Merkurius Dulunya Seukuran Bumi, Pernah Bertabrakan dengan Planet Lain sehingga Menjadi Kecil
Ilmuwan menduga Planet Merkurius dulu ukurannya sama dengan Bumi. Namun ada kejadian alam yang membuat bentuknya mengecil.
Ilmuwan menduga Planet Merkurius dulu ukurannya sama dengan Bumi. Namun ada kejadian alam yang membuat bentuknya mengecil.
Merkurius Dulunya Seukuran Bumi, Pernah Bertabrakan dengan Planet Lain sehingga Menjadi Kecil
Merkurius merupakan planet yang memiliki beberapa keunikan. Ia merupakan planet terkecil di Tata Surya dan planet yang letaknya paling dekat dengan Matahari.
Dengan atmosfer yang sangat lemah, suhu Merkurius bisa menjadi sangat ekstrem, yaitu mencapai 400 derajat Celsius pada siang dan -170 derajat Celsius pada malam.
-
Apa ciri khas Merkurius yang membuatnya berbeda dari planet lain? Dengan jarak hanya sekitar 58 juta kilometer dari matahari, Merkurius menampilkan ciri-ciri yang membedakannya dengan planet-planet lainnya.
-
Apa yang membuat Planet Merkurius unik? Merkurius adalah planet terkecil yang berada di Tata Surya. Radius rata-ratanya hanyalah 2.440 km, sekitar 1/3 ukuran bumi. Planet ini merupakan yang paling dekat ke Matahari.
-
Apa yang ditemukan di planet Merkurius? Baru-baru ini, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkap planet Merkurius memiliki lapisan berlian setebal 10 mil atau sekitar 16 kilometer.
-
Bagaimana Merkurius mengalami erosi pada atmosfernya? Ketidakmampuan Merkurius untuk menyediakan perisai magnetik yang kuat mengakibatkan terus-menerusnya erosi pada atmosfer tipisnya.
-
Dimana Merkurius berada di tata surya? Merkurius merupakan planet terkecil yang paling dekat Matahari, dengan jarak rata-rata 36 juta mil (58 juta km).
-
Kenapa tabrakan dengan protoplanet memengaruhi rotasi Bumi? Rotasi yang sangat cepat ini merupakan hasil dari tabrakan besar dengan sebuah protoplanet seukuran Mars yang menyebabkan semakin cepatnya momentum sudut Bumi.
Mengutip BBC, Selasa (23/4), meskipun saat ini menjadi planet yang paling mungil, terdapat hipotesis bahwa di masa lalu ukuran Merkurius serupa dengan ukuran Bumi saat ini.
Perlu diketahui bahwa penelitian terhadap Merkurius sangat sulit untuk dilakukan karena beberapa hal, seperti suhu ekstrem karena letaknya yang dekat dengan Matahari.
Alasan lain adalah karena gravitasi Merkurius yang sangat kuat akibat kedekatannya dengan Matahari sehingga diperlukan bahan bakar yang besar untuk memperlambat kecepatan pesawat yang ingin melakukan penelitian.
Akibat kesulitan tersebut, hingga sekarang, baru ada dua misi yang pernah selesai dilakukan untuk meneliti Merkurius, yaitu Mariner 10 dan MESSENGER. Misi-misi tersebut menghasilkan penemuan baru mengenai planet Merkurius.
Salah satu penemuan menarik mengenai Merkurius adalah bahwa ia mempunyai inti yang sangat besar jika dibandingkan mantelnya. Di samping itu, Merkurius memiliki kerak yang tipis. Hal-hal tersebut berlawanan dengan ciri khas planet batuan lainnya, seperti Bumi dan Mars.
Berdasarkan misi yang telah dilakukan, ditemukan pula sebuah hal mengejutkan, yaitu bahwa Merkurius dikelilingi oleh medan magnet.
Mengingat ketebalan Merkurius, penemuan tersebut menunjukkan bahwa planet ini memiliki inti besi dan intinya mungkin sebagian meleleh, seperti yang terjadi di Bumi.
Berbagai keunikan tersebut memunculkan hipotesis bahwa Merkurius awalnya terbentuk di posisi yang lebih jauh dari Matahari dan dekat dengan posisi Mars.
Intinya yang besar juga memunculkan indikasi bahwa Merkurius awalnya juga memiliki massa yang lebih besar, mirip dengan Bumi.
Pernah Bertabrakan
Pada suatu masa, Merkurius diduga bertabrakan dengan benda planet lain sehingga ia berputar ke arah Matahari. Tabrakan itu dapat melontarkan kerak, sehingga menjadi tipis, dan sebagian besar mantel Merkurius.
“Merkurius yang kita lihat saat ini mungkin tidak lebih dari inti planet yang sebelumnya pernah ada di sana,” ucap Nicola Mari, ahli geologi planet dari Universitas Pavia, Italia, yang tergabung dalam proyek BepiColombo.Misi ini merupakan misi kolaborasi dari Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Badan Penjelajah Antariksa Jepang (JAXA) untuk pergi ke Merkurius.
Dengan mengetahui aktivitas geologi Merkurius, penemuan tadi mendukung gagasan bahwa mantel di Merkurius berada sangat dekat dengan permukaan. Lebih lanjut, hal ini juga mendukung hipotesis tabrakan luar biasa yang terjadi pada Merkurius.