ADB: Sepeda motor & mobil pribadi penyumbang utama masalah dunia
Sepeda motor mengakibatkan munculnya kemacetan parah, polusi udara, sehingga mengakibatkan emisi tinggi.
Bank Pembangunan Asia (ADB) menyebut kendaraan bermotor seperti mobil pribadi dan sepeda motor menjadi penyumbang utama meningkatnya masalah dunia. Pengguna sepeda motor maupun mobil terus tumbuh di berbagai negara di Asia, termasuk Indonesia.
"Cukup dipahami bahwa banyak orang ingin memiliki kendaraan pribadi, tetapi masalahnya, di kota-kota besar Asia, hal itu mengakibatkan munculnya kemacetan parah, polusi udara, sehingga mengakibatkan emisi tinggi," kata Penasehat Bidang Transportasi ADB, Tyrrell Duncan seperti dilansir Antara, Jakarta, Rabu (2/9).
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Bagaimana Pertamina membangun infrastruktur hijau? Langkah konkrit perseroan dalam pengembangan infrastruktur hijau, lanjut Fadjar tidak hanya dilakukan dalam Pertamina Group, tetapi juga bersama BUMN yang tergabung dalam Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam pengembangan pabrik baterai kendaraan listrik (EV).
-
Mengapa kemacetan di Jakarta meningkat? Syafrin juga menuturkan peringkat kemacetan DKI Jakarta mengalami kenaikan. Sebelumnya peringkat 46, kini menjadi peringkat 29.
-
Bagaimana upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurangi kemacetan di Jakarta? Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih mengkaji rencana perubahan jam kerja di DKI Jakarta yakni masuk pada jam 08.00 WIB dan 10.00 WIB dengan harapan dapat mengurangi kemacetan hingga 50 persen.
-
Bagaimana Pramono Anung berencana untuk meningkatkan kualitas infrastruktur di Jakarta? "Itulah yang kita perbaiki, jadi kita memperbaiki dari hal kecil, yang baik-baik yang sudah dilakukan oleh para gubernur. Jadi tujuan saya adalah mempersatukan peninggalan para gubernur yang baik-baik ini," ucap dia.
Kondisi ini merupakan tantangan yang harus dihadapi Asia, termasuk Indonesia. Negara diminta memiliki sistem transportasi massal yang baik serta mendorong orang untuk lebih banyak lagi dalam berjalan kaki.
Berdasarkan data ADB, populasi perkotaan di Asia setiap tahunnya bertambah sebanyak 44 juta orang, atau setara 120.000 orang per hari, dan tren itu memunculkan permasalahan dalam transportasi dan mobilitas di kota-kota.
Hal tersebut juga dinilai mengakibatkan jumlah kendaraan di Asia berlipat ganda setiap periode 5-7 tahun.
Kemacetan jalan juga dinilai telah membebani perekonomian Asia sekitar 2-5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahun karena hilangnya waktu dan beban biaya transportasi yang melonjak.
Sedangkan kesehatan udara akibat polusi udara, seperti penyakit saluran pernapasan, diperkirakan juga menghabiskan sekitar 2-4 persen dari PDB negara-negara berkembang Asia.
Untuk itu, negara-negara Asia dan sektor swasta juga butuh mendukung riset dan pengembangan teknologi yang lebih efisien dalam menghabiskan energi termasuk dalam meningkatkan standar kendaraan dan BBM yang dipergunakan.
Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno menilai pemerintah perlu menambah fasilitas transportasi yang ramah untuk penyandang disabilitas atau berkebutuhan khusus karena dipandang belum memadai.
Djoko mengatakan, kewajiban untuk menyediakan fasilitas disabilitas dalam moda transportasi telah tercantum dalam UU 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ). Dalam UU tersebut, pemerintah, pemda dan perusahaan angkutan umum wajib memberikan perlakuan khusus bidang LLAJ kepada disabilitas, lansia, anak-anak, wanita hamil dan orang sakit.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo tengah menyiapkan dua Peraturan Presiden (Perpres) terkait transportasi massal yaitu tentang kereta api ringan dan kereta api cepat Jakarta-Bandung.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan komoditas bahan makanan dan tarif transportasi menjadi penyumbang utama inflasi pada Juli 2015 yang tercatat mencapai 0,93 persen.
"Bahan makanan masih menyumbang andil terbesar inflasi, diikuti biaya transportasi, karena ada momen arus mudik dan arus balik Lebaran pada Juli tahun ini. Ini pengaruhnya besar," katanya di Jakarta, Senin (3/8).
(mdk/idr)