Perkakas Batu Berusia 9.000 Tahun Ditemukan di Bawah Air, Terbuat dari Batu Tertua di Amerika
Artefak kuno ini ditemukan di Danau Huron, Michigan, Amerika Serikat.
Perkakas Batu Berusia 9.000 Tahun Ditemukan di Bawah Air, Terbuat dari Batu Tertua di Amerika
Perkakas Batu Berusia 9.000 Tahun Ditemukan di Bawah Air, Terbuat dari Batu Tertua di Amerika
Tim arkeologi bawah air dari Universitas Texas di Arlington, Amerika Serikat berhasil menemukan artefak batu berusia 9.000 tahun di Danau Huron, Michigan. Artefak batu kuno yang terbuat dari obsidian tersebut terletak sejauh 3.218 kilometer dari Oregon Tengah.
Pecahan obsidian yang ditemukan di bawah air ini merupakan spesimen obsidian barat tertua dan paling timur yang pernah ditemukan di daratan Amerika Selatan
-
Kapan peralatan batu itu ditemukan? Penemuan itu termasuk dalam daftar temuan terpenting pada 2010 lalu.
-
Bagaimana perkakas batu manusia purba digunakan? Perkakas dari batu flint umumnya digunakan untuk menggali tanah atau menguliti hewan.
-
Dimana penemuan perkakas manusia purba ini? Penemuan ini merupakan contoh tertua dari jenis perekat di Eropa dan menjadi bukti kecerdasan Neanderthal.
-
Di mana jarum batu tertua ditemukan? Enam artefak batu aneh ditemukan oleh para arkeolog yang sedang melakukan penggalian di dekat tepi Danau Xiada Co di Dataran Tinggi Tibet Barat pada 2020 lalu.
-
Bagaimana peralatan batu itu berusia 130.000 tahun? Peralatan batu itu diperiksa umurnya dengan analisis stratigrafik, cabang geologi yang mempelajari lapisan-lapisan batu.
-
Dimana penemuan batu kuno itu? Temuan itu terjadi di kawasan bernama Plakia di Pulau Kreta Yunani.
Foto: Univesitas Texas di Arlington, Amerika Serikat.
"Dalam kasus ini, artefak obsidian kecil ini mengungkapkan hubungan sosial di seluruh Amerika Utara 9.000 tahun yang lalu. Artefak yang ditemukan di bawah Great Lakes berasal dari sumber geologis di Oregon, sejauh 4.000 kilometer. Hal ini menjadikannya salah satu jarak terpanjang yang pernah tercatat untuk artefak obsidian di mana pun di dunia." kata Ashley Lemke, asisten profesor sosiologi dan antropologi di Universitas Texas.
Sumber: Scitech Daily
Sumber: Scitech Daily
Hasil kerjasama yang mereka kerjakan digabung “Obsidian Oregon Tengah dari Situs Arkeologi Holosen Awal yang Tenggelam di Bawah Danau Huron” hasil ini diterbitkan bulan lalu dalam jurnal PLOS One.
Sumber: Scitech Daily
Batu Berharga
Situs ini berada di bawah air dengan kondisi yang tidak terganggu. Dengan demikian para peneliti bisa secara sistematis dan ilmiah mengambil dengan mudah obsidian tersebut. Obsidian ini merupakan jenis kaca vulkanik yang digunakan dan diperdagangkan secara luas sepanjang sejarah manusia sebagai bahan berharga untuk membuat perkakas tajam.
Temuan di Danau Huron merupakan bagian dari studi yang luas untuk memahami organisasi sosial dan ekonomi pemburu rusa kutub pada zaman es terakhir. Pada masanya, danau tersebut memiliki tingkat air yang jauh lebih rendah, ilmwuan telah menemukan misalnya situs kuno seperti tembok batu dan tempat persembunyian pemburu yang sekarang berada 30,4 meter di bawah air.
Sumber: Scitech Daily
"Temuan ini sangat menarik karena menunjukkan seberapa pentingnya arkeologi bawah air."
Ashley Lamke, pemimpin dan innovator sekaligus ketua Dewan Penasihat Arkeologi Bawah Air.
Sumber: Scitech Daily
"Pelestarian situs bawah air kuno tidak ada tandingannya di daratan, dan tempat-tempat ini memberi kita peluang besar untuk belajar lebih banyak tentang manusia masa lalu."
Ashley Lamke, pemimpin dan innovator sekaligus ketua Dewan Penasihat Arkeologi Bawah Air.
Sumber: Scitech Daily