Awal 2019, BNI Syariah bakal melantai di bursa saham
Saham yang akan dilepaskan ke publik setara dengan 20 persen saham ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Dengan melakukan IPO ini, BNI Syariah akan naik kelas menjadi kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III.
Direktur Utama PT BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan pihaknya siap melakukan penawaran umum perdana saham (Innitial Public Offering/IPO) di awal tahun 2019. Untuk itu, manajemen Anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) telah membentuk tim IPO.
"Pembentukan tim sudah, yang jelas harus masuk Rencana Bisnis Bank (RBB) karena ini kan corporate action dan harus dapat izin dari pemegang saham induk juga yaitu BBNI," tuturnya di Gedung BNI Syariah, Jakarta Selatan, Kamis (26/7).
-
Kapan BNI pertama kali melakukan IPO? Pada 1996 BNI untuk pertama kalinya menawarkan saham perdana kepada masyarakat atau IPO dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
-
Mengapa BRI dan BEI berkolaborasi untuk mendorong nasabah korporasi BRI melakukan IPO? Perusahaan-perusahaan berpeluang besar dalam mengembangkan bisnisnya melalui pendanaan dari pasar modal.
-
Bagaimana BRI dan BEI berharap nasabah korporasi mereka bisa memanfaatkan keuntungan dari IPO? Dengan menjadi perusahaan terdaftar, perusahaan memiliki akses langsung ke pasar modal untuk mendapatkan pendanaan tambahan di masa depan melalui penerbitan saham atau obligasi. Hal ini memberikan fleksibilitas dalam manajemen keuangan perusahaan dan memperluas sumber pendanaan yang tersedia
-
Apa tujuan dari kolaborasi BRI dan BEI dalam menyelenggarakan seminar tentang IPO? Kegiatan tersebut bertujuan mendukung perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam hal ini nasabah korporasi BRI untuk dapat berkembang melalui pendanaan di pasar modal dengan melakukan IPO dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.
-
Kenapa BNI menggandeng startup? Tak hanya itu, BNI juga menggandeng startup agar bisnis terus bertumbuh.
-
Kapan seminar kolaborasi BRI dan BEI tentang IPO diselenggarakan? Dalam menyambut peluang tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berkolaborasi dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyelenggarakan seminar terbuka yang mengambil tema 'Optimum Financing Synergy with Initial Public Offering (IPO)' pada 6 Juli 2023 di Main Hall Bursa Efek Indonesia.
"Kira-kira pakai laporan keuangan Maret 2018 atau Desember 2017. Kan tahun depan juga tahun Pemilu, jadi kita sedang lakukan simulasi. Cuma dari sisi fundamental kita sudah siap," ujarnya.
Dia menjelaskan, saham yang akan dilepaskan ke publik setara dengan 20 persen saham ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Dengan melakukan IPO ini, BNI Syariah akan naik kelas menjadi kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III.
Sebab, untuk menjadi Bank BUKU III, BNI Syariah harus memiliki modal inti minimal Rp 5 triliun. Sedangkan, saat ini modal inti perseroan tercatat sekitar Rp 4 triliun.
"Apabila Price to book value kami antara 1,5 sampai 2 kali, maka tambahan modal yang kita dapatkan dari IPO ini sekitar Rp 1,5 triliun sampai Rp 2 triliun. Ini sudah lebih dari cukup untuk tambah modal inti sehingga kami bisa menjadi bank buku III," imbuh Firman.
Firman menyakinkan, kinerja PT BNI Syariah tetap kuat sampai dengan akhir tahun ini. Terbukti, Perseroan optimistis bisa menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 27 triliun sepanjang tahun 2018. "Kami yakin bisa mencapai laba Rp 400 miliar akhir tahun ini," tandasnya.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Analis sebut saham perbankan masih layak untuk dibeli
Laba BNI Syariah meroket 23 persen jadi Rp 202,9 miliar di semester 1-2018
Bank Danamon salurkan kredit Rp 133,9 T di semester I 2018, KPR tumbuh terbesar
Semester I 2018, Bank Danamon alami penurunan laba bersih menjadi Rp 2,01 T
Citibank belum putuskan beri pinjaman ke Inalum beli saham Freeport