Beda Sikap Penjualan Obat Sirop Anak di Apotek BUMN dengan Apotek Swasta
Dalam kurun 1 hingga 2 minggu terakhir, pembelian obat sirop bagi anak yang tengah demam ataupun batuk pilek mengalami peningkatan, meski tidak signifikan.
Etalase obat-obatan sirop penurun demam pada anak di apotek Kimia Farma hilang. Seluruh obat sirop anak ditarik. Hal ini sebagai tindak lanjut atas perintah Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Salah satu pegawai apotek dan klinik Kimia Farma di Kota Bekasi mengatakan, penjualan obat sirop untuk anak dihentikan sejak Kementerian Kesehatan mengeluarkan perintah penarikan obat. Total, hampir 50 botol obat sirop anak dari berbagai merek yang tidak dijual sementara waktu.
-
Di mana minyak tersebut tumpah? Percikan atau tumpahan minyak saat memasak sering kali sulit dihindari.Jika tidak segera dibersihkan, lantai bisa menjadi licin dan berpotensi menyebabkan terpeleset saat dilewati.
-
Kapan Sawah Segar Sentul buka? Sawah Segar Sentul buka setiap Selasa–Minggu pukul 09.00-18.00 WIB saat weekdays. Saat weekend, buka pukul 08.00-18.00 WIB.
-
Kenapa bakwan sering menyerap minyak? Jika api kurang besar, bakwan akan menyerap minyak lebih banyak karena panas yang dihasilkan tidak mencukupi secara optimal.
-
Bagaimana cara membuat sirop bunga telang? Pertama, keringkan seluruh bunga telang yang sudah dipanen kemudian dikeringkan. Lalu, rebus air hingga mendidih dan masukkan bunga telang yang sudah dikeringkan. "Setelah itu kita saring dan dicampur dengan ekstrak jeruk kasturi dan juga gula. Dalam proses pembuatan ini saya tidak menambahkan bahan-bahan pengawet,"
-
Kapan durian Si Layung dipetik? Jam-jam tersebut memang menjadi daya tarik, karena warnanya yang indah dengan pemandangan matahari terbit.
-
Kapan Curug Bibijilan buka? Curug Bibijilan buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB.
"Sejak kemarin siang sudah ditarik, karena dilarang untuk dijual dulu," ujar pegawai apotek dan klinik Kimia Farma yang tak mau disebutkan namanya kepada merdeka.com, Jumat (21/10).
Pegawai tersebut menyampaikan, dalam kurun 1 hingga 2 minggu terakhir, pembelian obat sirop bagi anak yang tengah demam ataupun batuk pilek mengalami peningkatan, meski tidak signifikan.
Sementara untuk pasien yang berobat di klinik tersebut didominasi pasien dewasa, sehingga resep obat yang diberikan dokter yaitu obat tablet.
Sementara obat sirop anak ditarik, etalase Kimia Farma menyediakan vitamin atau booster imun yang dapat dikonsumsi anak ataupun orang dewasa.
"Yang ditarik kan hanya obat-obat sirop anak. Kami ikut instruksi pusat saja," pungkasnya seraya menutup percakapan.
Apotek Swasta
Sementara itu, apotek swasta yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari apotek dan klinik Kimia Farma yang dikunjungi merdeka.com, terpantau masih menjual beberapa obat sirop anak dengan berbagai macam merek.
Meski begitu, pengelola apotek tersebut mengatakan bahwa masyarakat sejak Kamis siang sudah tidak ada lagi yang membeli obat sirop anak.
"Sejak ada kabar tentang itu (penyakit gagal ginjal akut) tidak ada yang beli obat sirop anak. Biasanya sehari pasti ada yang beli," kata pengelola apotek swasta.
Dia mengatakan, kabar tentang penyakit gagal ginjal anak yang diduga disebabkan dari obat sirop, sedikitnya berpengaruh terhadap penjualan di apotek yang dia kelola.
Sebab, tak dipungkiri pada musim pancaroba saat ini imun anak-anak kerap mengalami penurunan. Akibatnya, tidak sedikit anak-anak alami demam, batuk, atau pilek.
Membeli obat sirop yang sudah populer di pasar pun menjadi pilihan para orang tua meredakan gejala yang diderita anak.
Atas kondisi saat ini, pengelola apotek swasta itu pun berharap ada penjelasan sekaligus titik terang mengenai obat-obatan yang tidak berdampak negatif bagi tubuh anak-anak ataupun orang dewasa.
"Selama ini baik-baik saja. Kalau ada berita seperti itu, obat-obatan ditarik kita pun meski tidak menarik obatnya tapi tidak berani untuk jual, orang tua pun begitu tidak beli sementara," pungkasnya.
Rencana Penarikan Obat oleh Pemerintah
Rencana penarikan obat sirop anak disampaikan langsung oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.
"Jadi sekarang, kami berkoordinasi dengan BPOM supaya bisa cepat dipertegas, itu obat-obatan mana saja yang harus kita tarik," kata Budi di Kota Serang, Banten Kamis (20/10).
Dia mengatakan, zat kimia tersebut terdeteksi di organ pasien melalui penelitian terhadap 99 pasien balita meninggal akibat gagal ginjal di Indonesia.
"Kami tarik dan ambil darahnya, kami lihat ada bahan kimia berbahaya merusak ginjal. Kemudian kami datangi rumahnya, kami minta obat obatan yang dia minum, itu mengandung juga bahan-bahan tersebut," ujarnya.
Budi mengatakan diperlukan sikap tegas pemerintah untuk melindungi masyarakat dari risiko gagal ginjal. Sebab jumlah kasus meninggal akibat gagal ginjal di Indonesia telah mencapai 70-an pasien per bulan.
"Yang terdeteksi (sakit) di Indonesia sekitar 35 sebulan, rumah sakit sekarang sudah mulai agak penuh, kami ambil tindakan preventif," katanya.
(mdk/idr)