BI: Investasi Jadi Kendala Utama Industri Manufaktur Indonesia
Pertumbuhan investasi yang rendah di Indonesia tak terlepas dari permintaan produksi yang juga masih belum tinggi. Hal ini pun turut menekan laju ekspor, yang selama kuartal II 2019 terkontraksi 1,81 persen.
Sektor manufaktur dipandang sebagai salah satu penopang penting roda perekonomian Indonesia. Namun, masalah investasi menjadi penghambat berkembangnya industri tersebut di Tanah Air ini.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo menyebutkan jika industri manufaktur mati, maka tidak ada pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan berkelanjutan.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Di mana gedung Bank Indonesia Cirebon terletak? Jika melintasi Jalan Yos Sudarso nomor 5, Kota Cirebon, Anda akan mendapati sebuah gedung bergaya romawi kuno yang masih berdiri.
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
-
Di mana Perpustakaan Bank Indonesia di Surabaya berada? Perpustakaan ini terletak di tengah kota, tepatnya di Jalan Taman Mayangkara, Kelurahan Darmo, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya.
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
"Mengembangkan industri manufaktur yang lebih kuat dan lebih di masa depan sebagai fondasi ekspor dan peningkatan neraca transaksi berjalan bukanlah tugas yang mudah. Melakukan peran industri manufaktur perlu dukungan investasi," kata dia di Gedung BI, Jakarta, Senin (12/8).
Dia mengungkapkan, saat ini investasi menjadi permasalahan utama dalam sektor manufaktur. Selama kuartal II 2019, laju Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi hanya tumbuh 5,01 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Angka tersebut melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,85 persen.
"Investasi pernah masa berjaya historis tumbuh 7-8 persen, investasi swasta bahkan bisa lebih dari itu. Jadi masih banyak room investasi tumbuh," ujarnya.
Menurut dia, pertumbuhan investasi yang rendah di Indonesia tak terlepas dari permintaan produksi yang juga masih belum tinggi. Hal ini pun turut menekan laju ekspor, yang selama kuartal II 2019 terkontraksi 1,81 persen.
"Dengan ekspor melambat permintaan produksi berkurang dan otomatis investasi berkurang dan akan menurunkan pendapatan devisa ekspor," ungkapnya.
Namun dia menekankan mendorong investasi saja tidak cukup hanya mengandalkan kebijakan bank sentral maupun pemerintah. Namun juga perlu mengantisipasi pertumbuhan ekonomi global yang berpotensi mengalami penurunan. Seperti saat ini, sektor manufaktur unggulan seperti tekstil, otomotif, dan alas kaki perlu mendapat perhatian. Apalagi ketiga sektor tersebut memiliki pangsa pasar yang besar di negara maju.
"Perbaikan dalam iklim investasi mengarah pada industri manufaktur yang lebih kuat adalah kekuatan pendorong di belakang pertumbuhan ekonomi dan pengurangan defisit transaksi berjalan, dan dengan demikian menjadi perhatian utama bagi para pembuat kebijakan, di Bank Sentral. Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan lembaga terkait lainnya. Untuk mengatasinya diperlukan komitmen teguh dari semua pembuat kebijakan di negara ini. Paling tidak Bi melihat sektor unggulan, seperti tekstil, otomotif ,alas kaki, itu masih bisa jadi unggulan masuk ke negara negara maju," ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), industri manufaktur besar, sedang, maupun kecil melambat pada kuartal II 2019. Hal ini sejalan dengan kondisi global maupun ekspor yang juga mengalami perlambatan. Selama kuartal II 2019, produksi manufaktur besar dan sedang sebesar 3,62 persen, melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 4,45 persen.
Sementara itu, industri mikro dan kecil mencatatkan pertumbuhan produksi yang lebih tinggi dibandingkan industri besar dan sedang, yaitu sebesar 5,52 persen. Angka ini juga melambat jika dibandingkan dengan kuartal II 2018 yang tumbuh 6,88 persen.
(mdk/idr)