Pemasok Listrik EBT Keluhkan Harga Beli PLN yang Murah
Penjualan listrik berbasis energi terbarukan kepada PLN menggunakan skema perjanjian Independent Power Producer (IPP).
Transisi energi baru terbarukan merupakan langkah cukup menantang untuk diterapkan di Indonesia. Misalnya saja, harga jual listrik energi baru terbarukan dianggap masih terlalu rendah.
Kepala Seksi Biogas PT Austindo Aufwind New Energy (ANJ Group, Tbk) Ipan S Maulana bercerita kalau perusahaan tempat dia bekerja, menjual listrik energi baru terbarukan kepada PLN hanya dibanderol tak kurang dari Rp1.300 per kWh. Bagi Ipan, harga tersebut tidak setimpal dengan biaya produksi listrik berbasis energi terbarukan.
"Jadi, kalau pemerintah punya komitmen untuk energi baru terbarukan pasti harus memberikan yang terbaik," ujar Ipan di Belitung, Rabu (28/8).
Ipan menyampaikan, penjualan listrik berbasis energi terbarukan kepada PLN menggunakan skema perjanjian Independent Power Producer (IPP), atau melalui Peraturan Menteri ESDM tahun 2012 tentang kelistrikan.
Di Permen ESDM tersebut, Ipan mengatakan bahwa harga yang diberikan sudah cukup baik, meskipun itu belum cukup kompetitif dibandingkan dengan harga listrik bersumber baru bara.
"Kami masih berproses untuk mengajukan pengajuan harga. Karena untuk pembangkit baru, project baru, itu menggunakan harga baru jadi project baru biogas baru kalau di permennya itu kurang lebih Rp1.300 per kWh," jelasnya.
Harga Rp1.300 per kWh disebut Ipan masih cukup rendah jika merujuk harga biaya pembangkit Belitung itu berada di sekitar Rp1.600 - Rp1.800. Itupun, ucap Ipan, listrik berbasis baru bara.