Bank Sampoerna catat peningkatan laba bersih dua digit di Semester I/ 2018
Ali Rukmijah, Direktur Utama Bank Sampoerna, menyatakan bahwa, kenaikan laba bersih tersebut didorong oleh beberapa faktor, di antaranya pertumbuhan kredit dan disiplin dalam pengelolaan beban operasional.
Bank Sahabat Sampoerna (“Bank Sampoerna”) melaporkan kinerja keuangan semester I/ 2018 dengan peningkatan laba bersih sebesar 23,8% atau menjadi Rp29,7 miliar dari Rp23,9 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan operasional Bank Sampoerna, yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya, tumbuh 21,0% menjadi Rp322,1 miliar pada semester I/ 2018 dari Rp 266,2 miliar pada semester I/ 2017.
Ali Rukmijah, Direktur Utama Bank Sampoerna, menyatakan bahwa, kenaikan laba bersih tersebut didorong oleh beberapa faktor, di antaranya pertumbuhan kredit dan disiplin dalam pengelolaan beban operasional. Bank juga terus menekankan perbaikan kualitas kredit serta terus memaksimalkan peningkatan fee-based income.
-
Kapan Sri Sultan Hamengkubuwono II memerintah? Ia memerintah pada kurun waktu tahun 1792-1828.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana cara Kepala LKPP mendorong UMKK untuk berkontribusi dalam ekonomi Indonesia? Salah satunya dengan memasukan produknya di Katalog Elektronik. Sebagai marketplace terbesar yag dimiliki pemerintah, dengan memasukan produk dalam Katalog Elektronik, maka produk UMKK tersebut akan dilihat oleh 83 Kementerian/Lembaga dan lebih dari 500 Pemerintah Daerah.
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
-
Apa yang dilakukan Sultanah Safiatuddin untuk kemajuan ekonomi Kesultanan Aceh? Dalam bidang ekonomi, Kesultanan Aceh mengalami perkembangan pesat lantaran banyak sekali kapal-kapal asing yang bersandar di Pelabuhan Aceh.
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
Hingga akhir Juni 2018, secara konsolidasi Bank Sampoerna telah menyalurkan kredit senilai Rp6,8 triliun atau tumbuh 12,4% dari penyaluran kredit di akhir Juni 2017 sebesar Rp6,1 triliun. Dari seluruh kredit yang disalurkan Bank Sampoerna, sekitar 80,0% di antaranya atau senilai Rp5,5 triliun disalurkan ke segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"UMKM merupakan fokus bisnis Bank Sampoerna. Ke depan kami akan tetap mendukung UMKM. Salah satunya melalui akses pembiayaan seperti Kredit Multi Guna Probiz yang menawarkan skema pembiayaan yang fleksibel," lanjut Ali.
Penyaluran kredit yang tumbuh mampu meningkatkan pendapatan bunga bersih (NII) naik sebesar 16,7% secara year on year (yoy) menjadi Rp302,4 miliar. Sementara itu rasio kredit macet (non-performing loan/ NPL) Gross masih tercatat pada level yang cukup aman yaitu 3,8% meningkat sebesar 0,1% dibandingkan dengan NPL Gross pada akhir semester I-2017 sebesar 3,7%.
Kinerja positif Bank Sampoerna juga didukung dengan pertumbuhan double digit Dana Pihak Ketiga (DPK). Hingga akhir Juni 2018, DPK Bank Sampoerna tercatat Rp7,7 triliun atau naik 13,1% dibandingkan dengan posisi per akhir Juni 2017 sebesar Rp6,8 triliun. Peningkatan dana murah berupa giro dan tabungan (CASA) mencatatkan pertumbuhan tertinggi.
Rekening giro Siaran Pers No. No. 011/CA/BSS/VII/2018 pada Bank Sampoerna tercatat membukukan pertumbuhan yoy sebesar 44,9% menjadi Rp325 miliar, sedangkan tabungan tumbuh 14,4% yoy menjadi Rp823 miliar. Rekening deposito Bank Sampoerna juga mengalami kenaikan sebesar 11,7% yoy menjadi Rp6,6 triliun.
Hal ini berdampak pada peningkatan pada CASA Ratio ke tingkat 14,8% dibandingkan dengan 13,8% pada satu tahun sebelumnya, lebih lanjut dijelaskan Henky Suryaputra, Chief Financial Officer Bank Sampoerna.
Pertumbuhan CASA yang solid serta tingginya penyaluran pinjaman pada segmen UMKM telah memungkinkan Bank Sampoerna untuk meningkatkan marjin bunga bersih (NIM) ke level 7,0% meskipun telah dilakukan penurunan suku bunga pinjaman.
"Peningkatan DPK yang sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit menjadikan rasio pinjaman terhadap total simpanan atau Loan to Deposit Ratio (”LDR”) berada di level 88,6% pada akhir Juni 2018, relatif tidak berubah dibandingkan dengan 88,3% pada tahun sebelumnya. Tingkat LDR ini dipandang cukup baik mengingat fluktuasi kondisi ekonomi di Indonesia," jelas Henky lebih lanjut. Sementara itu, rasio keuangan lainnya dapat dicapai pada level yang cukup baik, seperti ROE 4,8%, dan CAR 18,5%.
"Kami yakin paruh kedua tahun 2018 ini Bank Sampoerna masih berpotensi tumbuh positif. Pengembangan produk Probiz dan penyaluran kredit ke sektor UMKM akan terus kami selaraskan dengan kebutuhan pasar demi memajukan perekonomian di Indonesia," tutur Ali menutup pembicaraan.
Baca juga:
5 Perusahaan raksasa bonafide ini milik keluarga di Indonesia
Belanja konsumen menurun, penjualan industri rokok turun 2,3 persen
Raup laba 2017 Rp 12,67 T, Sampoerna sebar dividen Rp 107,3 per lembar saham
Sampoerna gandeng 40.000 minimarket larang jual rokok ke anak di bawah 18 tahun
Sampoerna telekomunikasi gandeng PT INTI produksi perangkat 4G
Catat pendapatan Rp 95,5 T, Sampoerna raih penghargaan Finance Asia