Bahlil Dorong Investasi Swasembada Gula Dalam Rapat Perdana
Bahlil menyebut terdapat empat klaster wilayah dengan total lebih dari dua juta hektare (Ha) yang akan menjadi wilayah pengembangan swasembada gula.
Bahlil gerak cepat adakan rapat perdananya untuk melakukan pembagian tugas awal dengan Kementerian/Lembaga terkait yang juga ditunjuk Presiden Joko Widodo.
Bahlil Dorong Investasi Swasembada Gula Dalam Rapat Perdana
Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi menunjuk Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia untuk mengetuai Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol.
Hal ini sudah ditetapkan pada Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 15 Tahun 2024 yang ditetapkan pada tanggal 19 April 2024. Satgas ini dibentuk untuk melakukan percepatan fasilitasi investasi komoditas tebu yang terintegrasi dengan industri gula, bioetanol, dan pembangkit listrik biomasa di Kabupaten Merauke Provinsi Papua Selatan.
Setelah ditunjuk, Bahlil gerak cepat adakan rapat perdananya untuk melakukan pembagian tugas awal dengan Kementerian/Lembaga terkait yang juga ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk mengambil peran dalam mendorong percepatan investasi komoditas tebu.
”Ini merupakan tindak lanjut dari ratas (Rapat Terbatas) kami dua bulan lalu yang juga dihadiri oleh Kepala Badan Karantina waktu itu. Dimana yang hadir di dalam ratas itu adalah Menteri BUMN, Menteri LHK, Menko Perekonomian, dan Mendagri, kalau tidak salah waktu itu," kata Bahlil dalam keterangannya, Jumat (3/5).
Bahlil menyebut terdapat empat klaster wilayah dengan total lebih dari dua juta hektare (Ha) yang akan menjadi wilayah pengembangan swasembada gula terintegrasi bioetanol.
Klaster satu dan dua seluas kurang lebih 1.000.000 Ha, klaster tiga seluas kurang lebih 504.373 Ha, dan klaster empat seluas kurang lebih 400.000 Ha.
Adapun total rencana investasi perkebunan tebu terintegrasi swasta klaster tiga diperkirakan mencapai USD5,62 miliar atau setara Rp83,27 triliun.
Menurut Bahlil hal ini akan menjadi investasi yang besar sehingga investor yang masuk harus memiliki kredibilitas nyata. Ia juga menambahkan, setiap investor yang ingin ikut ambil bagian pada proyek ini diwajibkan mampu memenuhi hak-hak adat masyarakat di sana.
”Nanti kebunnya secara teknologi, pakai mesin. Kemudian pabriknya juga pada skala yang besar sekaligus, dan ke depannya investasinya ini melibatkan orang daerah. Jangan investornya yang tumbuh tapi masyarakatnya mati. Enggak boleh! Kita mau fair. Kita mau investornya tumbuh, negara dapat hasil, daerah dapat hasil, rakyat juga dapat hasil. Jadi konsepnya adalah tumbuh bersama-sama," terang Bahlil.
Bahlil melanjutkan jika pihak Badan Karantina Indonesia telah mengetes bibit tebu yang didatangkan langsung dari Australia.
Diharapkan bibit ini mampu menjadi bibit unggul yang bisa menghasilkan tanaman tebu yang berkualitas. Pelaksanaan investasi swasembada gula dan bioetanol ini diperkirakan akan selesai di tahun 2027.