Banjir Jakarta Berpotensi Ganggu Pemulihan Ekonomi
Mulai tingginya aktivitas ekonomi di Jakarta menunjukkan adanya tren pemulihan ekonomi di Ibu kota. Bahkan tren ini telah dimulai sejak status PPKM level 3 dan 2.
Pemerintah telah menurunkan status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jakarta menjadi level 1 di November 2021. Turun ke level terendah ini membuat sejumlah aktivitas ekonomi masyarakat kembali bergerak dengan tetap berpedoman pada protokol kesehatan.
Mulai tingginya aktivitas ekonomi di Jakarta menunjukkan adanya tren pemulihan ekonomi di Ibu kota. Bahkan tren ini telah dimulai sejak status PPKM level 3 dan 2.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Kapan banjir pertama kali terjadi di Jakarta? Pada masa VOC sendiri telah dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi banjir di Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal silih berganti mencoba berbagai upaya.
-
Di mana banjir bandang ini terjadi? Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi meminta bantuan dana Rp1,5 triliun untuk penanganan bencana alam banjir bandang di daerahnya.
-
Di mana banjir Jakarta pada tahun 1960 terjadi? Mengutip dari buku Sejarah Kota Jakarta 1950-1980 karya Edi Setyawati dkk mengatakan, pada awal tahun 1960 terjadi banjir di Jakarta, setelah mengalami musim hujan yang hebat sehingga 7 kelurahan sangat menderita, terutama daerah Grogol dan sekitarnya.
-
Di mana banjir di Cirebon timur terjadi? Banjir di wilayah Cirebon timur ini kemudian viral di media sosial pada Rabu (6/3). Dalam video yang beredar terlihat sejumlah karyawan kesulitan mengevakuasi kendaraan roda dua miliknya yang terparkir di area pabrik.
Sayangnya, tingginya curah hujan bisa mengganggu proses pemulihan ekonomi. Sebab banjir di sejumlah titik bisa mengganggu momentum pemulihan.
"Yang jelas kalau ada banjir ini akan ganggu pemulihan ekonomi," kata Peneliti INDEF, Eko Listiyanto saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Selasa (9/11).
Meskipun titik lokasi banjir di Jakarta masih terhitung kecil dan sedikit, namun belum bisa dipastikan kapan puncak musim penghujan. Terlebih saat ini baru menginjak bulan November dan biasanya puncak musim penghujan ada di bulan Januari.
"Sejauh ini masih kecil, tapi kita belum tahu apakah sudah puncaknya musim penghujan atau belum," kata dia.
Meskipun banjir hampir terjadi setiap tahun, namun dampaknya masih belum bisa diminimalisir. Tingginya genangan air bisa melumpuhkan pusat-pusat kegiatan ekonomi seperti pasar tradisional, ruko hingga mal. Sebab, Jakarta merupakan kota yang ekonominya digerakkan sektor perdagangan.
"Yang dirugikan ini terkait dengan aktivitas ekonomi yang rentan seperti pasar yang bisa otomatis tutup. Ruko dan kafe juga sama. Termasuk pusat perbelanjaan atau mall yang kunjungannya bisa menurun bila turun hujan," kata dia.
Ganggu Pemulihan Ekonomi
Apalagi bila banjir berlangsung lama hingga berminggu-minggu seperti beberapa tahun yang lalu. Hal ini bisa berdampak pada proses pemulihan ekonomi di ibu kota. Walaupun secara umum, masyarakat sudah adaptif dengan kondisi banjir yang terjadi setiap tahun.
"Kinerja pencapaian ekonomi mereka akan terganggu kalau ini (banjir) berlangsung lama, lebih dari 2-3 minggu," kata dia.
"Jadi secara umum banjir akan mengganggu tingkat ekonomi di Jakarta juga pada proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung," kata dia mengakhiri.
Sebagai informasi, hingga Senin (8/11) Pusat Data dan Informasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat sudah 91 RT di Jakarta yang terendam banjir. Mayoritas atau sebanyak 70 RT berada di Jakarta Timur dan 21 RT berlokasi di Jakarta Selatan.
Tingginya banjir membuat 56 kepala keluarga dengan 182 jiwa harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi untuk menyelamatkan diri.