Agar bersaing, menperin desak PLN turunkan harga listrik industri
Penurunan biaya energi diharapkan membuat industri lokal bersaing dengan asing.
Kementerian Perindustrian menyebut biaya energi untuk industri saat ini sangat tinggi. Terutama, untuk masalah tarif listrik dan harga gas yang dipatok pemerintah masih memberatkan industri dalam negeri.
Menteri Perindustrian Saleh Husin mendesak PT PLN (Persero) menurunkan tarif listrik untuk industri. Dengan begitu, kata dia, industri dalam negeri akan mampu bersaing dengan luar negeri.
"Kami menginginkannya seperti itu (ada penurunan tarif), agar biayanya bisa bersaing dengan negara-negara tetangga, khusus industri," ujar dia di Kantornya, Jakarta, Kamis (23/4).
Menurut dia, tarif listrik dan harga gas di Indonesia masih sangat tinggi dibanding negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Tarif listrik di Malaysia hanya berkisar tiga hingga 5 persen dari biaya produksi, sementara di Indonesia mencapai delapan persen.
"Mungkin bisa turun, paling tidak bisa bersaing, tidak sama dengan negara tetangga tidak apa-apa, paling tidak mendekati lah. Ya kalau untuk industri 1-2 persen ya berpengaruhlah untuk produksi, kalau dalam jumlah besar kan ini sangat berpengaruh," kata dia.
Untuk itu, Saleh menambahkan Kementerian Perindustrian bakal berkoordinasi dengan Kementerian ESDM dan PLN guna membicarakan lebih lanjut tentang biaya energi untuk industri.
"Kalau mau produk kita bersaing, salah satu biaya energi itu bisa bersaing dengan negara-negara tetangga, sehingga produk kita bisa masuk ke negara mana pun dengan harga bersaing," pungkas dia.