Fakta Sejarah Situs Gembirowati, Peninggalan Sri Sultan HB II di Gunungkidul
Situs tersebut dinamakan “Gembirowati” yang berarti “kegembiraan yang baik”.
Situs tersebut dinamakan “Gembirowati” yang berarti “kegembiraan yang baik”.
Fakta Sejarah Situs Gembirowati, Peninggalan Sri Sultan HB II di Gunungkidul
Banyak peninggalan sejarah tersebar pada berbagai tempat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Peninggalan bersejarah itu salah satunya dapat ditemukan di Kabupaten Gunungkidul.
Di Desa Girijati, Kecamatan Panggang, Gunungkidul, terdapat sebuah peninggalan Kerajaan Mataram Islam bernama Pesanggrahan Gembirowati. Situs tersebut dinamakan “Gembirowati” yang berarti “kegembiraan yang baik”.
-
Dimana Pesanggrahan Garjitowati dibangun? Dilansir dari Wikipedia, Pesanggrahan Garjitowati sendiri merupakan tempat istirahat kereta kuda yang dibangun oleh Susuhunan Paku Buwono II sebagai tempat istirahat kereta kuda yang akan pergi ke Imogiri.
-
Siapa yang membangun Pesanggrahan Garjitowati? Dilansir dari Wikipedia, Pesanggrahan Garjitowati sendiri merupakan tempat istirahat kereta kuda yang dibangun oleh Susuhunan Paku Buwono II sebagai tempat istirahat kereta kuda yang akan pergi ke Imogiri.
-
Apa yang ada di petilasan Prabu Siliwangi? Terdapat Kolam Air Alami Dalam kanal YouTube Wong Dewek yang fokus memuat tentang sejarah budaya dan mitos masyarakat, di lokasi ini terdapat dua buah kolam air alami yang jernih yakni lanang dan wadon (laki-laki dan perempuan).
-
Dimana lokasi penemuan di Gunungkidul? Lokasi ini terletak di jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) Gunungkidul.
-
Bagaimana Pesanggrahan Garjitowati diubah menjadi Ngayogyakarta Hadiningrat? Setelah pembangunan selesai, pesanggrahan tersebut diubah namanya menjadi Ayodhya yang kemudian dilafalkan menjadi Ngayodhya dan Ngayogya. Kata inilah yang kemudian berubah menjadi Ngayogyakarta Hadiningrat yang berarti tempat yang baik dan sejahtera yang menjadi suri tauladan keindahan alam semesta.
-
Apa yang ditemukan di Gunungkidul? Warga Planjan, Saptosari, Gunungkidul, dikejutkan dengan fenomena alam berupa penemuan goa bawah tanah pada proyek Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).
Pesanggrahan ini dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono II. Ia memerintah pada kurun waktu tahun 1792-1828.
Dilansir dari Gunungkidulkab.go.id, rujukan atas keberadaan tempat ini adalah Serat Rerenggan Kraton. Dalam serat itu disebutkan bahwa pesanggrahan hasil seni karya Sri Sultan Hamengkubuwono II ada tiga belas buah.
Namun yang masih dilacak keberadaan fisiknya tinggal empat buah yaitu Pesanggrahan Ngarjokusumo, Wonocatur, Purwokusumo, dan Jowinangun.
Situs Gumbirowati berada pada kawasan perbukitan kapur dengan ketinggian 126-130 meter di atas permukaan laut. Suasana di sekitar situs itu cukup sejuk.
Masyarakat sekitar memanfaatkan lahan di sekeliling situs untuk bercocok tanam. Berbagai macam tanaman seperti ketela, padi, dan pisang dapat dijumpai di sekitar Situs Gembirowati.
Selain itu di sekitar situs terdapat pohon-pohon yang berumur sangat tua seperti Randu Alas, Gayam, Klepu, Pule, dan Ancar yang tingginya antara 15-25 meter.
Ukuran Bangunan
Dikutip dari website Jogjasianat, bangunan, gaya arsitektur dan pilar-pilarnya berasal dari abad ke-16. Situs ini memiliki struktur bangunan berteras dan berbahan batu putih.
Selain itu, situs ini memiliki bentuk dua buah dinding yang memanjang dari arah barat ke timur. Sisa bangunan teras pertama yang berada di bawah berukuran panjang 22,70 meter, lebar 0,5 meter, dan tinggi 1,04 meter.
Sedangkan sisi bangunan kedua terletak di atas teras pertama memiliki panjang 16,82 meter, lebar 0,5 meter, dan tinggi 1,02 meter. Kedua teras itu memiliki selisih tinggi 2,10 meter dan dihubungkan oleh tangga.
Pada bagian dinding terdapat panel-panel dengan hiasan geometris dan karang laut. Unsur-unsur hiasan itu memiliki kemiripan dengan unsur hiasan pada bangunan-bangunan masa klasik dan masa Islam.
Kisah tutur yang berkembang di masyarakat sekitar menceritakan bahwa pesanggrahan itu dulunya dibangun oleh seorang pelarian Majapahit bernama Dipokusumo.
Ia membangun pesanggrahan itu sebagai sebuah padepokan untuk mengembangkan ilmu kanuragannya.
Dilansir dari Wikipedia, Situs Gembirowati pernah dikunjungi oleh ahli purbakala berkebangsaan Belanda tahun 1902. Penelitian terkait situs tersebut selanjutnya diadakan tahun 1982 berupa studi pengumpulan data situs. Penelitian kembali dilakukan pada tahun 1984/1985 melalui studi kelayakan oleh Kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala (SPSP) DIY.
Kegiatan pengumpulan data dan studi kelayakan dilanjutkan dengan penggalian pemugaran yang dilaksanakan oleh kantor SPSP DIY pada tahun 1991 dan Kantor SPSP DIY bekerja sama dengan Jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 1992.