Ada Kemungkinan Inti Bumi Bocor, Ilmuwan Jelaskan Dugaan Itu
Inti bumi sebagian besar tersusun dari logam berat, terutama besi dan nikel.
Bumi terdiri dari beberapa lapisan yang memiliki struktur unik, dengan inti sebagai pusatnya. Inti Bumi, yang terletak di tengah Planet Bumi, sangat panas dan memiliki kepadatan yang tinggi. Komposisi kimia dari inti Bumi sebagian besar terdiri dari logam berat, termasuk besi dan nikel.
Bola logam padat ini dikelilingi oleh lapisan besi cair dan nikel yang bergerak dengan cepat. Inti Bumi terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu inti dalam dan inti luar. Inti dalam memiliki radius sekitar 1.220 kilometer dan berada dalam keadaan padat akibat tekanan yang sangat tinggi, sedangkan inti luar memiliki ketebalan sekitar 2.300 kilometer dan berada dalam keadaan cair.
-
Apa yang ditemukan di inti bumi? Namun, para ilmuwan kini telah menemukan wilayah besar misterius berbentuk donat yang terletak di dalam inti terluar bumi.
-
Apa inti Bulan sebenarnya? Penelitian menemukan inti bagian dalam Bulan sebenarnya adalah bola padat dengan massa jenis yang mirip dengan besi.
-
Apa bentuk struktur baru yang ditemukan di inti Bumi? Dalam penelitian terbaru, para ilmuwan menemukan bahwa terdapat zona berbentuk donat di sekitar ekuator inti Bumi.
-
Bagaimana ilmuwan mengungkap inti Bulan? Teknik penelitian yang digunakan meliputi analisis gelombang akustik yang dihasilkan oleh gempa di permukaan Bulan.
-
Lapisan baru apa yang ditemukan di inti Bumi? Sebuah tim dari Universitas Nasional Australia telah menemukan bukti adanya lapisan baru pada planet ini yang berada di inti yang paling dalam. Dimaksudkan "Inti terdalam" ini adalah seperti bola paduan besi serta nikel.
-
Dimana ilmuwan menemukan inti Bulan? Mereka kemudian menyusun karakteristik Bulan dengan tipe inti yang berbeda-beda untuk menentukan tipe mana yang paling cocok dengan data observasi yang telah ada.
Sekitar 85 persen dari inti luar dan 90 persen dari inti dalam terdiri dari besi, sementara nikel menyumbang sebagian besar dari komponen yang tersisa. Kehadiran logam berat ini memberikan sifat magnetik pada pusat planet melalui proses dinamo geodinamika, yang dihasilkan oleh pergerakan besi cair di inti luar.
Proses ini menciptakan medan magnet Bumi yang berfungsi melindungi planet dari radiasi kosmik yang berbahaya serta angin matahari. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Geoscience pada tahun 2020 menunjukkan bahwa isotop besi dari inti Bumi mungkin merembes ke lapisan geologi di atasnya.
Lapisan tersebut adalah mantel berbatu, yang terletak pada kedalaman sekitar 2.900 kilometer di bawah permukaan Bumi. Mengambil sampel dari mantel Bumi yang sangat dalam bukanlah hal yang mudah, mengingat kedalaman dan suhu ekstrem yang ada.
Melansir laman IFL Science pada Rabu (11/12), para ilmuwan berhasil memperoleh temuan mereka melalui eksperimen laboratorium dan pemodelan geodinamik. Eksperimen ini bertujuan untuk memahami bagaimana cairan paduan besi bereaksi pada suhu yang sangat tinggi, sekitar 2.000°C, dan tekanan yang luar biasa kuat, yang mirip dengan kondisi di dalam Bumi.
Percobaan tersebut menunjukkan bagaimana isotop besi berpindah berdasarkan gradien suhu, di mana isotop yang lebih berat cenderung bergerak ke daerah yang lebih dingin. Efek ini menyebabkan material inti logam menyusup ke bagian bawah mantel, sebuah fenomena yang memberikan wawasan tentang dinamika material di dalam Bumi.
Beragam Aktivitas
Kebocoran inti bukanlah satu-satunya aktivitas dinamis yang terjadi di dalam Bumi. Selain material yang bergerak dari inti menuju permukaan, terdapat juga material lain yang berpindah dari permukaan ke kedalaman lebih dalam.
Para ilmuwan telah menemukan bahwa air dari permukaan Bumi terdorong ke dalam mantel akibat pergeseran lempeng tektonik. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 menunjukkan bahwa zona transisi mantel, yang berada pada kedalaman sekitar 410 hingga 660 kilometer, memiliki lapisan tebal yang kaya akan mineral ringwoodite.
Ringwoodite adalah mineral yang terbentuk di dalam mantel Bumi di bawah kondisi suhu dan tekanan yang ekstrem. Mineral ini dikenal dengan warna biru cerahnya dan memiliki kemampuan untuk menyimpan air dalam strukturnya, meskipun bukan dalam bentuk cair, gas, atau padat.
Air yang terdapat dalam ringwoodite terperangkap dalam bentuk ion hidrogen yang terikat dalam struktur kristalnya. Dengan adanya ringwoodite, para peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat banyak air yang terperangkap di zona transisi mantel.
Estimasi para peneliti menunjukkan bahwa jika hanya 1 persen dari batuan di zona ini mengandung air, maka jumlahnya bisa setara dengan tiga kali lipat dari total air yang ada di seluruh lautan Bumi. Hal ini berarti bahwa sebagian besar air yang ada di Bumi mungkin tersimpan di dalam mantel, terperangkap dalam mineral seperti ringwoodite.
Temuan ini tidak hanya merubah cara kita memahami distribusi air di Bumi, tetapi juga memberikan penjelasan mengenai siklus air dalam skala geologis serta interaksi air dengan aktivitas lempeng tektonik dan proses internal planet ini.