Bank Sentral Swiss Rugi Rp2.225 Triliun di 2022, Terburuk dalam 116 Tahun
Bank Nasional Swiss atau Bank Sentral Swiss melaporkan kerugian sebesar 132 miliar franc Swiss atau USD 143 miliar atau Rp 2.225 triliun untuk tahun keuangan 2022. Ini terjadi usai investor berbondong-bondong pindah ke tempat yang dianggap aman di tengah volatilitas ekonomi Eropa.
Bank Nasional Swiss atau Bank Sentral Swiss melaporkan kerugian sebesar 132 miliar franc Swiss atau USD 143 miliar atau Rp 2.225 triliun untuk tahun keuangan 2022, menjadi kerugian terbesar dalam 116 tahun sejarah bank sentral. Ini terjadi usai investor berbondong-bondong pindah ke tempat yang dianggap aman di tengah volatilitas ekonomi Eropa.
Kerugian ini setara dengan sekitar 18% dari proyeksi produk domestik bruto Swiss sebesar 744,5 miliar franc Swiss. Rekor kerugian dialami bank ini sebelumnya tercatat sebesar 23 miliar franc yang terjadi pada 2015. Ironisnya, pada tahun 2021, bank ini sempat melaporkan memiliki laba 26 miliar franc.
-
Bagaimana cara bank pemerintah berperan dalam mengatasi tantangan ekonomi? Selain itu, bank pemerintah juga seringkali memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengelola krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan ekonomi.
-
Siapa yang dikabarkan mengalami kesulitan keuangan? Meskipun kabar suami Zaskia Gotik yang sedang mengalami kesulitan keuangan, rumah tangga mereka dengan Sirajuddin semakin harmonis.
-
Kenapa penting untuk membuat anggaran yang ketat dalam menghadapi potensi krisis ekonomi? Mulailah dengan membuat anggaran yang sangat rinci untuk memantau pendapatan dan pengeluaran secara teratur. Identifikasi area di mana Anda dapat mengurangi biaya, seperti langganan yang tidak perlu atau pengeluaran makan di luar.
-
Kenapa Presiden Sukarno merasa kesulitan keuangan? "Adakah seorang kepala negara lain yang melarat seperti aku hingga sering meminjam uang dari ajudan?' kata Sukarno. "Dalam hal keuangan aku tidak mencapai banyak kemajuan sejak zaman Bandung," tambahnya.
-
Mengapa keberadaan bank pemerintah penting dalam perekonomian nasional? Bank pemerintah, yang di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan bank BUMN, adalah salah satu pilar utama dalam sistem keuangan suatu negara, memainkan peran yang krusial dalam mendukung stabilitas ekonomi dan pembangunan nasional.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
Melansir laman CNBC, kerugian pada 2022 membuat bank ini tidak akan bisa melakukan pembayaran seperti biasa kepada pemerintah Swiss dan negara-negara anggota. Bagian pembayaran kepada pemegang sahamnya juga akan terpengaruh. Dari kerugian tersebut, 131 miliar franc berasal dari posisi mata uang asing dan 1 miliar dari franc Swiss.
Sejak Juni 2022, franc Swiss telah diperdagangkan di atas satu euro, level yang sebelumnya hanya disentuh sebentar pada tahun 2015 di tengah keberadaan mata uang tunggal UE.
Swiss secara historis berusaha untuk mengendalikan kekuatan franc karena ekonominya yang berat. Meskipun analis berpendapat sektor bisnis Swiss masih dapat kompetitif meskipun franc meningkat karena inflasi zona euro.
Pada bulan Desember, Bank Nasional Swiss menaikkan suku bunga untuk ketiga kalinya pada 2022, menjadi 1%. Itu demi melawan inflasi 3%, jauh di bawah tingkat inflasi zona euro, yang tetap di atas 10%.
Sebelumnya, SNB pada tahun lalu juga terkena dampak kerugian dalam portofolio saham dan obligasi di tengah penurunan pasar yang lebih luas. Meski masih mengantongi 400 juta franc melalui kepemilikan emasnya.
Karsten Junius, Kepala Ekonom Bank Swiss J.Safra Sarasin, mengatakan jika kerugian bank sentral tidak akan mengubah kebijakan moneternya. Bahkan dia mengharapkan kenaikan 100 basis poin lagi, menjadi 2%, pada tahun ini.
"Sementara SNB juga akan membutuhkan waktu untuk membangun kembali cadangan valuasinya, akan membutuhkan waktu lebih sedikit untuk menunjukkan keuntungan daripada kasus Bank Sentral Eropa," katanya, juga mencatat bahwa inflasi di Swiss lebih dekat ke target 2% daripada di zona euro.
"Sementara kedua bank sentral secara struktural menguntungkan karena mereka dapat menghitung ulang kewajiban mereka pada tingkat yang lebih rendah daripada pasar, SNB akan mendapatkan bunga pasar yang lebih tinggi tahun ini sementara ECB terjebak dengan obligasi berimbal hasil rendah dalam pembukuannya dan akan tidak menguntungkan untuk bertahun-tahun," tambah dia.
Reporter: Natasha Khairunnisa Amani
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Sri Mulyani ke Perbankan: Tolong Jaga Bank Anda Baik-Baik
Perbankan Waspadai Kenaikan Suku Bunga AS Berlanjut di 2023
Krisis Global Saat Ini Mengulang Masa Perang Dingin Blok Barat & Uni Soviet
Sri Mulyani: Bangladesh, Sri Lanka dan Pakistan Jadi Pasien IMF
IMF Prediksi Sepertiga Negara Dunia Resesi di 2023, Sri Mulyani: Kita Tidak Termasuk
Sri Mulyani Sebut 2023 Jadi Tahun Menarik, Kenapa?