Apindo sebut batik Malaysia contek Indonesia
"Orang Malaysia enggak ada ide mengenai batik. Mereka nyontek melulu tuh," kata Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani.
Batik merupakan salah satu warisan kebudayaan khas Indonesia. Untuk itu, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai batik khas dalam negeri sudah seharusnya mampu menembus pasar ekspor asing, salah satunya Malaysia.
"Terutama Malaysia, kita bisa mengekspor produk berbasis budaya. Orang Malaysia enggak ada ide mengenai batik. Mereka nyontek melulu tuh," kata Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Senin (13/4).
Hariyadi menyebut jika Indonesia masih minim melempar produk batik khas dalam negeri ke Negeri Jiran tersebut lantaran terbentur regulasi ketat dari Malaysia.
"Mereka menutup benar ekspor tekstil, termasuk batik kita ke Malaysia dengan alasan melestarikan budaya mereka. Sama sih dengan Indonesia, tapi bedanya industri batik di Indonesia enggak semuanya printing, tapi batik tulis," tandasnya.
Seperti diketahui, batik merupakan warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Selain sebagai warisan budaya, keindahan batik juga telah diakui dunia, beberapa tokoh dunia pernah menggunakan batik Indonesia dalam berbagai kesempatan seperti Nelson Mandela, Barack Obama dan Bill gates.
Bahkan, Nelson Mandela ketika disemayamkan menggunakan salah satu batik Indonesia kesayangannya.
Dulu Malaysia pernah mengklaim batik adalah milik mereka. Polemik pun muncul akibat klaim Negeri Jiran terhadap batik ini.
Tahun 2008 Pemerintah Indonesia tidak diam dengan klaim Malaysia tersebut. Pemerintah Indonesia pun mendaftarkan Batik ke dalam jajaran daftar representatif budaya tak benda warisan manusia UNESCO atau Representative List of Intangible Cultural Heritage-UNESCO.
Untuk mendapat pengakuan representatif sebagai warisan budaya, proses yang ditempuh oleh pemerintah Indonesia terbilang cukup panjang. Berawal pada 3 September 2008 dengan proses Nominasi Batik Indonesia ke UNESCO, yang kemudian diterima secara resmi oleh UNESCO pada 9 Januari 2009 untuk diproses lebih lanjut.
Puncaknya, pada tanggal 2 Oktober 2009 diakhiri dengan UNESCO mengukuhkan batik Indonesia dalam daftar representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia yang dilaksanakan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Tanggal 2 Oktober juga diperingati sebagai Hari Batik Nasional.
"Tahun 2009 UNESCO menetapkan batik sebagai warisan dunia. Presiden SBY kemudian menjadikan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional," kata SBY.
Pengukuhan dari UNESCO serta pendeklarasian dari Presiden telah menghapus pengklaiman yang digencarkan oleh negara tetangga, Malaysia.