Ilmuwan Akhirnya Temukan Jawaban Mengapa Volume Lautan di Bumi Tetap Konstan Selama Jutaan Tahun
Ilmuwan Akhirnya Temukan Jawaban Mengapa Volume Lautan di Bumi Tetap Konstan Selama Jutaan Tahun
Penemuan ini mengungkap misteri asal usul air di planet kita dengan cara yang sangat mengejutkan.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di laut dalam? Tepat setelah pukul 10.00 pagi waktu setempat pada 6 Januari 2023, di Lautan Selatan sekitar 1.100 kilometer di selatan Argentina, kamera bawah air Matthew Mulrennan menangkap penampakan yang tidak biasa. Di sana, 176 meter di bawah kapalnya, seekor cumi-cumi tunggal bergerak menembus air yang sangat dingin. Dengan tentakel merah terang yang terentang, tubuh tembus pandang, dan cahaya bioluminesen biru yang samar, cumi-cumi sepanjang 12 sentimeter ini berpotensi menjadi cumi-cumi pertama yang pernah terekam di lingkungan alaminya.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan tentang lantai samudra? Para peneliti menemukan bahwa sebagian besar lantai samudra tidak tertutup oleh tanah liat, tetapi oleh 'mozaik kompleks sisa-sisa mikrofosil'.
-
Bagaimana ilmuwan membuktikan endapan itu dari laut purba? Foto: Endapan laut purba/Prakash Chandra Arya Menggunakan analisis laboratorium ekstensif, tim dapat mengonfirmasi bahwa endapan ini adalah hasil presipitasi dari air laut purba, dan bukan dari tempat lain, seperti bagian dalam Bumi (misalnya, dari aktivitas vulkanik bawah laut).
-
Apa yang ditemukan ilmuwan tentang sejarah Bumi? Penemuan baru tentang sejarah kuno Bumi menunjukkan bahwa planet ini mungkin pernah memiliki sistem cincin sekitar 466 juta tahun yang lalu, pada awal periode pemboman meteorit yang sangat intens, yang dikenal sebagai lonjakan dampak Ordovisium.
-
Bagaimana ilmuwan menemukan jejak lautan purba? Ilmuwan meneliti sampel batu kapur di Italia untuk menemukan jejak lautan purba itu.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di dalam Bumi? Baru-baru ini, sekelompok ilmuwan dari China Academy of Sciences mengklaim mereka menemukan bukti tambahan yang mendukung kebenaran teori ini. Mereka berpendapat potongan besar dari Theia mungkin terperangkap dalam lapisan dalam Bumi.
Ilmuwan Akhirnya Temukan Jawaban Mengapa Volume Lautan di Bumi Tetap Konstan Selama Jutaan Tahun
Bayangkan luasnya samudera yang ada di muka Bumi. Kemudian bayangkan ada samudera yang tiga kali lipat lebih luas dari itu tapi bukan di permukaan Bumi, melainkan jauh di bawah Bumi di kedalaman 700 kilometer.
Penelitian yang bertujuan untuk menelusuri asal muasal air di bumi telah membawa para ilmuwan pada suatu penemuan yang benar-benar luar biasa—adanya samudera yang tersembunyi di dalam lapisan mantel bumi, 700 kilometer di bawah permukaan.
Samudera tersembunyi yang terperangkap di dalam mineral biru atau dikenal sebagai ringwoodite ini memicu pertanyaan baru tentang asal muasal air di planet kita.
Ukurannya begitu besar hingga mencapai tiga kali lipat dari total volume semua lautan yang ada di permukaan Bumi.
Penemuan ini tidak hanya menarik karena skala yang luar biasa, tetapi juga karena memberikan teori baru tentang siklus air di Bumi.
Dilansir laman WECB, penemuan ini menunjukkan air di Bumi mungkin tidak hanya berasal dari tumbukan komet, seperti yang diduga oleh beberapa teori sebelumnya, tetapi juga merembes perlahan-lahan dari dalam inti Bumi itu sendiri.
Steven Jacobsen, seorang peneliti dari Universitas Northwestern, Illinois, Amerika Serikat, dan penulis utama dari studi ini, menjelaskan, "Ini adalah bukti konkret bahwa air di Bumi berasal dari dalam."
Menurut Jacobsen, penampungan air tersembunyi ini juga dapat menjelaskan mengapa volume lautan di Bumi tetap konstan selama jutaan tahun.
Untuk mengungkap rahasia lautan tersembunyi ini, para peneliti menggunakan 2.000 seismograf di seluruh Amerika Serikat, menganalisis gelombang seismik dari lebih dari 500 gempa bumi.
Gelombang-gelombang ini, yang merambat melalui lapisan dalam Bumi termasuk intinya, melambat ketika melewati batuan yang mengandung air, sehingga para ilmuwan dapat menyimpulkan keberadaan penampungan air yang sangat besar ini.
Adanya air di dalam mantel Bumi, mengalir di antara butiran mineral, dapat mengubah pandangan kita tentang siklus air di planet ini.
Jacobsen menekankan pentingnya penampungan ini. Tanpanya, air akan ada di permukaan Bumi, dan kemungkinan besar puncak gunung akan menjadi satu-satunya daratan yang terlihat.
Kini, dengan penemuan inovatif ini, para peneliti tertarik untuk mengumpulkan lebih banyak data seismik dari seluruh dunia untuk menentukan apakah pencairan mantel ini merupakan kejadian yang umum terjadi.
Temuan mereka berpotensi merevolusi pemahaman kita tentang siklus air di Bumi dan memberikan wawasan baru tentang salah satu proses paling mendasar di planet kita.