600 Juta Tahun Lalu Gunung Everest adalah Laut, Ini Buktinya
Gugusan pegunungan Himalaya, yang salah puncaknya adalah Everest, diyakini jutaan tahun lalu merupakan lautan.
600 Juta Tahun Lalu Gunung Everest adalah Laut, Ini Buktinya
600 Juta Tahun Lalu Gunung Everest adalah Laut, Ini Buktinya
Jutaan tahun lalu, gugusan pegunungan Himalaya adalah lautan. Ini dibuktikan dengan temuan terbaru ilmuwan dari Indian Institute of Science (IISc) dan Universitas Niigata Jepang. Himalaya adalah gugusan pegunungan yang membentang di wilayah India, Nepal, dan China. Salah satu puncaknya adalah Everest.
Para ilmuwan menemukan tetesan air yang terjebak dalam endapan mineral yang kemungkinan besar merupakan sisa-sisa laut purba yang ada di wilayah itu sekitar 600 juta tahun lalu. Analisis endapan, yang mengandung kalsium dan magnesium karbonat, juga memungkinkan tim untuk memberikan penjelasan untuk peristiwa yang mungkin menyebabkan peristiwa oksigenasi besar dalam sejarah Bumi. Sumber: Ancient Pages
-
Di mana letak Gunung Everest? Gunung Everest berdiri di perbatasan antara China dan Nepal, dan bagian utaranya berada di sisi China.
-
Apa spesies laut terbesar di dunia? Paus hiu adalah spesies ikan raksasa di dunia yang bisa mencapai berat hingga 21,5 ton dan tumbuh hingga panjang mencapai 12,6 meter.
-
Kapan Gunung Everest mulai tumbuh lebih tinggi? Tekanan dari tumbukan lempeng India dan Eurasia 40-50 juta tahun yang lalu membentuk Pegunungan Himalaya dan lempeng tektonik tetap menjadi alasan utama kenaikan terus-menerus.
-
Bagaimana hujan 2 juta tahun itu terjadi? Penyebab utama dari terjadinya peristiwa pluvial Carnian adalah perubahan iklim akibat erupsi gunung berapi yang sangat besar di Provinsi Igneous Besar Wrangellia, sebuah bagian bumi yang saat ini mencakup wilayah Alaska, Amerika Serikat hingga wilayah British Columbia, Kanada.
-
Apa yang membuat Gunung Everest tumbuh lebih tinggi? Ini adalah efek yang disebut rebound isostatik.
-
Bagaimana ilmuwan mengetahui umur air tertua di dunia? Air yang mengalir sekitar tiga kilometer di bawah permukaan tanah ini, diperkirakan berusia antara 1,5 miliar hingga 2,6 miliar tahun berdasarkan pada hasil pengujian yang menjadikannya air tertua yang pernah ditemukan di Bumi.
"Kami telah menemukan kapsul waktu laut paleo (laut purba)."
Prakash Chandra Arya, Ph.D, mahasiswa Center for Earth Sciences (CEaS), IISc dan penulis pertama penelitian yang diterbitkan Precambrian Research.
Sumber: Ancient Pages
Para ilmuwan meyakini, antara 700 dan 500 juta tahun lalu, lapisan es tebal menutupi Bumi dalam periode yang panjang. Ini disebut Snowball Earth glaciation, salah satu peristiwa glasial besar dalam sejarah Bumi.
Snowball Earth glaciation disusul dengan peningkatan jumlah oksigen pada atmosfer Bumi, disebut Peristiwa Oksigenasi Besar Kedua (Second Great Oxygenation Event), yang akhirnya yang akhirnya mengarah pada evolusi bentuk kehidupan yang kompleks. Sejauh ini, para ilmuwan belum memahami sepenuhnya bagaimana peristiwa ini saling terkait satu sama lain karena kurangnya fosil yang masih utuh serta lenyapnya semua laut purba yang pernah ada dalam sejarah Bumi.Namun batuan laut yang ditemukan di Himalaya ini bisa memberikan sejumlah jawaban.
"Kami tidak tahu banyak hal mengenai laut-laut purba. Seberapa berbeda atau mirip laut purba jika dibandingkan dengan laut hari ini? Apakah laut purba itu lebih asam atau basa, kaya nutrisi atau kurang nutrisi, hangat atau dingin, dan apa komposisi kimia dan isotopiknya?"
Prakash Chandra Arya, Ph.D, mahasiswa Center for Earth Sciences (CEaS), IISc dan penulis pertama penelitian.
Manfaat Penelitian
Prakash Chandra menambahkan, temuan ini juga bisa memberikan tanda mengenai iklim Bumi di zaman purba, dan juga bermanfaat untuk pemodelan iklim.
Tim ilmuwan mencari endapan laut purba ini di sepanjang gugusan Himalaya Kumaon barat, membentang dari Amritpur ke gletser Milam, dan Dehradun ke wilayah gletser Gangotri. Foto: Endapan laut purba/Prakash Chandra Arya
Menggunakan analisis laboratorium ekstensif, tim dapat mengonfirmasi bahwa endapan ini adalah hasil presipitasi dari air laut purba, dan bukan dari tempat lain, seperti bagian dalam Bumi (misalnya, dari aktivitas vulkanik bawah laut). Para peneliti meyakini endapan ini bisa memberikan informasi terkait kondisi laut purba seperti pH, kandungan kimia, dan komposisi isotopiknya, yang sejauh ini hanya bisa diteorisisasi atau dimodelkan. Informasi ini bisa membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan evolusi laut, dan bahkan kehidupan, dalam sejarah Bumi.