BI beberkan alasan Rupiah bakal sulit menguat
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Nanang Hendarsyah mengaku sulit membalikkan tren Rupiah yang melemah terhadap Dolar Amerika Serikat. Sebab, Indonesia masih mengalami defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD).
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) mulai menunjukkan penguatan setelah sebelumnya bertahan di level Rp 14.600-an per USD. Pagi tadi, Rupiah dibuka menguat tipis ke level Rp 14,583 per USD dibanding penutupan kemarin di Rp 14.593 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah sempat menguat usai pembukaan di level Rp 14.578 per USD. Namun kembali melemah ke level Rp 14.589, dan saat ini Rupiah berada di level Rp 14.588 per USD.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Bagaimana Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah tetap berjalan? Bank Indonesia pun memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan. Bahkan, Bank Indonesia sudah siap dengan skenario dalam penerapan redenominasi rupiah ini.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Nanang Hendarsyah mengaku sulit membalikkan tren Rupiah yang melemah terhadap Dolar Amerika Serikat. Sebab, Indonesia masih mengalami defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD).
Selain itu, secara global saat ini Dolar tengah menguat di hampir semua nilai tukar mata uang banyak negara di dunia.
"Makanya gini, kami melihatnya tidak semua negara bisa membalik Dolar. Semua melemah," kata Nanang di Gedung BI, Senin (20/8).
Dia mengungkapkan, saat ini Rupiah sudah melemah 7 persen terhadap Dolar. Mata uang negara lain pun mengalami hal yang sama dengan besaran pelemahan yang berbeda-beda. "Untuk rupiah misalnya sudah melemah 7 persen, India 9 persen, dan ada negara lain yang sampai 20 persen," ujarnya.
Kendati demikian, dia menegaskan BI akan selalu melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.
Intervensi juga dilakukan untuk menghindari pelemahan Rupiah merosot tajam. Sebab, jika Rupiah merosot secara tajam dipastikan akan membuat panik semua pihak.
"Kalaupun melemah, melemahnya secara gradual. Jangan melonjak tajam dan orang panik. Kami harapkan gradual saja (pelemahannya) yang penting cadangan devisa aman."
Baca juga:
BI relaksasi aturan lindung nilai, minimum hedging jadi USD 2 juta
PLN janji tak naikkan tarif listrik meski nilai tukar Rupiah melemah
Bank Indonesia: Kita optimis Rupiah stabil di Rp 14.400 pada tahun depan
Bos Waskita keluhkan pelemahan Rupiah pengaruhi nilai proyek
Kata BI soal suku bunga acuan naik tapi Rupiah masih melemah di Rp 14.600-an per USD