BBM murah ala Vivo ancam timbulkan persaingan tak sehat
BBM murah ala Vivo ancam timbulkan persaingan tak sehat. Selain itu, ironisnya selama ini pemerintah terus mendorong PT Pertamina mempromosikan penjualan BBM Ron 90 (Pertalite) agar mengurangi konsumsi publik terhadap BBM Ron 88 (Premium).
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Komisi VII, Rofi Munawar, menilai penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) Ron 89 milik Vivo berpotensi memunculkan persaingan tidak sehat. Di sisi lain, kebijakan ini semakin menegaskan bahwa tata niaga yang berorientasi liberalisasi telah terjadi di sektor hilir migas.
"Dengan keberadaan BBM Vivo Ron 89, tentu saja ini terasa tidak adil, karena beban yang dimiliki oleh PT Pertamina lebih besar namun kompetitornya semakin banyak," ujar Rofi Munawar dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (1/11).
Legislator asal Jawa Timur ini memaparkan, ironisnya selama ini pemerintah terus mendorong PT Pertamina mempromosikan penjualan BBM Ron 90 (Pertalite) agar mengurangi konsumsi publik terhadap BBM Ron 88 (Premium). Tapi dengan keberadaan BBM Ron 89 Vivo menunjukan bahwa kampanye tersebut akan bertolak belakang dengan usaha yang telah dilakukan selama ini.
Rofi juga mendesak komitmen Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), agar segera memberikan tenggat waktu dan tempat yang pasti kepada PT Vivo Energy untuk segera membuka SPBU miliknya di daerah-daerah yang memiliki karakteristik 3T (tertinggal, terdepan dan terluar).
"Sebagai bentuk komitmen terhadap kebijakan BBM satu harga maka sudah seharusnya program pendirian SPBU Vivo di luar Jawa segera terealisasi paling lambat tahun 2017. Tentu saja dengan kualitas harga dan layanan yang sama seperti di Jakarta. Jika mampu terealisasi akan menjadi sebuah bukti konkrit keberpihakan pemerintah dalam memberikan layanan terbaik kepada konsumen di seluruh wilayah Indonesia," tutur Rofi.
Anggota Panitia Kerja (Panja) migas ini mengingatkan PT Vivo Energy agar dalam melakukan penjualan BBM Ron 89 bukan hanya sebagai sebuah strategi marketing dan terobosan pemasaran, tapi sebagai bentuk keseriusan dalam membangun infrastruktur distribusi yang terjangkau bagi masyarakat. Sebab, sebelum ini Vivo Energy sudah pernah beroperasi dan terhenti.
"Pada awalnya Vivo berencana membangun kembali 6-7 SPBU. Pengembangan ini keliatannya memang sedikit, tapi jangan lupa bahwa dapat berlaku hukum pasar. Bila ada barang lebih murah, maka konsumen akan berpindah. Bukan tidak mungkin justru menggeser SPBU Pertamina yang lain (di Jabodetabek)," tutup Rofi.
Sebagaimana diketahui, Vivo memasarkan harga Revvo 89 (Ron 89) sebesar Rp 6.100 per liter, lebih rendah dari harga Premium (Ron 88) yang berada di angka Rp 6.450 per liter untuk kawasan Jawa-Madura-Bali. Tidak hanya jenis Revvo 89, SPBU Vivo juga menjual BBM jenis Revvo 90 (setara dengan Pertalite) per liternya Rp 7.500, dan Revvo 92 (setara dengan Pertamax) Rp 8.250 per liter.
-
Kenapa harga BBM di Singapura tinggi? Penerapan tarif pajak yang lebih tinggi telah menaikkan harga minyak di negara kecil tersebut.
-
Kapan Pertamina menyesuaikan harga BBM? PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023.
-
Apa penghargaan yang diraih oleh BRI? Berkomitmen tinggi pada penerapan keuangan berkelanjutan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berhasil meraih penghargaan Environmental, Social, and Corporate Governance (ESG) Award 2023 yang diselenggarakan oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI).
-
Mengapa Pertamina menyesuaikan harga BBM? Pertamina menyesuaikan harga BBM untuk mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
-
Apa saja komponen dalam jual beli BBM? Dalam jual beli BBM, lanjutnya, terdapat tiga komponen, yaitu Pajak PPN, PBBKB, dan Iuran BPH Migas. Ketiga komponen tersebut merupakan kontribusi para pelaku usaha kepada negara atas hasil pengelolaan kekayaan negara.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga jual BBM non subsidi? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
Baca juga:
ESDM pastikan penjualan BBM di SPBU Vivo tak langgar aturan
Pelanggan Telkomsel bisa tukar poin dengan BBM di SPBU Pertamina
SPBU Vivo terancam ditutup jika tak penuhi syarat ini
4 Fakta soal SPBU Vivo, termasuk harga bensin lebih murah dibanding Pertamina
Selain Jabodetabek, SPBU Vivo bakal hadir di Maluku
Operator SPBU Vivo soal harga BBM Rp 6.100 per liter: Kita tidak rugi
Ini daftar harga bensin di SPBU Vivo, lebih murah dibanding Premium Pertamina