Kreatif, Desa Terpencil di Bogor Ini Gunakan Turbin dari Pelek Motor Bekas untuk Aliri Listrik
Untuk saat ini turbin tidak bisa beroperasi karena terkendala kemarau
Untuk saat ini turbin tidak bisa beroperasi karena terkendala kemarau
Kreatif, Desa Terpencil di Bogor Ini Gunakan Turbin dari Pelek Motor Bekas untuk Aliri Listrik
Aliran listrik masih belum dinikmati oleh beberapa kampung, salah satunya di Cipacar, Desa Buanajaya, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
-
Motor Listrik apa yang dibuat di Indonesia? Kehadiran sejumlah brand lokal tidak terlepas dari upaya pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri otomotif berbasis elektrifikasi untuk mengurangi emisi karbon dioksida.
-
Dimana energi listrik digunakan? Energi listrik memiliki peran yang sangat penting sebagai sumber penerangan dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat utama dari energi listrik sebagai sumber penerangan adalah memberikan cahaya yang diperlukan untuk melakukan berbagai aktivitas di dalam atau di luar ruangan, terutama pada malam hari.
-
Mengapa program Listrik Desa diluncurkan? Keinginan itu dimulai dari Bantul pada Mei 2015, Pemerintah mencanangkan program pembangkit listrik 35.000 MW melengkapi 7.000 MW yang sudah dibuat pemerintah sebelumnya.
-
Bagaimana program Listrik Desa mencapai daerah terpencil? Program ini mendesak dilakukan karena pasokan listrik di Indonesia belum merata. Per September 2016, Indonesia baru punya pembangkit listrik dengan total daya 4.133 MW. Sementara 12.317 MW masuk masa konstruksi, dan 8.641 MW dalam penyelesaian kontrak.
-
Bagaimana warga Lebak Jeunjing mendapatkan listrik? Satu Rumah hanya Bisa Pakai Satu Lampu Untuk listriknya sendiri kwhnya sangat kecil, sehingga sekitar 8 rumah harus dibagi alirannya. Ini yang membuat masing-masing rumah hanya bisa memakai satu lampu.
-
Siapa yang memanfaatkan energi listrik? Listrik telah menjadi salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mengatasi hal ini, warga setempat kemudian membuat pembangkit listrik sederhana berbentuk kincir. Bukan dari lempengan baja, melainkan sisa pelek motor yang tak terpakai.
Gerakan kincir sendiri muncul dari selokan kecil yang mengalir di bawahnya. Saat pelek bekas itu berputar, sistem kelistrikan muncul lewat turbin yang tersambung dengan pelek.
Warga kemudian akan mendapatkan cahaya lampu melalui pola paralel yang saling terhubung ke beberapa rumah di sana. Yuk simak informasi selengkapnya.
Kincir air di Kampung Cipacar
Dinukil dari kanal YouTube Petualangan Alam Desaku, Selasa (10/10), Kampung Cipacar sendiri memang belum teraliri listrik.
Kondisi ini membuat beberapa warga menginisiasi pembuatan kincir air sederhana yang terbuat dari pelek bekas yang diikat dengan wadah bambu.
Tempat mirip gelas itu yang kemudian mampu jadi penggerak kincir air.
Pelek juga terkait dengan tali karet yang terpasang di dinamo sebagai turbin. Aliran listrik kemudian terhasilkan dari dinamo tersebut.
Warga gunakan lampu teplok
Sebelum menggunakan kincir, warga sendiri banyak menggunakan lampu teplok sebagai penerangan di rumah.
Namun setelah ada kincir, listrik untuk penerangan bisa teralirkan di sekitar 4 rumah di Cipacar.
Walau demikian, kinci tersebut masih belum berfungsi optimal karena saat ini masuk musim kemarau panjang.
“Jadi ini akal-akalan sederhana saja supaya bisa nyala,” kata pembuat kincir air, Nasim
Terkendala musim kemarau
Menurut Nasim, kincir air tersebut tidak bisa berjalan saat ini karena saluran irigasi di area persawahan itu masih mengering. Kondisi ini sudah berlangsung selama kurang lebih 3 bulan.
Nasim menduga, air akan mengalir kembali dan menggerakkan turbin tersebut sekitar dua bulan mendatang.
“Kalau sekarang ya nggak nyala, nggak ada airnya. Mungkin (menyala kembali) sekitar dua bulanan, lebih,” katanya.
Warga gunakan lampu teplok sampai aki
Dikarenakan tidak adanya aliran listrik akibat saluran irigasi yang mengering, warga sekitar lantas mensiasatinya dengan menggunakan penerangan tradisional berupa teplok.
Kemudian, warga lain juga ada yang menggunakan aki untuk mengaliri listrik penerangan di rumahnya.
“Sekarang pakai aki dari panel (surya) kecil. Dan ini tergantung panasnya, kadang sampai pagi kadang tidak,” pungkas Nasim.
Kampungnya indah
Adapun kondisi kampung di lokasi sendiri tampak asri, dengan rimbunnya pepohonan di area perbukitan.
Selain itu, bentangan sawahnya juga luas dan menjadi pemandangan yang menyejukkan saat berkunjung ke sana.
Yang menarik, desa tersebut tetap terlihat hijau dan asri, walau masih masuk musim kemarau.
“Jadi kawan-kawan, memang untuk di lingkungan kang Nasim ini, keasriannya tak perlu diragukan lagi, ini kebetulan musim kemarau jadi sedikit kering, tapi nanti kalau hujan serempak akan hijau,” kata konten kreator.