Berikut usaha Tim Putra Petir sempurnakan mobil listrik Dahlan
Selo kini punya gear box dan teknologi rem termutakhir, beda dari Tuxuci. Diklaim tak mencontek Lamborghini.
Mobil listrik sport pesanan Menteri BUMN Dahlan Iskan yakni Selo hari ini, Minggu (22/12), mejeng di pameran rakyat mobil listrik Kementerian Riset dan Teknologi di Kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Mobil ini rancangan Tim Putra Petir ini dipamerkan langsung di hadapan Menristek Gusti Muhammad Hatta.
Anggota Tim Putra Petir yang merancang Selo, Ricky Elson, mengatakan mobil sport terbaru ini sedikit berbeda dengan generasi pertama Tucuxi. Seperti diketahui, Tuxuci adalah mobil listrik sport pertama milik Dahlan yang dirakit oleh Danet Suryatama. Namun mobil ini akhirnya hancur menabrak tebing ketika diuji coba oleh Dahlan sendiri di Karanganyar, Jawa Tengah, awal tahun ini.
-
Kapan Kota Solo resmi dialiri listrik? Pada 12 Maret 1901, Kota Solo resmi dialiri listrik.
-
Apa itu motor listrik? Motor listrik, yang sering disebut sebagai "molis", adalah jenis kendaraan bermotor yang menggunakan energi listrik untuk menggerakkan komponennya.
-
Bagaimana motor listrik bekerja? Cara kerja motor listrik terbilang sederhana, di mana ia mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik, memungkinkan motor untuk bergerak seperti motor berbahan bakar konvensional.
-
Kapan Damri berencana membeli bus listrik? Perum Damri mengusulkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1 triliun untuk 2025 yang akan digunakan untuk penyediaan 100 bus listrik Transjakarta dan peremajaan bus diesel angkutan perintis.
-
Kapan M Rizqi Iskandar Muda lahir? Secara kebetulan, Rizqi yang kelahiran Batang, Jateng, 9 November 2002 itu merupakan legislator termuda di DPRD Jateng pada periode ini.
-
Apa yang memengaruhi penggunaan energi mobil listrik? Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhi konsumsi energi mobil listrik yang perlu dipahami agar jangkauan dan kinerjanya dapat dioptimalkan.
"Kita beda, pertama (Selo) pakai gear box, dulu Tucuxi tidak pakai itu. Kemudian keamanannya kita juga menggunakan teknologi tinggi," ucap Ricky ketika ditemui merdeka.com di Monas, Jakarta.
Menurut Rikcy sistem pengereman Selo berbeda dengan Tucuxi dimana pada mobil Selo ada sistem untuk menyimpan energi mekanik pengereman yang kemudian kembali menjadi energi. Dia mengklaim mobil listrik Selo sudah menyamai teknologi Jepang dan Eropa.
"Sistem pengereman kita dari mennyimpan energi mekanik rem tadi kemudian jadi energi lagi dan ada gearbox seperti Jepang dan Eropa," katanya.
Mobil warna kuning ini menurut Ricky mampu berlari mencapai 220 km per jam. Dalam sekali pengisian baterai, maka mobil ini bisa menempuh 250 km.
Selain itu, meski terlihat kemiripan desain bodi dengan mobil sport ternama luar negeri, Ricky tidak terima kalau Selo disebut mencontek merek Lamborghini.
"Ini tim kita yang merancang, tidak meniru dan itu memalukan kalau kita meniru. Tapi memang design mendekati Lamborgini tapi kita tidak mencontek," urainya.
Tim Putra Petir bermarkas di Perusahaan karoseri dan bengkel Yogyakarta, Kupu-Kupu Malam. Sejauh ini, Selo sudah dikembangkan hingga generasi ketiga, berdasarkan model awal dari Tuxuci. Mobil ini dibangun dengan baterai 135 kilowatt dan mesin 180 tenaga kuda.
Untuk mewujudkan harapan adanya mobil listrik bertema sporty di Indonesia, Dahlan paling tidak sudah menggelontorkan uang pribadi miliaran rupiah. Buat proyek Selo saja, investasinya mencapai Rp 3 miliar. Selain Selo, Tim Putra Petir juga mengembangkan Gendhis, mobil jenis MPV kelas atas serupa Toyota Alphard.
Sebelumnya, Dahlan berkali-kali mengatakan bahwa tidak ada ruginya berinvestasi membangun mobil listri. Sebab, di masa mendatang, teknologi ini dapat menjadi alternatif terhadap kendaraan berbahan bakar minyak. Terbukti, kata Mantan Dirut PLN itu, pemerintah Amerika, Jepang, dan Eropa, juga selalu menyisihkan anggaran negara untuk riset-riset kendaraan bertenaga listrik.
"Mobil listrik di sana belum lama dikembangkan. Jadi kalau kita mulai mengembangkan mobil listrik saat ini saya rasa tidak akan ketinggalan," kata Dahlan saat berpidato di hadapan mahasiswa UGM (31/8).
(mdk/ard)