Bandara Samarinda Bakal Dilengkapi Solar Cell Sebagai Energi Alternatif
Kerja sama ini merupakan salah satu pilot project yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, sekaligus sejalan dengan Program Pemerintah pada Rencana Aksi Nasional - Penurunan Gas Rumah Kaca (RAN-GRK).
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, melalui Unit Penyelenggara Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda resmi menjalin kerjasama dengan PT Total Access to Solar (TATS) Indonesia dengan melakukan Perjanjian Sewa Guna Usaha untuk Peralatan Tenaga Surya Photovoltaik.
Kerja sama ini merupakan salah satu pilot project yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, sekaligus sejalan dengan Program Pemerintah pada Rencana Aksi Nasional - Penurunan Gas Rumah Kaca (RAN-GRK).
-
Apa saja tempat wisata baru di Bandung dan sekitarnya? Mencari wisata baru di Bandung dan sekitarnya? Mungkin Anda dapat mempertimbangkan beberapa rekomendasi wisata baru di Bandung berikut ini.
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Siapa yang menghidupkan kembali lomba kereta peti sabun di Bandung? Setelah vakum selama 35 tahun, lomba kereta peti sabun kembali dilaksanakan di Kota Bandung, Jawa Barat pada 26 dan 27 Agustus 2023 mendatang.
-
Kenapa Sariban rela membersihkan sampah di Bandung? Sariban mengaku tak pernah lelah untuk memperjuangkan keindahan Kota Kembang. Baginya, Paris Van Java sudah menjadi rumah yang nyaman sehingga perlu dijaga kebersihan dan ketertibannya.
-
Apa saja rute penerbangan terbaru di Bandara Kertajati? Dilansir dari Instagram Kertajati Airport, bandara tersebut membuka sejumlah rute penerbangan seperti: Kualanamu Medan, Palembang, Padang, Pekanbaru, Kepri dan Denpasar Bali. Selain itu terdapat juga rute penerbangan Batam, Lombok, Ujung padang, Kuala lumpur Malaysia, Surabaya, Balikpapan, Banjarmasin dan Pontianak.
-
Apa yang menjadi sisa kejayaan lalu lintas kereta api di Bandung? Konon, rel ini menggambarkan sisa kejayaan lalu lintas kereta api rute Bandung Kota hingga Ciwidey, Kabupaten Bandung.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Polana B Pramesti mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh PT TATS Indonesia, kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Utamanya, bagi Bandar Udara APT Pranoto.
"Kami sangat mengapresiasi dukungan yang telah diberikan. Diharapkan, hal ini dapat menjadi proyek percontohan, dan dapat memberikan kontribusi yang baik bagi dunia penerbangan di Indonesia," kata Polana, dalam keterangan diterima merdeka.com, Senin (25/11).
Kerja sama itu ditandatangani oleh Kepala Bandara APT Pranoto Dodi Dharma Cahyadi, mewakili Direktur Jenderal Perhubungan Udara, bersama Direktur Total Solar Singapura Lorenzo Mancini, dengan dihadiri oleh Arividya Noviyanto selaku Country Director Total, dan Ismansyah, selaku Kepala Dinas Perhubungan Kota Samarinda.
Dalam paparannya, Dodi menyebutkan bahwa hal ini merupakan inovasi baru yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Melalui kerjasama ini, Bandar Udara APT Pranoto memiliki tenaga alternatif guna menekan anggaran, serta dapat menciptakan tenaga terbaharukan dari Solar Cell yang dimiliki.
"Kami merasa bangga telah melakukan kerjasama ini. Karena hal ini sejalan dengan fokus pemerintah dalam menurunkan Gas Rumah Kaca. Hal ini juga dapat mengurangi anggaran hingga 30 persen dari penggunaan PLN," jelas Dodi.
Ditanggung Total Solar Distributed Generator
Pelaksanaan kerjasama antara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dengan CSR perusahaan asal Prancis ini ditanggung sepenuhnya oleh Total Solar Distributed Generator. Rencananya, akan terlaksana paling lama, terhitung sejak 6 bulan dari ditandatangani nya Perjanjian Sewa Guna Usaha, untuk Peralatan Tenaga Surya Photovoltaik.
"Solar Cell ini juga akan diproyeksikan untuk memasok tenaga, khususnya di Terminal dan Tower Bandara. Kami harapkan dari kerjasama yang dilakukan, dapat menekan pengeluaran anggaran, serta dapat terlaksana secepatnya dan dengan sebaik-baiknya," tambah Dodi.
Untuk diketahui, Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto memiliki panjang runway 2.250 x 45 m, luas terminal 12.400 meter persegi, dan luas apron 300 x 135 meter persegi. Bandar Udara APT Pranoto dapat melayani pesawat sejenis Boeing 737-800 dan menampung hingga 1,5 juta penumpang pertahun, serta melayani hingga 48 pergerakan pesawat per hari.
Selanjutnya, Solar Cell di Bandar Udara APT Pranoto akan menghasilkan setidaknya 600 kW, dengan dukungan Colar Cell pada atap (Roof Top) bangunan Terminal Bandar Udara APT Pranoto.
(mdk/idr)