Alasan Presiden Jokowi Yakin Rupiah Akan Lanjutkan Penguatan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan terus menguat. Itu didukung dengan berbagai sentimen positif yang telah dibangun perlahan oleh pemerintah. Kata Presiden Jokowi, upaya-upaya tersebut dalam rangka membangun kepercayaan (trust) kepada para investor.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan terus menguat. Itu didukung dengan berbagai sentimen positif yang telah dibangun perlahan oleh pemerintah.
"Saya sangat berbahagia sekali bahwa satu tahun belakangan ini konsolidasi sektor fiskal, moneter, dan pelaku-pelaku usaha industri pasar itu berjalan dengan baik. Konsolidasi seperti ini kalau terus dilakukan akan membuahkan hasil yang konkret," ucapnya di Ritz Carlton, Jakarta Selatan, Senin (3/12).
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Kapan Ayat Seribu Dinar turun? Ayat seribu dinar adalah sebutan untuk dua ayat dalam Surat At Thalaq, yaitu ayat 2 bagian akhir dan ayat 3 seluruhnya.
-
Kapan nilai tukar Dolar Singapura terhadap Rupiah mengalami penurunan signifikan? Kemudian, terjadi penurunan hingga mencapai titik terendah sekitar 11.700 IDR per 1 SGD, sebelum kembali menguat ke 11.762,02 IDR per 1 SGD pada 25 September 2024.
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
Presiden Jokowi mengungkapkan, pemerintah akan terus mengoptimalkan potensi domestik untuk merespon ketidakpastian global. Terutama dalam upayanya mengatasi pelebaran defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).
"Kita juga kan produsen terbesar kelapa sawit di dunia, produksi CPO kita 42 juta ton per tahun. Ini kita usahakan hilirisasi untuk biosolar 20 (B20). Kita wajibkan penggunaannya, berapa juta ton yang bisa kita hemat. Setelah itu kita akan mengejar B80 lalu B100. Sekali lagi, ini akan mengurangi CAD karena impor solar bisa dikurangi dan dihilangkan," ujarnya.
"Kemudian pembangunan infrastruktur. Selama 4 tahun terakhir ini, kita melihat, kita telah banyak membangun baik airport, pelabuhan, jalan tol, pembangkit listrik, banyak sekali," dia menambahkan.
Kata Presiden Jokowi, upaya-upaya tersebut dalam rangka membangun kepercayaan (trust) kepada para investor. "Kalau hal seperti ini bisa kita kerjakan. Ini jadi pondasi kita untuk bersaing dengan negara-negara maju. Dan setelah infrastruktur, kita akan masuk ke pembangunan Sumber Daya Alam (SDA). Butuh sekolah vokasi yang membutuhkan standard internasional, upgrade anak-anak muda kita," ungkapnya.
Presiden Jokowi pun menekankan, dengan maraknya sentimen positif baik dari sisi internal maupun eksternal (global) yang kini datang, maka hal tersebut akan membantu Rupiah untuk semakin menguat. "Jadi yang kita bangun adalah trust, kepercayaan. Kita mengelola fiskal sangat hati-hati. Yang saya dengar arus modal sudah kembali masuk, jadi jangan kaget kalau Dolar nanti turun terus," tandasnya.
Reporter: Bawono Yadika Tulus
Sumber: Liputan6
Baca juga:
Rupiah Dibuka Menguat di Level Rp 14.239 per USD
Efek Positif Meredanya Perang Dagang buat Indonesia
Menko Darmin Sebut Rupiah Bisa Menguat ke Rp 13.000 per USD, Ini Syaratnya
Ini Pemicu Rupiah Jadi Perkasa Hingga Level Rp 14.200 per USD
Nilai Tukar Rupiah Perkasa di Level Rp 14.308 per USD
Bos PLN Soal Penguatan Rupiah dan Harga Minyak Anjlok: Itu Rezeki Dari Allah
Faisal Basri: Rupiah Menguat Bukan Karena Usaha Pemerintah, Tapi Utang