Adhi Karya Raup Laba 2019 Rp663,8 Miliar
PT Adhi Karya (Persero) Tbk mencatat perolehan laba bersih2019 sebesar Rp663,8 miliar. Sementara perolehan kontrak baru sebesar Rp2,6 triliun hingga April 2020. Realisasi perolehan kontrak baru di bulan April 2020 didominasi oleh Pembangunan Rumah Sakit Khusus COVID-19 di UGM.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk mencatat perolehan laba bersih2019 sebesar Rp663,8 miliar. Sementara perolehan kontrak baru sebesar Rp2,6 triliun hingga April 2020.
"Hingga Bulan April 2020, Adhi Karya mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp2,6 triliun (di luar pajak). Realisasi perolehan kontrak baru di bulan April 2020 didominasi oleh Pembangunan Rumah Sakit Khusus COVID-19 di Universitas Gadjah Mada (UGM)," ujar Corporate Secretary Adhi Karya, Parwanto Noegroho, seperti dikutip dari Antara di Jakarta, Kamis (4/6).
-
Di mana Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Siapa Serda Adhini? Serda Adhini telah menunjukkan keberaniannya dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapinya. Ia telah menjalani pendidikan khusus pramugari RI 1 di Garuda Indonesia Training Center selama 3 bulan Prestasinya di dunia pertahanan dan keamanan negara telah mendapat banyak pujian dari netizen.
-
Kenapa Pak Adna setia menjadi nasabah BRI? Sementara itu, Adna mengaku setia menjadi nasabah BRI karena ia terbantu dengan berbagai layanan yang disediakan bank BUMN tersebut.
-
Mengapa Adi Suryanto meninggal? Ia wafat pada usia 54 tahun.
-
Siapa sosok Buya Haji Ahmad Rasyid? Nama Buya Haji Ahmad Rasyid Sutan Mansur atau dikenal dengan A.R. Sutan Mansur menjadi salah satu tokoh berpengaruh di Indonesia. Beliau merupakan salah satu tokoh besar Muhammadiyah di Minang dan berkecimpung di dunia politik semasa perjuangan kemerdekaan.
Selain itu, dia menambahkan bahwa kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru pada April 2020, meliputi lini bisnis konstruksi dan energi sebesar 91 persen, properti sebesar delapan persen dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
"Pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek Gedung sebesar 32 persen, jalan dan jembatan sebesar tujuh persen, serta proyek Infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, jalan kereta api, dan proyek-proyek EPC sebesar 61 persen," katanya.
Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru dari pemerintah sebesar 70 persen, BUMN sebesar 20 persen, sementara swasta/lainnya sebesar 10 persen.
Rapat Umum Pemegang Saham Adhi Karya yang digelar pada Kamis (4/6) juga mengungkapkan penggunaan laba bersih 2019. Di mana, sebesar 10 persen atau senilai Rp66,4 miliar ditetapkan sebagai dividen tunai yang dibagikan kepada Pemegang Saham yang dibayarkan dengan ketentuan 51 persen saham atau senilai Rp33,8 miliar merupakan dividen bagian Negara Republik Indonesia yang akan disetorkan ke Kas Umum Negara.
Sebesar 90 persen atau senilai Rp597,4 miliar sebagai saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya.
RUPST Setujui Entus Asnawi Mukhson Sebagai Dirut Baru
Rapat umum pemegang saham tahunan PT Adhi Karya yang dilaksanakan pada Kamis menyetujui Entus Asnawi Mukhson sebagai direktur utama baru menggantikan Budi Harto. "Pengurus telah menyetujui perubahan susunan pengurus Perseroan," ujar Corporate Secretary Adhi Karya Parwanto Noegroho.
Selain itu, dia juga menambahkan bahwa Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) juga menyetujui Dody Usodo Hargo sebagai Komisaris Utama baru Adhi Karya menggantikan komisaris utama sebelumnya M. Fadjroel Rachman. Fadjroel Rachman saat ini menjabat sebagai Staf Khusus Presiden Republik Indonesia Bidang Komunikasi sekaligus Juru bicara Presiden Joko Widodo pada Kabinet Indonesia Maju.
RUPST yang berlangsung di Kantor Pusat Adhi Karya salah satunya mengagendakan persetujuan perubahan susunan pengurus perseroan. Selain menetapkan Direktur baru, RUPST Adhi Karya juga menyetujui Suko Widigdo sebagai Direktur Operasi 1 baru menggantikan Budi Saddewa Soediro yang ditugaskan sebagai Direktur Utama Perum Perumnas.
Sebelum ditunjuk sebagai Direktur Utama baru Adhi Karya, Entus Asnawi Mukhson menjabat sebagai Direktur Keuangan. Posisi yang ditinggalkan oleh Entus Asnawi tersebut kemudian dijabat oleh A.A G. Agung Darmawan sebagai Direktur Keuangan baru Adhi Karya yang ditetapkan dalam RUPST pada Kamis (4/6).
Dengan demikian susunan kepengurusan baru Adhi Karya sebagai berikut:
Dewan Komisaris:
Dody Usodo Hargo (Komisaris Utama)
Cahyo R. Muzhar (Komisaris)
Yustinus Prastowo (Komisaris)
Widiarto (Komisaris)
Hironimus Hilapok (Komisaris Independen)
Abdul Muni (Komisaris Independen)
Direksi:
Entus Asnawi Mukhson (Direktur Utama)-
Suko Widigdo (Direktur Operasi 1)
Pundjung Setya Brata (Direktur Operasi 2)
A.A G. Agung Darmawan (Direktur Keuangan)
Agus Karianto (Direktur SDM)
Partha Sarathi (Direktur Quality, Health, Safety and Environment dan Pengembangan)