatif di Kabupaten Kutai Timur dibekali dengan ilmu public speaking. Dengan ilmu ini, peserta akan berani tampil dan berbicara di depan umum.
-
Bagaimana keragaman budaya di Indonesia menciptakan mozaik budaya yang unik? Dengan lebih dari 300 suku dan berbagai bahasa daerah, keberagaman ini menciptakan mozaik budaya yang unik.
Dalam waktu bersamaan, Hanung mengatakan ada film berjudul Mekkah I'm Coming yang saat itu juga sedang diputar di bioskop. "Saat pandemi, semuanya berhenti total. Yang gala premier tidak jadi tayang sampai hari ini. Yang sudah tayang di bioskop langsung turun, drop karena tidak ada penonton. Yang sedang syuting seminggu lagi mau selesai harus berhenti," katanya dalam Dialog Produktif 'Industri Kreatif Melawan Hantaman Pandemi' di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), ditulis Rabu (16/12).
Ketika dia mencoba memaksakan diri untuk melanjutkan syuting di Yogyakarta, masyarakat sekitar lokasi menolak kehadiran timnya. Apalagi, saat itu kebanyakan krunya berasal dari Jakarta, yang menjadi salah satu episentrum penyebaran Covid-19.
Hanung akhirnya tidak punya pilihan selain menghentikan syuting dan tetap tinggal dengan keluarganya di Yogyakarta hingga saat ini. "Sisi positif pandemi, saya semakin dekat dengan anak-anak saya. Tapi kebahagian itu hanya berlangsung dua sampai tiga minggu. Saya merasa kalau saya tidak berbuat sesuatu saya pusing, saya bisa gila," kenangnya.
Ketika kebosanannya memuncak karena harus berdiam diri di rumah selama berbulan-bulan, Hanung kemudian memutuskan untuk membuat film pendek bersama anak-anaknya dengan berbekal kamera ponsel.
Film pendek besutan Hanung dan anak-anaknya ini kemudian tayang di salah satu laman situs berbagi video. Gayung bersambut, film tersebut ditonton hingga 700.000 orang dan akhirnya dilirik sponsor. "Ternyata kreativitas muncul ketika diri kita terpenjara. Kepepet baru muncul," guraunya.
Pemerintah Sebut Banyak Pelaku Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Gagap
Hal ini diamini Juru Bicara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prabu Revolusi. Dia mengatakan ada dua tipe manusia yang sukses bertahan hidup ketika pandemi, manusia yang adaptif dan manusia yang melakukan transformasi teknologi.
Hal yang terjadi pada Hanung diakuinya merupakan contoh manusia yang sukses dalam melakukan transformasi digital. Namun sayangnya, kata Prabu, masih banyak para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif yang gagap menghadapi pandemi ini karena tidak mau beradaptasi dengan situasi pandemi dan tidak mau melakukan transformasi digital.
"PR-nya adalah masih banyak yang belum seperti itu, atau gagap ketika menghadapi pandemi ini. Kemenparekraf membuat program inkubasi untuk film maker agar tetap berproduksi, kita bantu dengan insentif, atau penulisan skenario di masa Covid-19," pungkasnya.
(mdk/bim)