Pengadaan Listrik PLN Masih Jauh dari Target, RI Bakal Kekurangan Listrik?
Pembangunan pembangkit listrik dan jaringan transmisi masih jauh dari target.
Pembangunan pembangkit listrik dan jaringan transmisi masih jauh dari target.
Pengadaan Listrik PLN Masih Jauh dari Target, RI Bakal Kekurangan Listrik?
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman P Hutajulu melaporkan, realisasi pengadaan listrik dari PT PLN (Persero) masih jauh dari target. Itu tercermin dari pembangunan pembangkit listrik dan jaringan transmisi yang telah dilakukan perseroan.
Menurut catatannya, progres pembangunan pembangkit listrik PLN hingga September 2023 masih jauh dari target, bahkan belum mencapai realisasi 60 persen.
"Progres pembangunan pembangkit PLN hingga September 2023 yang telah beroperasi sebesar 8,6 GW dari target 16,9 GW," jelas Jisman dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (15/11/2023).
Merdeka.com
Selain itu, pengembangan jaringan transmisi oleh PLN bahkan belum mencapai 20 persen dari target yang ditetapkan, yakni 47.723 kilometer sirkit (kms).
"Pengembangan transmisi telah mencapai 8.439 kms dari target 47.723 kms. Kami terus mendorong PLN untuk melakukan percepatan penyelesaian pembangkit dan transmisi sesuai target," pinta Jisman.
Jisman mengingatkan PLN sebagai perusahaan penyediaan tenaga listrik terbesar di Indonesia, dengan porsi 90 persen nasional.
Sebelum beranjak dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) baru 2024-2033, Jisman menyebut RUPTL sebelumnya mengamanatkan PLN untuk mulai beralih ke pembangkit energi baru terbarukan (EBT).
"Dalam RUPTL PLN 2021-2030 diamanatkan, total pengembangan pembangkit 40,6 GW, di mana 20,9 GW (atau) 52 persen sumber dari EBT. Sedangkan sisanya 19,7 (atau) GW 48 persen masih berasal dari energi fosil," terangnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia masih sangat rendah. Dia mencatat hanya 0,5 persen pemanfaatan EBT di Indonesia.
"Ini memalukan Pak Hilmi (Direktur Utama Medco Energy International, Hilmi Panigoro) tidak sampai 1 persen. Pak Dirjen, DPR nanti tolong dorong terus ke Menteri ESDM. Kita punya banyak sekali potensi energi renewable, mau air, geothermal dan yang lainnya," ujar Sri Mulyani dalam acara 11 Tahun Indonesia EBTKE Conex, Tangerang, Rabu (12/7).
Merdeka.com
Sri Mulyani menyebut, untuk mengembangkan potensi energi hijau memiliki masing-masing karakter, ada yang investment cost di depan seperti geothermal, ada juga aspek lingkung yang harus dijaga.
"Kami di Kementerian Keuangan akan terus mendengarkan, sehingga policy memampukan Anda untuk mewujudkan renewable lebih besar," tuturnya.