Ambisi Jokowi tarik investasi Rp 4.000 triliun masuk sektor energi
Perlu perubahan pola pikir, sektor energi sebagai pendorong ekonomi bukan sumber penerimaan negara.
Pemerintah melalui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan investasi di sektor minyak dan gas (migas) menembus Rp 4.000 triliun. Target ini diharapkan terealisasi lima tahun kepemimpinan Jokowi-JK.
Jika target tersebut dirinci, depan, untuk sektor Energi Baru Terbarukan ditarget meraup Rp 500 triliun, sektor ketenagalistrikan Rp 1.100 triliun, sektor hulu migas Rp 1.200 triliun, sektor hilir migas Rp 600 triliun, dan sektor minerba diperkirakan bisa meraup Rp 600 triliun.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa saja yang diresmikan Jokowi di Sulawesi Barat? "Juga pembangunan 3 ruas jalan sepanjang 22,4 kilometer yang ditangani dengan Inpres Jalan Daerah," ucap Jokowi.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Kenapa Serka Sudiyono diundang ke acara Presiden Jokowi? Pada acara itu, Presiden Jokowi memberikan games-games menarik. Salah seorang yang berhasil maju ke podium adalah Serka Sudiyono.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
Menteri ESDM Sudirman Said melihat, untuk merealisasikan target ini, perlu ada perubahan pola pikir. Selama ini sektor energi dianggap sebagai sumber penerimaan negara. Menurutnya, akan lebih baik jika sektor energi dipandang sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.
Tak kalah penting, membuat tembok penghalang masuknya kepentingan lain di luar kepentingan memajukan sektor energi nasional.
"Lalu situasi selama ini mengenai nuansa politik dalam pengambilan keputusan, harus diganti dengan pertimbangan profesional dan meritokrasi (pemimpin berdasarkan prestasi) dalam pengambilan keputusan," ujar dia di kantornya, Jakarta, Minggu (31/5).
Mantan Dirut PT Pindad ini melanjutkan, pembangunan kapasitas SDM, penguatan kelembagaan, dan penguatan riset menjadi bagian yang tak boleh dikesampingkan. Dukungan pendanaan juga perlu diperkuat.
"Secara uang, tahun depan kalau budget kita disetujui, Rp 150 triliun dari APBN," jelas dia.
(mdk/noe)