Antisipasi uang palsu saat Ramadan, BI dorong transaksi non-tunai
"Kalau transaksinya besar, jangan pakai tunai. Pakai saja non tunai untuk menghindari uang palsu."
Bank Indonesia (BI) mengaku terus melakukan antisipasi dan menindak tegas pelaku peredaran uang palsu saat Ramadan. Pihaknya mengimbau agar masyarakat menukarkan uang di tempat-tempat penukaran uang resmi, seperti bank, kantor BI, atau di layanan penukaran uang di Monas dan daerah lain.
Deputi Bidang Komunikasi BI, Tirta Segara mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian Rupiah kepada masyarakat. Langkah antisipasi yang efektif disarankan memilih non-tunai saat bertransaksi jumlah besar.
"Kalau transaksinya besar, jangan pakai tunai. Pakai saja non tunai untuk menghindari uang palsu. Jadi harus waspada dan kalau terima uang, harus langsung dilihat," ujarnya di Gedung BI, Jakarta, Jumat (26/6).
Menurut dia, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan penegak hukum untuk antisipasi peredaran uang palsu. "Saya kira uang palsu sekarang masih bisa dikenali dengan 3D, Dilihat Diraba dan Diterawang. Kalau dilihat gambar burem, tinta luntur dan cetakannya pudar jika diamati dengan kaca pembesar. Bila diterawang enggak ada tanda air, benang pengaman tidak ditanam dan lainnya," jelas dia.
Sebelumnya, dari data BI, jumlah peredaran uang palsu selalu meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah peredaran uang. Buktinya, pada Agustus tahun lalu peredaran uang palsu mencapai 10.092 lembar. Temuan uang palsu melonjak mencapai 15.089 lembar pada Desember 2014.
Tahun ini, peredaran uang palsu semakin menggila. Dalam waktu hanya lima bulan, atau terhitung Januari-Mei 2015, ditemukan 184.783 lembar uang palsu. Angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan periode sama tahun lalu, 38.656 lembar.
Pengamat Mata Uang Rully Nova melihat perlunya langkah Bank Indonesia 'memaksa' penggunaan transaksi non-tunai. Dia yakin ini sebagai solusi strategis mengurangi peredaran uang palsu.
"Namun, harus diakui alat elektronik untuk transaksi keuangan sudah banyak. Sikap perbankan juga baik dalam mengatasi uang palsu walaupun pencegahan yang dilakukan BI belum maksimal," kata Rully.