Ilmuwan Ungkap Rasanya Minum Air Tertua di Bumi
Air tertua di dunia ini memiliki kandungan sulfat yang tinggi. Kandungan kimia tersebut memicu dugaan para ilmuwan mengenai kemungkinan adanya mikroba.

Air telah terperangkap di dalam bumi selama miliaran tahun. Pada tahun 2016, sekelompok ilmuwan berhasil menemukan air tertua di planet kita. Air yang sangat tua ini ditemukan ketika para peneliti menjelajahi sebuah tambang logam basal terdalam di dunia yang terletak di Ontario, Kanada.
Menurut laman IFL Science yang dilansir pada Jumat (21/2), cairan yang terperangkap di antara batuan selama 2 miliar tahun ini berhasil ditemukan setelah pencarian selama 17 tahun di Tambang Kidd Creek.
Selama bertahun-tahun, tim peneliti berusaha menemukan air yang terperangkap di dalam batuan bekas tambang tersebut. Mereka menjelajah hingga kedalaman 2,4 km di bawah permukaan tanah.
Dalam proses pencarian, mereka menggunakan bau khas air sebagai petunjuk utama. Air tersebut terisolasi sepenuhnya di dalam tambang, tanpa adanya kontak dengan permukaan selama miliaran tahun.
Para ilmuwan mempelajari usia air dengan mengukur gas-gas yang terperangkap di dalamnya, seperti helium, neon, argon, dan xenon. Keberadaan unsur-unsur ini dalam air disebabkan oleh proses sedimentasi yang berlangsung selama waktu yang sangat lama.
Pengukuran ini memungkinkan ilmuwan untuk melacak sejarah air dan memahami proses geokimia yang terjadi di dalam kerak bumi. Diperlukan lebih dari empat tahun pengujian ketat untuk memastikan usia air tersebut dengan akurat.
Menariknya, temuan air itu bukan hanya berupa tetesan kecil, melainkan dalam volume besar yang masih mengalir di dalam batuan. Ini menunjukkan bahwa terdapat proses geologis yang masih aktif yang mempertahankan keberadaan air tersebut, meskipun telah terperangkap selama miliaran tahun.
Hingga saat ini, air ini merupakan yang tertua yang pernah ditemukan di Bumi. Uniknya, air ini memiliki rasa yang sangat asin dan pahit, bahkan lebih asin daripada air laut.
Konsentrasi mineral yang sangat tinggi dalam air ini diyakini berasal dari proses pelarutan mineral dalam batuan selama jutaan hingga miliaran tahun. Rasa yang ada pada air tersebut dipengaruhi oleh usianya serta reaksi kimia yang terjadi antara air dan batuan di sekitarnya.
Selama miliaran tahun, air ini tetap mengalir dengan kecepatan dan volume yang tidak terduga. Hal ini memberikan wawasan baru mengenai dinamika air di dalam kerak bumi yang sebelumnya kurang dipahami.
Air tertua di Bumi ini juga mengandung sulfat dalam jumlah tinggi. Senyawa kimia ini membuat para ahli menduga adanya kemungkinan kehidupan mikroba di dalamnya. Sulfat dapat digunakan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme yang hidup dalam kondisi ekstrem, seperti yang ditemukan di lingkungan bawah laut yang kaya akan senyawa belerang.