Belum tutup tahun, Grab klaim kuasai pasar transportasi online
"Kami dari awal sudah jelas menargetkan market share 50 persen pelayanan aplikasi online transporting people."
Grab mengklaim telah menguasai 50 persen pasar transportasi online di Jakarta lebih cepat dari perkiraan. Ini dinilai berkat pelayanan lebih yang diberikan perusahaan penyedia aplikasi pemesanan transportasi tersebut.
"Kami targetnya adalah menambah pertumbuhan, indikatornya adalah market share. Kami dari awal sudah jelas menargetkan market share 50 persen pelayanan aplikasi online transporting people. Belum sampai akhir tahun kami sudah mencapai target tersebut," kata Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, Jakarta, Jumat (3/6).
-
Siapa yang menggunakan layanan transportasi online di Indonesia? Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain & Company pada 2022, layanan transportasi online digunakan oleh 80 persen populasi Indonesia.
-
Kapan layanan transportasi online mulai marak di Indonesia? Layanan transportasi online mulai marak di Indonesia sekitar tahun 2014-2015.
-
Mengapa Gojek dianggap sebagai penyedia layanan ride-hailing yang paling dipilih? Menurut pernyataan resminya, Selasa (24/9), penghargaan ini menunjukkan bahwa Gojek diakui sebagai penyedia layanan ride-hailing yang paling dipilih oleh pengguna saat menggunakan angkutan umum di Jakarta.
-
Mengapa transportasi umum di Jakarta beralih ke mobil? Perkembangan pembangunan membuat kondisi jalan di DKI Jakarta yang padat membuat transportasi beralih ke mobil yang disebut oplet.
-
Kenapa busi G-Power cocok untuk dipakai untuk ojek online dan pembalap? Dalam keterangan resminya, NGK mengklaim bahwa G-Power tidak hanya dapat meningkatkan performa, tetapi juga cocok untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari.
-
Apa contoh kecanggihan AI di bidang transportasi online? Aplikasi Transportasi Online Aplikasi transportasi online menggunakan teknologi AI untuk melakukan hal yang sangat kompleks yaitu menganalisis lalu lintas, memprediksi waktu tempuh, dan menemukan rute tercepat.
Ridzki mengakui, masyarakat Jakarta masih mengkhawatirkan sejumlah hal negatif dari jasa pemesanan transportasi online. Seperti tarif ditetapkan sepihak dan lamanya waktu tunggu.
Namun, dia kembali mengklaim bahwa Grab telah memberi dampak positif kepada para mitra pengemudi dan penumpang di Jakarta. Klaim itu didasarkan pada studi dampak sosial dilakukan oleh tim dari sekolah bisnis Universitas Cambridge.
"Kami punya istilah outserving our customer, memberikan layanan yang lebih baik dari yang diminta. Ini tentunya butuh kerja keras dari kami juga," katanya.
"Ini butuh konsistensi untuk layanan bukan hanya dari segi online-nya bahwa quality dari aplikasinya respon cepat, tapi juga offlinenya layanan dari mitra kami, standar dan tentunya aftersales service kami."
Grab mulai beroperasi di Indonesia pada Juni 2012. Awalnya hanya fokus pada pemesanan taksi meluas ke mobil pribadi dan ojek.
(mdk/yud)