Potret Situs Batu Tulis Muruy di Pandeglang, Peninggalan Abad ke-18 dan Bermotif Tulisan Arab
Motif kaligrafi tersebut kabarnya dibuat oleh keturunan kerajaan yang sempat mengungsi untuk menghindari kejaran Belanda.
kesultanan bantenMotif kaligrafi tersebut kabarnya dibuat oleh keturunan kerajaan yang sempat mengungsi untuk menghindari kejaran Belanda.
Potret Situs Batu Tulis Muruy di Pandeglang, Peninggalan Abad ke-18 dan Bermotif Tulisan Arab
Kesultanan Banten merupakan kerajaan yang cukup lama memerintah di wilayah paling barat Pulau Jawa. Salah satu misi yang dibawa adalah perdagangan dan menyebarkan agama Islam.
Ada banyak peninggalan kuno yang masih dapat dilihat selain sisa bangunan Keraton Surosowan. Salah satu yang masih menjadi misteri adalah Situs Batu Tulis Muruy yang ada di wilayah Kabupaten Pandeglang.
-
Apa yang tertulis di situs batu kuno Gunung Singkil? Di batu pertama terdapat tulisan aksara China kuno bertuliskan “Chao zhou jie yang xi qi xii dao guang er shi ba nian zhi qing kao ya xiao xii gong mu bi zii men lin she xiao nan qian wan (cheng – jian) ying deng tong,” Jika diartikan tulisan tersebut berbunyi “Makam ayahanda Bapak Xii Ya Xiao dari dinasti Qing yang berasal dari Desa Xi Qi Xii. Kabupaten Jie Yang. Karesidenan Chao Zou dan makam Ibunda Kelaurga XII dari suku (marga) Lin diletakkan bersama-sama oleh putera-puteranya yang berbakti yaitu Qian Wan, Qian Jian, Qian Cheng, Qian Ying padatahun ke-28 Pemerintahan Dao Guang”
-
Bagaimana bentuk bebatuan di Situs Batu Panjang? Pengunjung bisa menyaksikan bentuk bebatuan yang menjulang tinggi, berbentuk pipih dan berbaring.
-
Dimana lokasi Situs Batu Panjang? Terletak persis di Dusun Cimara, Desa Cibeureum, Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis, situs batu panjang merupakan peninggalan masa megalitikum yang masih tersisa.
-
Apa yang ditemukan di situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Di Kota Ketapang, Kalimantan Barat, ada sebuah situs peninggalan Hindu Buddha. Peninggalan itu kemudian dikenal dengan nama Candi Negeri Baru.
-
Dimana letak Desa Wisata Batulayang? Destinasi yang berada di wilayah dataran tinggi membuat kawasan tersebut terasa sejuk, dengan suguhan pemandagan alam dan daya tarik lokal yang sayang untuk dilewatkan.
-
Di mana lokasi batu lesung yang dipercaya membawa berkah di Lampung Barat? Salah satu yang terkenal adalah batu lesung di Desa Luas, Kecamatan Batu Ketulis.
Terdapat motif ukiran berbahasa Arab di salah satu sisinya. Motif kaligrafi tersebut kabarnya dibuat oleh salah satu keturunan kerajaan yang sempat mengungsi untuk menghindari kejaran Belanda.
Hingga sekarang, tempat tersebut masih ramai dikunjungi oleh para pencinta sejarah, termasuk oleh keturunan kerajaan Kesultanan Banten.
Kisah Situs Batu Tulis Muruy menjadi salah satu bukti kejayaan pemerintah sultan dalam memerdekakan Banten dari cengkeraman Belanda yang dikenal licik dan kerap menindas wilayah kekuasaannya agar lemah.
Ditemukan di Desa Murni Pada 1980
Mengutip YouTube Mang Dhepi, Situs Batu Tulis Muruy sebelumnya ditemukan di Kampung Muruy, Desa Murni, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang.
- Potret Daerah Terluar Kerajaan Majapahit, Ada Situs Parwati yang Mengalirkan Air Suci
- Potret Terkini Gedung CTN Lamongan, Dulu Bangunan Megah Kini Terkesan Kumuh dan Terbengkalai
- Potret Dapur dengan Pemandangan Terindah dan Langka, Bikin Banyak Umat Muslim Iri
- Potret Wisata Batu Quran di Pandeglang yang Konon Keramat, Ada Ukiran Kaligrafi yang Dibuat Pakai Telunjuk Manusia
- Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana Dewas KPK: Saya Sengaja
- Ini Barang yang Dicuri dari Rumah Dinas Bobby Nasution, Ternyata Nilai Kerugiannya Segini
Penemuannya terjadi secara tidak sengaja, ketika masyarakat sedang melakukan bersih-bersih kampung. Saat ditemukan pertama kali, posisi batu sedang terlilit akar pohon dan berada di antara semak belukar.
Posisinya berada persis di samping Sungai Cibenda yang mengalir di tengah-tengah Kabupaten Pandeglang menuju lautan lepas.
Ukiran Berbahasa Arab
Dalam laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, batu sendiri tampak dalam keadaan utuh dengan ukuran yang cukup besar. Tingginya hampir setara dengan manusia dewasa, dan memenuhi ruangan pelindungnya.
Di sana tertulis kaligrafi berbahasa Arab yakni “athal haman khomsatun anabu sahra al-sanatun” dan masih belum seluruhnya terbaca sempurna.
Namun di kalimat tersebut terdapat angka yang diduga sebagai tahun pembuatan dari kaligrafi tersebut yakni 1161 Hijriah, atau jika diterjemahkan adalah tahun 1741 masehi silam.
Dibuat oleh Keturunan Kesultanan Banten saat Melarikan Diri dari Belanda
Jika dikaitkan dengan masa kekuasaan, ukiran diduga dibuat pada masa pemerintahan Raja Muhammad Syifa Zaenal Arifin yang berkuasa pada 1733 sampai 1750 M.
Berdasarkan literatur, sosok putra dari Nyi Kamilah yang merupakan keturunan Kesultanan Banten yang membuat ukiran tersebut. Saat itu, Nyi Kamilah bersama kedua putranya tengah melarikan diri dari kejaran pasukan Belanda.
Kemudian setelah dewasa, putra-putranya pamit untuk kembali ke Kerajaan Surosowan untuk melawan kekejaman Belanda. Ditulis lah tahun pada masa itu, termasuk tujuannya kembali ke kerajaan yakni untuk mengembalikan kejayaan dan melepaskan Banten dari tangan penjajah Belanda.
Jadi Destinasi Sejarah
Saat ini situs batu tersebut sudah dijadikan sebagai salah satu destinasi bersejarah yang ada di Kabupaten Pandeglang. Lokasinya persis berada di pinggir Sungai Cibenda, dan terlindung di bawah rimbunnya pepohonan.
Setiap akhir pekan atau hari besar yang diadakan oleh keturunan Kerajaan Banten, lokasi ini selalu dipadati oleh banyak kalangan.
Namun karena letaknya berada di pinggir sungai, maka keberadaannya juga cukup terancam lewat gerusan air sungai.