Sains Jelaskan Tarikan Gravitasi Mars Bikin Bumi Makin Dekat dengan Matahari
Meskipun Mars terletak sangat jauh, sehingga tidak dapat memberikan pengaruh gravitasi yang signifikan, terdapat interaksi halus antara kedua planet.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Communication pada Maret 2024, terungkap bahwa gravitasi Mars ternyata memengaruhi orbit Bumi. Menariknya, gravitasi dari planet merah ini menyebabkan Bumi sedikit lebih dekat dengan matahari.
Dietmar Muller, seorang peneliti dan ahli geofisika dari University of Sydney, Australia, menyatakan bahwa Mars memiliki efek mirip dengan butterfly effect terhadap Bumi. Ini adalah fenomena di mana perubahan kecil dapat memicu konsekuensi besar yang tidak terduga.
-
Mengapa jarak Matahari dan Bumi semakin menjauh? Ada dua faktor menjauhnya Bumi dari matahari. Pertama kehilangan massa. Matahari terus menghasilkan energi, sehingga massa matahari akan terus berkurang. Kemudian, pengaruh pasang surut di Bumi, seperti tarikan gravitasi bulan yang mengakibatkan pasang surut di Bumi, begitu pula gravitasi Bumi bisa menarik matahari.
-
Bagaimana Bumi menjauh dari Matahari? Profesor Fisika dan Astronomi di Beloit College di Wisconsin, Amerika Serikat, Britt Scharringhausen menyatakan hal tersebut dapat melonggarkan sisi matahari yang menghadap Bumi, dan menghasilkan tonjolan pasang surut. Massa tonjolan pasang surut tersebut memiliki tarikan gravitasi, bisa melempar Bumi ke depan garis edar matahari. Sehingga Bumi menjauh dari matahari.
-
Bagaimana interaksi orbit Bumi dan Mars memengaruhi iklim Bumi? Ilmuwan dari Universitas Sydney dan Sorbonne di Paris menemukan bahwa orbit Bumi dan Mars berinteraksi secara rahasia setiap 2,4 juta tahun sekali, memainkan peran penting dalam perubahan iklim global.
-
Di mana Matahari berada dalam orbit planet? Setiap planet di Tata Surya berputar mengelilingi Matahari dalam orbitnya masing-masing.
-
Bagaimana planet ini bisa lebih panas dari Matahari? Planet yang mengorbit dekat bintangnya disinari dengan sinar ultraviolet dalam jumlah besar. Hal ini dapat menyebabkan atmosfernya menguap, dan molekul-molekul di dalamnya terkoyak.
-
Bagaimana Bumi bergerak mengelilingi matahari? Seperti diketahui, bumi bergerak mengelilingi matahari dalam orbit berbentuk elips atau hampir melingkar.
Meskipun Mars berada pada jarak yang sangat jauh, yang seharusnya tidak memberikan pengaruh gravitasi yang signifikan, ternyata ada interaksi halus antara kedua planet yang menghasilkan perubahan kecil namun penting.
Menurut laporan dari Science Alert pada Selasa (10/12), penelitian ini juga menemukan dampak menarik dari gravitasi Mars, yaitu pengaruhnya terhadap siklus arus laut dalam di Bumi.
Melalui analisis mendalam terhadap catatan geologis yang berusia lebih dari 65 juta tahun, para peneliti mengidentifikasi pola yang terulang setiap 2,4 juta tahun. Pola ini dikenal sebagai siklus besar astronomi, yang berkaitan dengan perubahan arus laut dalam yang mengalami fase kuat dan lemah secara bergantian.
Ketika arus laut dalam berada pada fase kuat, terbentuk pusaran air besar yang mendorong air hingga ke dasar lautan. Arus ini memiliki kekuatan untuk mengikis lapisan sedimen di dasar laut, menciptakan formasi yang mirip dengan tumpukan salju.
Adriana Dutkiewicz, seorang ahli geosains dari University of Sydney dan penulis utama penelitian ini, menjelaskan bahwa siklus tersebut hanya dapat dipahami melalui satu konsep, yaitu adanya resonansi gravitasi antara Bumi dan Mars.
Dalam resonansi ini, kedua planet berinteraksi secara gravitasi saat mereka mengorbit matahari. Interaksi tersebut menghasilkan perubahan kecil pada bentuk orbit Bumi, yang mengakibatkan planet kita sedikit lebih mendekat ke matahari.
Jarak yang lebih dekat dengan matahari menyebabkan peningkatan tingkat radiasi, yang pada gilirannya membuat iklim Bumi menjadi lebih hangat. Seiring berjalannya waktu, Bumi seharusnya akan kembali ke posisi semula, tetapi dampak gravitasi Mars yang tidak begitu terlihat ini berpotensi memengaruhi pola iklim Bumi dalam jangka panjang.
Arus laut memiliki kekuatan yang besar
Menurut hasil pemetaan akumulasi sedimen laut yang berlangsung selama jutaan tahun, terdapat bukti bahwa arus laut dalam yang kuat terbentuk selama periode pemanasan iklim yang dipicu oleh gravitasi Mars.
Penelitian terhadap retakan sedimen di lautan menunjukkan bahwa pergeseran tersebut terjadi sekitar 56 juta tahun yang lalu, saat suhu Bumi mengalami kenaikan hingga 8 derajat Celsius. Peristiwa ini diduga terkait dengan berbagai faktor, termasuk perubahan pada orbit Bumi dan kedatangan komet. Hal ini menunjukkan adanya kemungkinan hubungan dengan Mars.
Para peneliti menyatakan bahwa pemanasan iklim yang terjadi tidak disebabkan oleh pemanasan global yang diakibatkan oleh emisi gas rumah kaca.
Meskipun penelitian ini masih berada dalam tahap spekulasi, hasil temuan tersebut menunjukkan bahwa siklus alami yang dipicu oleh gravitasi dapat berkontribusi pada pergerakan arus laut jika terjadi pemanasan global.
Salah satu mekanisme yang terlibat dalam proses ini adalah Atlantic Meridional Overtuning Circulation (AMOC), yang merupakan sirkulasi laut di Samudra Atlantik yang berfungsi mengalirkan panas, karbon, dan nutrisi dari daerah tropis menuju Lingkaran Arktik.
Ketika proses ini berlangsung, panas, karbon, dan nutrisi yang dibawa akan mendingin dan tenggelam ke dalam laut yang lebih dalam. AMOC memiliki peranan yang sangat vital dalam menjaga keseimbangan iklim global.
Namun, beberapa ilmuwan memprediksi bahwa AMOC berpotensi mengalami kerusakan dalam beberapa dekade mendatang. Penelitian terbaru ini, meskipun belum final, dapat memberikan kontribusi positif dengan meningkatkan sirkulasi laut.