Ada Faktor Teknologi yang Jadi Tantangan Pengembangan Energi Baru Terbarukan
Energi Baru Terbarukan dihadapkan dengan 4 tantangan.
Energi Baru Terbarukan dihadapkan dengan 4 tantangan.
Ada Faktor Teknologi yang Jadi Tantangan Pengembangan Energi Baru Terbarukan
Edi Wibowo Direktur Bioenergi - Ditjen EBTKE Kementerian ESDM mengatakan ada 4 tantangan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Tantangan pertama adalah Keekonomian dan Teknologi bahwa inovasi teknologi di bidang EBT mendorong keandalan sistem tenaga listrik dan terciptanya harga yang makin kompetitif.
“Kedua, TKDN, pertimbangan penguasaan teknologi, waktu pelaksanaan proyek, dan kesiapan industri pendukung baik pada aspek teknis maupun keekonomian,”
Edi Wibowo Direktur Bioenergi - Ditjen EBTKE Kementerian ESDM dalam diskusi yang digelar Perkumpulan Tenaga Ahli Alat Berat Indonesia (PERTAABI) belum lama ini di Jakarta.
Kemudian yang ketiga, Supply & Demand, pengembangan pembangkit listrik EBT dan Non Listrik mempertimbangkan keseimbangan supply & pertumbuhan demand dengan harga yang terjangkau.
Dan Keempat, Pelaksanaan Proyek, kemudahan dalam perizinan dan penyiapan lahan serta debottlenecking dalam pelaksanaan proyek EBT.
Edi juga mengungkapkan sebenarnya biaya investasi untuk pembangunan pembangkit listrik EBT, khususnya PLTS dan PLTB (termasuk biaya integrasi) lebih murah dan dapat bersaing dengan PLTU 800MW yang sudah ada.Biaya O&M (operation & maintenance) pembangkit listrik EBT juga relatif rendah. Pengurangan pajak dan retribusi penggunaan sumber daya alam dapat menjadi insentif alternatif untuk harga listrik EBT yang lebih kompetitif.
“Kerja sama dan partisipasi dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk pengembangan sumber daya manusia , diperlukan untuk mencapai Transisi Energi yang Adil dan memenuhi Tujuan Mitigasi Perubahan Iklim,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, pengelolaan energi berdahadapan denganTrilema Energi (tiga dilema energi) di negeri ini.Trilema Energi itu, pertama, Ketahanan Energi, tantangannya adalah dalam upaya penyediaan energi dengan memperhatikan rantai pasok sumber dalam dan luar negeri serta permintaan yang terus meningkat.
Kedua, Ekuitas Energi, kita menghadapi tantangan dalam penyediaan akses dan terjangkaunya energi untuk semua orang.
Ketiga, Keberlanjutan Lingkungan, artinya pembangunan infrastruktur berbasis energi terbarukan dan sumber energi rendah karbon lainnya serta peningkatan efisiensi energi baik dari sisi supply maupun demand.