Banyak Uang Palsu Beredar, BI Sarankan Pedagang Beralih ke Transaksi Nontunai
Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jawa Barat menyebut bahwa transaksi uang palsu di pasar tradisional cukup tinggi dibandingkan tempat lain. Plt Penyelia Perkasan Kantor Perwakilan BI Jawa Barat Tri Septiadi menyarankan kepada para pembeli dan pedagang pasar tradisional untuk melakukan transaksi nontunai.
Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jawa Barat menyebut bahwa transaksi uang palsu di pasar tradisional cukup tinggi dibandingkan tempat lain. Plt Penyelia Perkasan Kantor Perwakilan BI Jawa Barat Tri Septiadi menyarankan kepada para pembeli dan pedagang pasar tradisional untuk melakukan transaksi nontunai.
"Hal tersebut kita lakukan untuk meminimalisasi peredaran uang palsu di kalangan pedagang yang bisa merugikan," ujarnya saat ditemui di Pasar Ciawitali, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Rabu (11/3).
-
Kenapa QRIS di luncurkan oleh Bank Indonesia? Alasan mengapa Bank Indonesia mengesahkan transaksi QRIS ini adalah karena aksesnya yang begitu cepat.
-
Bagaimana cara DPR RI agar BI dapat meningkatkan upaya pencegahan peredaran uang palsu? Untuk itu, kita harus mewaspadai hal tersebut. Apalagi motifnya semakin canggih. Ada uang yang dimutilasi, ada juga uang yang dicat ulang sehingga menyerupai pecahan uang tertentu. Khususnya pada pecahan uang rupiah baru yang sampai saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa membedakan dengan baik,” ucap Puteri.
-
Apa itu QRIS? Transaksi QRIS dinilai serupa dengan uang elektronik seperti e-toll.
-
Kapan Bank Garansi QLola by BRI diluncurkan? Kehadirzn layanan Bank Garansi di QLola by BRI kini kian memudahkan para pelaku usaha.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
Saat ini, para pedagang bisa menggunakan jasa keuangan apapun untuk bisa melakukan transaksi nontunai dan bisa menerima pembayaran dari jasa keuangan manapun. Dengan begitu, para pedagang tinggal menyiapkan atau memperlihatkan QRcode untuk media pembayaran para pembeli.
"Bank Indonesia saat ini sudah menstandarkan kode QR standar pembayaran nasional dengan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) Pedagang yang punya nomor rekening juga bisa meminta QRcode ke pihak bank dan menjadi media pembayaran pembeli. Jadinya nanti terintegrasi," katanya.
Meski demikian, ia menjelaskan bahwa transaksi tunai tetap akan terjadi sehingga para pedagang harus semakin teliti saat menerima uang karena ancaman uang palsu akan terus terjadi. Meski semakin identik antara uang asli dengan yang palsu, ia memastikan tetap ada perbedaan.
"Namun memang idealnya para pedagang ini bertransaksi nontunai, karena selain bisa meminimalisasi transaksi menggunakan uang palsu, ini juga bisa lebih aman karena uangnya langsung masuk akun atau rekening sehingga lebih aman saat terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, seperti kejahatan atau ancaman lainnya," tutupnya.
Baca juga:
BI: Sistem Pembayaran QRIS Kurangi Peredaran Uang Palsu
Bank Indonesia Ingin Pedagang Pasar Transaksi Gunakan QRIS Agar Tak Repot
Per Februari 2020, 618.340 Pedagang Jakarta Terima Pembayaran Pakai QRIS
BI Gencar Sosialisasi QRIS Sampai ke Daerah
Sejak Agustus 2019, BI Catat 1,7 Juta Merchant Telah Pakai QRIS Saat Pembayaran
BI Klaim QRIS Efektif Cegah Kebocoran Anggaran Belanja Daerah